Bagaimana mungkin?
Bagaimana mungkin aku berani bermimpi lagi?Bahkan baru langkah awal saja semesta seolah menolaknya mentah-mentah!
Bagaimana mungkin aku berontak?Jika semesta saja sudah menutup kontak.
Bagaimana caranya nekat?Jika berkali-kali semesta membuatku terjembab dengan luka cabik tak kasat mata.
Bagaimana lagi aku melangkah?Jika tumpuanku untuk melangkah sulit lagi untuk sekadar menopang.
Bagaimana lagi?Aku sudah menghabiskan banyak waktu.
Waktuku semakin pendek.Tapi aku masih di tepian.
Atau. . .Memang aku tidak pantas menikmati dunia?
Ah. Pemikiran irrasional bagi orang sepertiku.Akhirat saja aku tidak tau akan bahagia atau lebih menderita dari hidupku yang sekarang.
Bahkan, aku merasa malu. Dengan tindakanku yang sekarang.Sangat bodoh.
Tidak pantas rasanya mengaku ummat Rasulullah.
Sebenarnya, bagaimana cara agar aku bisa bertemu beliau?Ingin rasanya mencium tangannya, mengadu, dan menangis.
Walaupun aku pernah membuat seolah-olah Rasulullah ada di hadapanku, memperhatikanku, hingga aku bercerita apapun yang aku alami selama ini.Tapi,
Memang itu semua ghaib, aku tidak bisa melihatnya, aku ingin bertemu dengannya.
Meskipun seharusnya aku malu.
Selalu membuat beliau tersedu pedih melihat perbuatanku selama ini.
Ya Rasulullah..