Adakah masanya?
Kau yang menunggu, dan aku yang datang..
Jika saja kenyataannya seperti itu.
Saat kau menanyakan kabarnya.
Ada kesakitanku yang bertambah.
Tepatnya direlung hati terdalam,
Ya, aku cemburu.
Mungkin ini sudah waktuku pulang.
Aku merasa lelah.
Dimalam-malam yang dingin kuberserah.
Selesai sudah akhir dari bait puisi ini.
Tak ada lagi bait kerinduan
Tak ada lagi perihal rasa yang ingin kusampaikan..
Hanya perihal merelakan yang tertuliskan.
Tuhan, kuatkan hatiku.
Hapuskan semua kesakitanku.
Cinta dalam diam nyatanya terkalahkan oleh egoku.
Bertahan untuk tak memiliki itu sulit.
Yang kutahan agar tidak tumpah nyatanya jatuh juga.
Tapi gerimis terlalu baik, rintiknya menyamarkan tangisku.
Namun biar saja begini,
Detik ini aku hanya ingin menjadi angin.
Setidaknya, kita tetap selalu bersama Mesti tak kasat mata ..-01122018
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Rindu
PoetryKan kuceritakan secangkir kisah tentang rindu, senja, cinta dan luka. Hingga kau nikmati manis, pahit dan getirnya. Terlebih tentang rinduku yang kutitipkan pada angin agar sampai kepadamu.