BAB 38- I DON'T WANT MISS A THING

2.8K 222 99
                                    

Salju tipis dan udara yang terasa membeku, tak menyurutkan semangat para kru yang sedang menyiapkan segala sesuatu untuk pembuatan video klip sore inihi. Dari lokasi parkir, Sean berjalan santai ke arah sebuah bangunan, memasuki ruang besar tempat pengambilan gambar. Jhon di sebelahnya.

"Kostum dan semua keperluanmu ada di ruang ganti," kata Jhon sambil melihat beberapa orang kru yang mondar-mandir menata ruangan. "Sebentar lagi penata rias dan rambut akan segera datang."

Sean mengangguk singkat, mengarahkan langkah ke ruang ganti yang terletak agak di belakang. Namun, tubuhnya seketika terpaku setelah membuka pintu.

"Bonjour, Sean." Erika mengerling pada Sean yang terdiam di depan pintu ruang ganti. Senyum manisnya terukir melihat raut keterkejutan di wajah pianis yang selama ini selalu miskin ekspresi. Ia segera mendekat. "Senang bisa bertemu denganmu lagi, dan tentu saja, hari ini kita menjadi sepasang kekasih."

Kedua tangan Sean terkepal erat, keterkejutannya berubah menjadi amarah yang siap meledak. Dengan tatapan dingin menusuk, ia memandang Jhon yang berdiri tak jauh di sampingnya.

"Aku bisa jelaskan semuanya, Sean," kilah Jhon sembari tersenyum tanggung.

Belum sempat Sean berkata, Erika kembali berujar, "Ah, apa Jhon belum memberitahu kalau aku yang akan menjadi kekasihmu hari ini?"

Tanpa tahu malu, Erika pindah ke samping Sean, menyusupkan tangan ke lengan pria itu. Mengabaikan tubuh Sean yang sekaku patung, bergelayut manja di bahunya. "Apa kau tidak ingin mengenalku lebih dekat?"

Dengan sekali entak, Sean melepaskan diri dari rengkuhan Erika. Matanya menatap lurus perempuan menyebalkan di hadapannya.

Erika tertawa pelan, mengulurkan tangan, berniat menyentuh wajah pualam di depannya. Namun, Sean segera menahan pergelangan tangan Erika. "Jaga sikapmu!"

"Aku hanya ingin berlatih menjadi kekasihmu yang perhatian. Karena sebentar lagi, kita harus berakting di depan kamera."

Sean mengempaskan tangan Erika. Kebencian menyeruak di wajahnya saat melihat perempuan itu maju selangkah.

Sambil tersenyum, Erika berbisik, "Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa, Sean!" Mengerling, lalu berjalan menjauh, menuju pintu keluar.

Sedetik kemudian, Sean memutar badan, memandang Jhon dengan sorot mematikan.

"Aku bisa jelaskan semuanya." Jhon meneguk ludah susah payah, berusaha memandang Sean. "Oke, ini salahku. Aku tidak memberi tahu terlebih dahulu siapa lawan mainmu. Kupikir, kau akan setuju."

"Kau sudah merencanakan semuanya."

"Ti-tidak, aku-aku hanya berpikir, biasanya kau tak pernah menolak proyek apa pun itu dan dengan siapa pun. Kupikir-kupikir, tidak masalah karena itu hanya Erika." Di bawah tatapan tajam dan aura mengerikan yang meruap dari tubuh Sean, Jhon berusaha menjelaskan dengan terbata.

"Batalkan kontraknya," kata Sean dingin. Ia berbalik, berjalan cepat ke pintu keluar.

"Attendre! Sean!" Jhon segera berlari, menghadang Sean tepat sebelum pria itu menyentuh hendel. "Kau tidak bisa membatalkan kontraknya. Berapa banyak denda yang harus kau bayar?"

"Aku tak peduli. Aku bisa membayarnya."

"Oke! Aku tahu, kau memiliki kekayaan yang luar biasa. Tapi, tunggu, duduk dulu. Kita bicarakan ini perlahan. Tenangkan dirimu." Jhon menyentuh bahu Sean pelan. Memutar tubuhnya dan sedikit mendorong menuju kursi di depan cermin besar. Suasana ruang ganti yang sepi menguntungkan pembicaraan mereka.

Jhon menarik napas panjang, mendaratkan tubuh di kursi, berhadapan dengan Sean. "Aku tahu, kau bisa membayar berapa pun tuntutan denda yang mereka ajukan. Tapi, coba bayangkan kalau kau melakukannya, mereka akan mulai meragukan sisi profesionalitasmu," tutur manajer itu lalu melanjutkan, "Dan tentu saja, para haters akan bersorak gembira setelah tahu alasan pembatalan pembuatan video klip ini hanya karena ketidaksukaanmu pada Erika."

Kiss The Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang