8. TETAP TINGGAL

3K 434 122
                                    

Arjuna tak bisa tidur. Entah sudah berapa kali dia mencoba menutup mata, namun saat iseng membuka kelopak matanya kembali, dirinya masih saja terjaga. Tidak ada rasa kantuk sama sekali walau dia sudah benar-benar ingin tidur dan sudah merasa lelah.

Hal seperti ini jika dipaksa untuk terus memejamkan mata, bukannya akan cepat tidur, tapi malah akan menimbulkan rasa pusing di kepala.

Terlalu banyak fikiran bisa saja mengganggu pola tidur, seperti yang dirasakan Arjuna saat ini. Semenjak menghabiskan waktunya di bawah pohon tadi siang dengan Kenshaka, curahan hati Kenshaka masih terngiang di telinganya saja. Jalan hidup mereka berdua begitu rumit. Mungkin, jika jantung Ken sehat, Arjuna akan lebih mudah membawanya mengingat kembali semuanya.

Berjalan keluar rumah menikmati udara malam yang bertabur bintang akan menjadi pilihannya jika sudah seperti ini. Arjuna meraih jaketnya dari lemari. Berjalan menjauh dari kasur dan membuka pintu pelan berusaha tidak menimbulkan suara. Sesekali Arjuna mendengar Ken terbatuk-batuk dari kamar sebelah. Semoga saja dia tidak apa-apa.

Arjuna mencari Mega di ruang kerjanya untuk meminta ijin. Jika tidak, bisa saja Mega malah akan menguncinya di luar karena merasa Arjuna tengah tidur dikamarnya.

Di depan kamar Mega dia berhenti. Mendekatkan telinganya ke pintu sebentar untuk sekedar mengecek apakah Mega masih terjaga. Lantas memberanikan diri memanggilnya dengan pelan.

" Ibu," panggilnya tanpa mengetuk pintu.

" Ya. Masuk," sahut Mega dari dalam. Arjuna membuka pintu perlahan. Dia hanya melongokkan kepalanya saja dibalik pintu yang sedikit dibukanya, takut mengganggu.

Tampak Mega sedang sibuk di depan meja kerjanya seperti sedang melakukan sesuatu yang penting.

Tampak Mega sedang sibuk di depan meja kerjanya seperti sedang melakukan sesuatu yang penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Boleh Juna pergi keluar sebentar?" ijinnya.

" Kemana? Ini hampir tengah malam, Juna. Udara malam di daerah ini sangat lembab. Tidak baik untuk kesehatan." Mega menghentikan aktivitasnya sebentar, lantas menoleh ke arah Arjuna.

" Sebentar saja. Ingin melihat pemandangan langit malam di desa ini. Siapa tau berbeda dari kota," katanya sambil terkekeh. Hanya mencari alasan saja agar Mega tidak mencurigainya yang tak bisa tidur.

" Sini dulu. Ibu pengen ngomong sesuatu."

Arjuna melangkahkan kakinya masuk tanpa berfikir panjang. Mungkin apa yang akan dikatakan Mega benar suatu hal yang serius.

Sebuah berkas di atas meja Mega sedikit menyita perhatiannya. Mungkin saja berhubungan dengan apa yang akan dikatakan Mega.

" ini berkas kepindahan sekolah kamu belum lengkap." Mega menunjukkan map coklat di atas mejanya. Arjuna menatap sekilas. Lalu memperhatikan Mega kembali.

" Awalnya Ibu ingin kamu melanjutkan sekolah disini, tapi tanpa surat pindah dari sekolah asal kamu dan berkas-berkas lain yang masih ada pada Ayahmu, perpindahan kamu tidak akan semudah itu. Ibu jadi berfikir dua kali dan membicarakannya dulu padamu."

PANAH & PASIR [ONREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang