Sesampainya di rumah pohon, Sunny dan Senja terduduk manis di kursi yang berada di bawah rumah pohon.
Di bawah rumah pohon, ada sedikit lahan kosong untuk mereka biasanya bermain basket.
Sunny yang memang tidak bisa diam saja tanpa melakukan aktivitas apapun, melihat bola basket di bawah ring, langsung saja ia mengambilnya dan mengajak Senja bermain bersamanya.
"Senja, main yuk", ujar Sunny sambil menarik tangan Senja.
"Malas ah", balas Senja memasang wajah sok capeknya.
Dalam hati Senja dia hanya berpura-pura, dia ingin menggoda Sunny agar terus membujuknya.
Dasar lelaki..
Sunny pun termakan oleh tipuan Senja yang sedari tadi hanya berpura-pura tidak mau menerima ajakannya. Sunny terus membujuk Senja dengan segala rayuan.
"Ayolah Senja, aku ingin bermain basket bersamamu", rengek dan bujuk Sunny dengan memasang wajah sedihnya, niatnya hanya ingin Senja luluh dan menurutinya.
"Nanti saja ya", balas Senja yang sebenarnya sudah tidak tahan menahan tawanya. Tapi ia tetap memasang wajah sok capeknya itu.
Sunny yang merasa ada kebohongan di mata Senja tersadar dan di detik itu juga ia membalas keusilan sahabatnya itu.
Sunny bermain basket sendiri, sedangkan Senja terduduk di kursi bawah rumah pohon sambil melihat Sunny bermain basket seorang diri. Senja merasa bahwa ia telah berhasil mengusili Sunny.
"Aduh", teriak Sunny terjatuh saat ia ingin lompat melempar bola basket itu ke dalam ring.
Ingat! Sunny hanya berpura-pura. Haha..
Mendengar dan melihat Sunny meronta kesakitan dan terjatuh, Senja langsung berlari menghampiri Sunny dan benar saja Senja sangat khawatir, ia melontarkan pertanyaan-pertanyaan pada Sunny yang menandakan bahwa ia takut kalau sampai Sunny kenapa-napa.
"Mana yang sakit? Bilang ke aku mana yang sakit Sunny?", ujar Senja dengan wajah panik karna khawatirnya.
"Kaki ku Senja, aduh", rintihan Sunny berakting memegang kakinya yang sebenarnya tidak sakit ataupun luka dengan mata berkaca-kaca.
Hal itu membuat Senja jauh lebih panik dari sebelumnya. Semakin Senja panik dan khawatir, semakin senang Sunny akan itu.
Sunny melihat wajah Senja yang menurutnya sangat lucu karna terlihat begitu panik tetap menahan tawanya. Kalau sampai ia tersenyum sedikit, pasti akan ketahuan oleh Senja.
Senja benar-benar panik, ia langsung menggendong Sunny tanpa Sunny minta, sebenarnya itu sudah Sunny duga akan di lakukan oleh Senja.
Senja menggendong Sunny ke kursi yang berada di bawah rumah pohon. Ia terlihat sangat khawatir pada Sunny. Ia berulang kali menanyakan pada Sunny apa yang di rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionPersahabatan antara gadis periang berparas cantik bernama Sunny dengan laki-laki tampan nan cuek bernama Senja, persahabatan seperti mereka pasti sangatlah di inginkan kebanyakan orang, karna seorang laki-laki hanya memperhatikan, menyayangi satu pe...