Penghujung

10 1 0
                                    

Perempuan pemikir itu kau campakkan begitu saja ketika dia mewujudkan isi pikirannya. Dengan pilu ia tersedu. Dalam diamnya memperhatikan.  Menguar prasangka penuh emosi, seolah mengerti apa apa yang menjadi terkaannya. Entah sudah berapa purnama ia bertahan dalam kondisi seperti itu.

Tidak jarang aktivitasnya yang membuat dia harus diam, menguar isi pikirannya bak deras air kencang melewati selang yang disumbat jari. Kadang hatinya ikut menghangat mengingat kejadian manis dalam memori nya. Namun kepedihan lebih sering menguasai hingga matanya menjadi lebih bening hampir serupa kaca.

Rubik yang acak, puzzle yang berserakan seakan menguliti kemampuannya untuk bertahan. Hingga keputusan itu diambil di tengah sekaratnya menahan pilu yang menyesakkan.

Dan kenyataannya sekarang, sudah disebut sedari awal. Sebelumnya perempuan keras kepala itu tidak pernah seperti ini. Bertahan mati-matian untuk sampai tujuan. Katanya; ia sudah berada di ujung jalan tujuan, yang namun tidak mengubah apapun.

Entah apa yang dipikirkannya, ia memilih berhenti yang bahkan tadi katanya sudah sampai penghujung.

Ya.

Mungkin maksudnya penghujung perjuangannya untuk bertahan.

Satu kalimat yang melekat dipikirkan saat ini.

Berjuang seorang diri itu seperti mengemis tak ada harga diri.

@Penahisa

PENA HISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang