Alat Pengukur Kebahagiaan

34 5 0
                                    

Sesampainya Senja di dalam kamar, tiba-tiba handphone Senja berdering. Terlihat nama Ayah Handoyo di layar handphone nya, Ayah Handoyo adalah Ayah dari Sunny. Dalam benak Senja ia bingung malam-malam begini Ayah telpon, tidak seperti biasanya. Senja pun langsung mengangkat telpon dari Ayah Handoyo.

"Senja, ayah mau minta tolong sama kamu boleh? ", ujar Ayah Handoyo yang terdengar sedang khawatir.

" Iya yah, ada apa?Ayah gak papa kan? Kok suaranya kayak lagi khawatir gitu", balas Senja

"Ayah gak papa, tapi bunda sekarang lagi di rumah sakit Senja. Bunda kena tifus, Ayah minta tolong kamu jaga Sunny seminggu ini ya nginep di rumah, dan jangan bilang ke Sunny kalo bunda sakit. Nanti dia sedih, ayah gak mau liat Sunny sampai sedih,bantu ayah ya nak", ujar Ayah

"Iya yah, tapi sekarang bunda keadaannya gimana? Udah baikan belum yah? ", balas Senja

" Sudah Senja", balas Ayah Handoyo lagi

"Syukurlah, iya yah nanti Senja bilang kalau bunda dinas di luar kota seminggu", ujar Senja mengiyakan

"Terimakasih nak", balas Ayah

"Sama-sama yah, titip salam untuk bunda dari Senja yah", balas Senja lagi pada ayah

"Iya Senja, nanti ayah sampaikan ", balas Ayah yang lalu mengakhiri telpon itu.

Selang beberapa menit kemudian Senja sudah sampai di depan pintu rumah Sunny.

Ting Tong...
Ting Tong...

Suara bel yang terdengar membuat Sunny terbangun dari tempat tidurnya. Sunny belum tidur, karna ia baru saja selesai mandi. Sunny turun ke lantai bawah untuk membukakan pintu.

Namun saat Sunny di tangga ia melihat Bi Inem sudah membukakan pintunya. Sunny pun membalikkan badan lalu berjalan naik ke atas kembali.

Tapi langkahnya terhenti saat sebuah tangan memegang tangannya dan memanggil namanya.

"Sunny", ujar seseorang yang menurut Sunny suaranya tak asing di telinganya.

"Suara ini, suara.. ", ujar Sunny dalam hati.

" Senja", ujar Sunny lagi sambil membalikkan badannya dan dia dapati bahwa Senja yang memegang tangannya dan memanggil namanya.

"Bingung ya? Maaf aku kesini malam-malam Sunny, aku di mintain tolong sama bunda buat menginap seminggu di rumahmu, karna bunda lagi dinas di luar kota", ujar Senja sambil tersenyum manis pada Sunny.

"Kenapa bunda gak langsung kabarin aku Senja? ", balas Sunny

" Mungkin saja bunda udah ngehubungin kamu tapi kamu gak angkat", balas Senja lagi

"Oh iya aku baru ingat, handphone ku mati", ujar Sunny yang di akhiri dengan tawanya.

Waktu menunjukkan pukul 21:00, Sunny dan Senja masuk ke kamarnya masing-masing dan langsung terlelap dalam tidurnya.

"Tidur Sunny ", ujar Senja pada Sunny sambil menutup mulut Sunny yang menguap lebar seperti sumur tua.

" Iya Senja, dadah", balas Sunny yang setengah berlari menuju kamarnya.

Keesokan harinya di meja makan, Sunny dan Senja sarapan pagi menuntaskan kewajibannya untuk menyuapi cacing-cacing di perut mereka yang sudah Dj an.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang