Kebohongan

8 2 0
                                    

"Sunny kemana kok gak balik-balik, aku susul aja deh", ujar Senja

Gerakan Senja yang ingin beranjak dari tempat tidurnya membuat Bunda Muning, Ayah Angkasa, Bunda Gendis, dan Ayah Handoyo menghentikan Senja.

"Kamu mau kemana?", Ujar Bunda Muning, Ayah Angkasa, Bunda Gendis, dan Ayah Handoyo bersamaan

"Mau nyusul Sunny, tadi Sunny bilang mau pergi sebentar tapi gak balik-balik", ujar Senja

"Sunny pulang Senja, udah ya istirahat lagi", ujar Bunda Muning

Bunda Gendis dan Ayah Handoyo hanya diam ketika Senja mengucapkan perkataan itu. Mereka berdua tiba-tiba keluar dari ruangan di susul oleh Ayah Angkasa. Bunda Muning tetap di samping Senja karena takut Senja akan bertindak yang membuat dirinya jadi tahu yang sebenarnya. Di depan ruang rawat Senja.

"Dis, Han, ini memang sulit tapi kita sama-sama tahu kalau Sunny anak yang kuat. Dia pasti bisa ngelewatin ini semua, kita di sini harus kuat juga demi Sunny", ujar Ayah Angkasa

"Sa, berat", ujar Bunda Gendis

"Iya berat, tapi kita juga gak bisa begini terus Dis. Gimana kalau Sunny tahu kita malah rapuh kayak gini, apa Sunny bakalan seneng?", ujar Ayah Angkasa lagi

Tidak satu katapun balasan perkataan Ayah Angkasa. Bunda Gendis dan Ayah Handoyo hanya bisa merenungi apa yang di katakan Ayah Angkasa. Mereka berpikir ada benarnya perkataan itu. Di lain sisi Sunny yang melihat kejadian itu begitu sedih Bunda dan Ayahnya menangis karena dirinya. Dia tidak ingin seperti ini, tapi dia tahu bahwa tidak ada banyak hal yang bisa ia lakukan selain melakukan banyak hal yang masih bisa ia berikan ke orang-orang yang ia sayangi melalui Senja karna hanya Senja yang bisa melihat dan mendengarkannya. Setidaknya ia bisa membahagiakan Senja dan orang-orang yang begitu menyayanginya selagi dalam kondisinya yang seperti ini.

Lucas dan teman-teman Sunny dan Senja datang ke ruang rawat Senja. Mereka ingat apa yang tidak bisa mereka katakan. Mereka masuk ke dalam menemui Senja dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Menguatkan Senja agar cepat pulih dan bisa bersekolah lagi.

"Brot, gimana keadaannya?", tanya Lucas

"Baik brot, eh yang lain pada kesini juga makasih ya", ujar Senja dengan tersenyum

"Sama-sama", jawab Lucas dan yang lainnya

"Sunny baru aja pergi, kata Bunda sih pulang tadi", ujar Senja yang seketika membuat raut wajah lucas dan lainnya bahkan suasana di ruangan itu tiba-tiba hening. Mereka hanya saling menatap satu sama lain secara bergantian.

"Iya telat kita datengnya sorry brot", ujar Lucas yang berhasil memecahkan suasana tersebut

"Cepet sembuh ya, masih banyak nih  agenda yang harus kita lakuin. Mau kan bantuin lagi?", ujar Lucas lagi

"Oke gak masalah tapi bilang Sunny dulu", ujar Senja

"Oke siap", ujar Lucas sambil mengacungkan ibu jarinya

Berat sekali berpura-pura tidak tahu apa-apa di depan Senja. Hanya dia yang tidak tahu akan hal ini. Mungkin jika Senja nantinya tahu dia benar-benar akan rapuh serapuh-rapuhnya, hatinya hancur dan bisa-bisa senyuman itu tidak akan pernah terlihat lagi. Di tambah masalah yang tengah ia hadapi menerima kenyataan bahwa Ayahnya telah menduakan Bundanya dan ia juga mempunyai seorang adik perempuan dari perempuan lain.

Tapi tidak untuk sekarang ini Ayah Angkasa akan menjelaskan itu semua pada Senja. Belum waktunya mengingat kondisi Senja yang masih seperti ini.

Waktu besuk berakhir semua pulang ke rumah masing-masing, hanya Bunda Muning dan Ayah Angkasa yang setia menunggu Senja di depan ruang. Bunda Gendis dan Ayah Handoyo setia tidak beranjak dari ruang rawat Sunny.

Di dalam ruang rawat Senja, ia dapati Sunny datang kembali. Senja terlihat senang mendapati Sunny ada di hadapannya.

"Senja, jika aku pergi nanti jangan pernah menangis ya, janji? ", ujar Sunny lirih

"Kenapa harus pergi? Kalau kamu pergi aku akan ikut", ujar Senja yang tampak heran

"Jangan ikut, kamu harus bertanggung jawab atas dirimu. Banyak orang yang menyayangimu, kalau kamu pergi ikut denganku apa kamu akan tetap bertahan melihat kesedihan membayangi Bunda dan Ayah di tiap harinya yang mereka lewati tanpa kamu", ujar Sunny mempertegas jawaban Senja

"Apa kamu tidak sayang denganku tega pergi meninggalkan aku sendiri?", tanya Senja yang membuatku sejenak terdiam lalu menghela nafas berat

"Aku sayang, tapi ada yang lebih berhak atas diriku jika ia ingin aku ikut dengannya aku tidak bisa mengelak apapun alasannya",ujar Sunny lirih menahan tangisannya

"Iya aku tahu, aku janji", ujar Senja mengiyakan perkataan Sunny walau begitu berat, masih ada yang terasa ganjal di hatinya kenapa Sunny tiba-tiba berkata seperti itu

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang