Bagi Sunny

27 4 0
                                    

Setelah baju mereka tidak terlalu basah seperti sebelumnya. Sunny dan Senja naik ke atas rumah pohon. Mereka bermain dan bercanda seperti biasanya.

"Ja, itung ya satu dua tiga! Senja kalah yey", sorakan Sunny yang begitu bahagia saat ia menang dalam memainkan batu gunting kertas.

"Kamu jago baget sih, belajar dari siapa? ", balas Senja sambil memencet hidung Sunny gemas.

" Dari Om Dono, Om Kasino, sama Om Indro", ujar Sunny sambil meringis

Hal yang sederhana pun bisa membuat mereka begitu bahagia. Senja tidak merasa keberatan jika ia harus selalu kalah dalam permainan yang mereka mainkan. Jika itu bisa membuat sahabatnya bahagia, apapun akan Senja lakukan demi dia.

Walaupun tiap harinya mereka selalu bersama ada saja hal yang membuat mereka tiada hentinya bercerita dan bercanda menikmati hidup mereka dengan cerita-cerita konyol mereka.

"Semalam, di tengah jalan saat aku mau pulang dari rumahmu, aku kepikiran buat telpon Lucas, aku mau ngasih tau dia kalo lusa proposal buat acara gebyar harus udah beres. Terus... ", ujar Senja menggantung.

" Terus apa? ", balas Sunny dengan raut wajah penasaran.

" Terus aku telpon Lucas aku bilang gini("Brot, lusa proposal buat gebyar harus udah beres ya"). Terus... ", ujar Senja yang menggantung lagi.

" Terus apa lagi? ", balas Sunny makin penasaran.

" Terus aku denger suara yang serem banget di telpon, suara itu bilang gini ke aku("brat brot brat brot malem-malem telpon ngata-ngatain saya brot brot, kamu pikir saya gembrot") ", ujar Senja yang sambil menirukan suara yang ia dengar semalam.

" Itu suara siapa? Apa kamu salah telpon orang ? ", ujar Sunny menatap Senja dengan wajah yang sangat serius.

Suasana makin menegangkan. Senja pun mengambil hp nya, ia memegang hp nya dan menunjukkannya pada Sunny.

" Aku liat layar hp ku, aku baca tulisan itu, tertulis nama... ", ujar Senja menggantung lagi.

Perkataan Senja yang dari tadi terus menggantung membuat Sunny semakin kesal karna penasarannya.

" Ayolah Senja cepat katakan", gerutu Sunny pada Senja dengan wajah cemberutnya.

"Ini", ujar Senja sambil meyodorkan handphone nya

"Anakku yang durhaka?! ", ujar Sunny kaget melihat nama yang ada di layar handphone Senja dan spontan Sunny tertawa.

" Pak Waluyo ", ujar Senja meringis

Keduanya pun tertawa puas seperti tak ada beban dan dosa meledek gurunya sendiri. Benar-benar sampai segitunya mereka tertawa yang hanya menertawakan sebegitu oneng nya seorang Senja sampai salah menelepon orang. Apalagi yang di telpon itu Pak Waluyo.

Konyol sekali kau nak. Haha..

Tidak terasa matahari mulai meredupkan sinarnya. Sunset pun mulai terlihat di pelupuk mata keduanya.

Senja dan Sunny memejamkan mata setelah sunset tak terlihat lagi di pandangannya. Mereka berdua membalikkan badan lalu melihat ke arah sebuah foto yang terpajang di dinding kayu rumah pohon mereka.

Mereka mengamati foto itu sambil tersenyum.

Banyak hal tentang Senja yang mungkin orang belum ketahui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak hal tentang Senja yang mungkin orang belum ketahui. Senja Wijaya Kusuma adalah anak tunggal dari seorang Nahkoda bernama
Angkasa Kusuma dan ibunya yang bernama Kemuning Leksmana seorang pengusaha restaurant mewah yang banyak memiliki cabang dimana-mana.

Di sekolah, Senja adalah mantan ketua OSIS. Ia memang bukan lagi seorang ketua OSIS tapi sudah tanggung jawabnya memberi arahan untuk ketua OSIS yang saat ini menjabat, maka dari itu ia sering kali menelepon Lucas.

Lucas adalah ketua OSIS yang sekarang. Senja pun adalah ketua kelas. Wali kelas Senja dan Sunny adalah Pak Waluyo. Maka dari itu Senja sering kali menghubungi keduanya, tak heran jika ia salah menelepon kemarin malam.

Kenapa bukan Sunny yang sering ia telpon, karna kapanpun Senja merindukan Sunny ia bisa langsung pergi ke rumah Sunny, karna takkan ada orang yang bisa melarangnya bertemu dengan Sunny.

Sejak dulu, Senja sudah terbiasa keluar masuk rumah Sunny. Sudah sering menginap di rumah Sunny. Jangan heran, jika orang tua keduanya sering sekali meminta untuk salah satunya menginap.

Kedua orang tua mereka saling percaya bahwa keduanya di takdirkan untuk selalu bersama. Sunny dan Senja pun tak masalah akan kepercayaan yang orang tuanya yakini. Mereka senang kedekatan itu di dukung oleh orang tua mereka.

Sunny merasa dalam hidupnya takkan semenarik dan sesempurna ini jika Senja tidak ada mengisi hari-harinya. Sunny sangat bahagia akan kehadiran Senja dalam hidupnya.

Senja adalah segalanya bagi Sunny. Senja lebih dari seorang sahabat, dia adalah keluarga. Sunny sangat mencintai Senja, dan Senja tau akan hal itu. Namun, Senja tak bisa mengutarakan balik perasaannya pada Sunny. Bukan berarti Senja tidak mencintai Sunny.

Senja sangat, sangat, sangat mencintai Sunny.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang