Menangislah.
Tumpahkan segala kepahitan bersama gugurnya bulir-bulir bening dari pelupuk matamu.
Menangis yang terlihat lemah lebih baik dari meluapkan amarah. Menangis membuat hatimu lebih hidup meski hidupmu terlihat redup.
DiamNya bukan tidak peduli.
DiamNya mengusap lembut bagian terdalam titik sensitif yang tergugu, qalbu.
Tunggu, skenarioNya tengah berputar perlahan agar kau mengerti, betapa berharganya meskipun secuil rasa syukur untuk menghargai hidup.
Agar kau percaya, Dia akan memutar seratus delapan puluh derajat hidupmu yang sedu sedan di masa depan.
Menangislah dengan bangkit.
Beranjak membasuh untuk bersuci.Menggelar sajadah, angkat tanganmu dengan hati penuh pengharapan hanya kepadaNya.
Ketika kau ruku’ rasakan seolah kau memang tidak sendirian, ada Allah yang masih memberimu kekuatan, menopang tubuhmu agar kau tidak terjembab.
Saat sujud, tumpahkan segala beban, menangislah, meraung di pangkuanNya, karena saat itu Allah tengah mengusap kepalamu.
Allah berada lebih dari sekadar dekat dari urat nadimu, dia mengetahui meskipun kau hanya menangis tergugu.
Sebutlah AsmaNya dalam dzikirmu, meski berbisik, ataupun hatimu saja yang berbicara, karena mulutmu terkatup rapat menahan isak tangis.Lantunkan ayat-ayat suciNya, jadikanlah ia sebagai penawar rasa sakitmu, meskipun hakikatnya membaca Al-Qur’an adalah penenang dari segala resah.
Menangislah sambil membaca kalamNya, agar tangisanmu lebih bernilai meskipun dengan terbata.
Dia. Inginkanmu kembali.