2. KEN !!

6.1K 615 66
                                    

Suasana ruang tunggu tempat pendaftaran pasien di sebuah rumah sakit ternama terlihat penuh. Semua bangku terisi. Seorang wanita cantik tengah menuntun dua putranya yang memiliki tinggi tubuh hampir sama. Hanya saja, yang lebih pendek terlihat agak kurus. Mereka memiliki wajah hampir sama selayaknya kembar. Baju mereka sama. Sama-sama memakai T-Shirt grey bergambar Ironman. Dan memakai sepatu sama pula. Mereka tidak kembar, tapi terlihat kembar. Mereka adalah saudara yang hanya berselisih satu tahun. Yang lebih tinggi berumur enam tahun, sedangkan satunya berumur lima tahun. Wajahnya sama tampan dan tubuhnya juga hampir sama.

Mereka seperti bocah kembar, padahal tidak kembar. Salahkan saja sang Ibu yang selalu memakaikan baju yang sama. Jadi terlihat kembar, 'kan?

Bukan tanpa alasan sang Ibu melakukan hal itu. Dua putranya itu selalu bertengkar jika mereka merasa diperlakukan tidak adil. Jadi, sebisa mungkin, sang Ibu selalu membelikan mainan dan pakaian serupa pada mereka agar tidak saling berebut.

Wanita itu masih setia menggandeng tangan kedua putranya. Satu putranya yang lebih tinggi tampak tenang dan menurut apa kata ibundanya. Satu putranya yang lebih pendek dan lebih muda satu tahun dan berada di tangan kanannya tampak tak bisa tenang seperti ingin lepas dari genggaman sang Ibu. Dia memang usil dan suka berlarian di area rumah sakit. Jika lepas sedikit saja, dia pasti sudah menjahili para pengunjung lain.

" Ken!!" bentak sang Kakak merasa tak nyaman dengan tingkah usil adiknya.

Nama bocah itu Kenshaka, tapi orang-orang akrab memanggilnya dengan sebutan Ken.

Kakaknya ingat bulan lalu adik bandelnya itu mencari masalah dengan menyembunyikan sandal kakek tua yang tengah tertidur pulas saat menanti antrian. Alhasil, sang Kakek kebingungan saat bangun menemukannya sandalnya tinggal satu. Sang Ibu akhirnya yang harus meminta maaf dan ditegur sang Kakek karena ulah bandel adiknya itu.

" Kak.." tegur sang Ibu lembut pada sang Kakak berusaha menasehati. Adiknya itu biarpun bandel tidak boleh dibentak dan mendengar suara keras. Sang Ibu selalu mengingatkan sang Kakak agar tidak membentak adiknya ataupun memarahinya, tapi kalau tidak dimarahi, tingkahnya akan semakin menjadi-jadi.

Bocah yang disapa Ken itu tampak menjulurkan lidah pada Sang Kakak, berniat sedikit meledek sang Kakak karena ibunya malah berpihak padanya.

Sang Kakak memutar bola mata malas menanggapi ulah adiknya itu. Ibunya selalu mengistimewakan Kenshaka. Itu bukan hal yang aneh lagi. Padahal tidak ada istimewanya sama sekali menurut sang Kakak. Biarpun Kenshaka berkulit putih, tapi dia lebih putih dari Kenshaka.

Kenshaka memang tampan, tapi dia lebih tampan darinya. Kenshaka memang imut, tapi dia lebih imut darinya.

Kenshaka juga bandel dan selalu merepotkan. Tidak seperti dirinya yang selalu bisa lebih mandiri dan pendiam, itu menurut sang Ayah. ayahnya berpihak padanya. Ayahnya tidak begitu mengistimewakan Kenshaka seperti sang Ibu.

Tiga orang beda usia dan jenis kelamin itu langsung duduk di deretan bangku antrian menunggu nomor antrian yang dibawa sang Ibu disebut. Sungguh, ini adalah kegiatan yang sangat membosankan. Bahkan, sang Kakak rela absen dari sekolah demi menemani sang Adik.

Ini adalah jadwal chek up rutin Kenshaka. Hampir setiap satu bulan sekali sang Ibu selalu mengantri disini untuk memeriksakan kesehatannya. Dan yang membuat sang Kakak tidak suka, sang Ibu selalu membawanya turut serta dengan alasan Ken butuh teman.

" Kak Juna.. Lihat Ken! Ken bisa lompat dari atas kursi," kata Kenshaka dari sebelah sang Kakak yang sedang duduk di sampingnya.

Kenshaka tampak sudah berdiri di atas kursi dan bersiap melompat. Sedangkan Sang Ibu sedang sibuk menuju loket karena nomor antrian putranya sudah dipanggil.

PANAH & PASIR [ONREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang