BAB 34 - I CAN'T SMILE WITHOUT YOU

3.1K 251 127
                                    

*Putar playlistnya kalau mau tau seperti apa lagu yang dinyanyikan Sean.*
*

Saat bahagia, waktu seakan bergerak cepat. Sebulan berlalu setelah perjalanan Sean dan Kinan dari My Choco. Gadis itu benar-benar telah mengubah hidupnya dalam waktu yang singkat. Menghadirkan banyak tawa dan keceriaan dalam hari-hari Sean. Seperti saat ini, mereka baru pulang dari Disney Land, menghabiskan waktu sejak pagi sampai sore di sana.

Keadaan di dalam rumah cukup ramai, semua ART sudah berkumpul mempersiapkan makan malam. Termasuk Bibi Mer yang berkutat di dapur dan Aland yang berbaring di sofa dekat perapian di ruang tamu, memandang ponsel sambil berteriak tak jelas, mengutak-atik sesuatu.

Alunan lagu terdengar dari pengeras suara di dalam rumah, seakan menyambut kedatangan mereka. Sean cukup hafal kebiasaan Bibi Mer, selalu mendengarkan musik di sore hari atau saat ia sedang tidak bermain piano. Agar tidak sunyi, katanya.

Langkah Sean terhenti di ruang tamu, sedikit memiringkan kepala saat mendengar lagu hampir berakhir. Otaknya bekerja cepat mengingat urutan lagu setelah ini. Mendadak sebuah rencana melintas. Kinan ikut berhenti melangkah, menatap heran.
Sedetik kemudian, Sean bertanya pada Kinan, "Kau bisa berdansa?"

"Eh? Bisa, sedikit."

Sean berpindah tempat di hadapan Kinan."Dance with me, please." Pria itu berkata dengan suara sehalus bulu. Sorot matanya melembut ketika mengangkat tangan, menunggu.

Seakan terhipnotis, Kinan menyambut uluran tangan Sean.
Tanpa jeda, pria itu mengikis jarak di antara mereka, meletakkan tangan kanan di pinggang Kinan, menariknya mendekat. Posisi siap berdansa, tangan kanan Kinan berada di bahu Sean.

Tepat ketika intro lagu mengalun, Sean tersenyum samar. Bergerak perlahan ke kanan lalu ke kiri, diikuti oleh Kinan. Seakan baru tersadar, gadis itu mulai bisa merasakan jantungnya yang berdetak kencang. Hangat napas Sean berembus menerpa wajahnya saat mendongak. Rahang tegas dan hidung mancung terpahat di roman sehalus pualam milik pria itu.

Mendadak, Kinan merasa agak pening. Efek dari terlalu terpukau pada Sean. Sepertinya benar kata Anne, ia harus membiasakan diri dengan pesona yang dimiliki kekasihnya itu.

Sorot hangat dari mata sebiru samudra masih bertahan, sehangat lengan yang merengkuh Kinan, membuatnya merasa nyaman. Hingga kemudian, sebuah siulan pelan dan bernada membuat denting piano yang berpadu dengan alat musik lainnya mulai bernyawa.

Mata Kinan membulat tak percaya ketika mengetahui suara itu berasal dari Sean yang masih menatapnya, menyampaikan semua perasaan melalui lirik yang ia nyanyikan.

You know i can't smile without you
I can't smile without you
I can't laugh and I can't sing
I'm finding it hard to do anything

Kaki mereka masih terus melangkah mengikuti alunan lagu. Ada rasa hangat yang memenuhi hati Sean malam ini, melihat gadisnya tersenyum dengan cara seperti itu, memandangnya dengan tatapan yang tak akan pernah bisa dilupakan. Sean masih bersenandung dengan senyum terukir di bibirnya.

Tanpa mereka sadari, seluruh ART berkerumun mengitari mereka. Menyaksikan pertunjukan yang belum tentu akan terulang untuk kedua kali seumur hidup. Melihat Sean bernyanyi, berdansa dan tersenyum di waktu bersamaan.

Beberapa kali Sean memutar tubuh Kinan, membuatnya tertawa, masih sambil tetap bernyanyi. Hingga mereka kembali berhadapan, saling pandang, ketika Sean mengucapkan bait lirik terakhir.

Kiss The Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang