Pagi ini, pagi yang cukup cerah. Sejak subuh ntah mengapa badan Alenna merasa tidak enak. Perut nya sakit dan kepala nya agak pusing. Mama nya bilang bahwa dia boleh istirahat dirumah saja hari ini, tidak usah berangkat sekolah. Tapi Alen tidak mau. Dia terlalu rajin mau pergi sekolah. Padahal sedang sakit.
Akhirnya, Alenna pun berangkat ke sekolah. Dia memakai jaket abu-abu berkupluk miliknya dan menyenderkan kepala nya ke senderan mobil jemputan. Sebelumnya, dia sudah diberi minum obat oleh mama nya. Setidaknya, kepalanya merasa mendingan.
Saat sampai di sekolah, kelas nya masih sepi seperti biasa. Lalu ia duduk di kursi paling ujung nya. Dia menaruh tas nya di atas meja dan meletakan kepala nya diatas tas merah nya itu.
10 menit kemudian, teman-teman sekelas Alenna pun sudah mulai berdatangan. Ternyata hari ini ada PR Fisika 5 soal. Dan beberapa siswa 9B tidak mengerjakan nya dengan alasan "tidak mengerti". Itulah alasan mereka datang pagi-pagi. Untuk meminta contekan jawaban dari siswa-siswa yang sudah mengerjakan tentunya.
Karena satu-satunya murid yang baru datang hanya Alenna, lalu tanpa rasa bersalah Bagas dan Andre membangunkan Alenna. Mereka hendak meminta contekan jawaban kepada nya.
"Alen, Len, Len" panggil Bagas mengguncang tangan Alenna pelan."Len, bangun dong Len, penting nih." ujar Andre tak tahu malu.
"Kenapa? Mau apa?" sahut Alenna agak lemas tapi tetap ramah.
"Hmm itu Len, gajadi deh, lu kayanya lagi sakit ya, yaudah tidur aja deh." kata Bagas
"Yee gimana sih lu, Gas. Kita lagi butuh banget ini mumpung Alen doang yang ada sekarang. Dia aset penting bagi kita" kata Andre.
"Aset-aset. Kaya apaan aja lo, Ndre. Udah buruan mau minta apa? Jawaban PR?" tebak Alen cepat.
"NAH! Iya, Len. Lu tau aja kebutuhan temen lu ini. Baik banget dah. Mana Len?" sahut Andre.
"Nih. Jangan sama-sama banget ya ntar di omelin. Kurang baek apa coba gua. Udah gih sono gua mau tidur ya."
"Iya, Len. Makasih ya. Lo baik banget deh pokoknya." sahut Bagas
"Iya makasih ya, Len. Udah deh lo istirahat biar nanti belajarnya enak. Gws Len." kata Andre
"Hmm thx" sahut Alen singkat. Lalu dia kembali tidur di atas tas nya.
Sementara itu, daritadi si Cowo Nyebelin, alias Indra. Dia memperhatikan Alenna dari tempat duduknya. Kini, tempat duduk Indra tak lagi di depan Alenna dan Kayla. Karena amarah Alenna kemarin, dia dipindahkan bu Erni supaya tak terjadi perang lagi.
Dia merasa kasian dengan Alenna yang lemas dan pucat. Dan dia juga masih merasa bersalah atas kejadian kemarin. Tadinya, dia berniat meminta maaf. Tapi karena melihat keadaan Alenna yang sedang begitu, ia urungkan niatnya.
Tak lama, Kayla si bawel datang. Dia menepuk punggung Alenna pelan.
"Len, lo kenapa? Sakit? Sakit apa? Pusing ya? Udah minum obat belum?" tanya nya tak tau rem.Alenna bangun dari tidurnya dan melihat Kayla sudah duduk disamping nya. Dengan lemas dia menjawab. "Gua gapapa kok, Kay. Cuma pusing aja. Udah minum obat kok, sans." padahal dalam hati Alen dia malas untuk membalas Kayla si bawel 'yaelah ni anak pagi-pagi bawel banget sih, untung temen gua'
"Sans sans pala lo. Liat tuh muka lo pucet banget. Ke UKS aja yuk mumpung belum bel." kata Kayla perhatian.
"Gapapa, Kay. Bentar lagi bel. Nanti kalo gua udah ga kuat gua ke UKS. Makasih."
"Yaudah, Len. Terserah lo deh. Bilang aja sama gue ya."
"Hmm" sahut Alenna singkat dan masih lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Them
Cerita PendekAlenna. Si gadis berwajah imut nan gemas yang selalu memasang muka jutek. Selalu tidak peduli dengan hal-hal disekitar nya. Di masa-masa akhir Putih Biru nya, ia bisa mengenal beberapa laki-laki yang berhasil menerobos sifat cuek dan hati kerasnya i...