Chapter 11: Dua Kekasih

184 6 5
                                    

Arlin dan Aryo mengobrol di kamar, Arlin memakai lingerie sementara di bagian bawahnya ditutupi selimut begitu dengan Aryo, yang tidak memakai baju dan celana. "Kamu gak takut sama istri kamu kalau tahu kamu di sini?" tanya Arlin.

"Nggak. Aku akan ceraikan dia. Ya, aku udah bosan." jawab Aryo. Matanya menatap Arlin.

"Besok kita jalan yuk." Arlin berbicara, sambil tersenyum kepada guru sekolahnya itu.

"Ke mana?"

"Ke mall?"

"Boleh sih."

"Tapi aku takut nanti ada murid yang lain lihat."

"Kamu benar. Kita makan malam aja besok di restoran."

"Iya. Boleh."

Oh ya, Gatef gimana Lin?"

"Dia nggak tahu kalau aku tidur sama kamu."

"Kamu udah tidur sama dia?"

"Udah. Bahkan kami sudah melakukan—"

"Iya Aku ngerti."

Kamu gak apa-apa. Maaf ya...."

"Gak apa-apa." Aryo lalu mencium pipi siswinya itu.

"Kamu mau aku bikinin kopi? Aku mau ke dapur."

"Boleh. Aku juga pengen keluar kamar."

Aryo memakai celananya. Mereka berdua lalu keluar dari kamar, Arlin membawa ponselnya, lalu tiba-tiba ponsel Arlin berbunyi. Telepon dari Gatef masuk. Arlin membiarkannya, lalu meletakkannya begitu saja di meja depan TV.

"Siapa Lin?" tanya Aryo penasaran. Aryo duduk di kursi di depan meja makan.

"Gatef." jawab Arlin sambil berjalan ke dapur.

"Kamu nggak jawab?"

"Nggak. Besok aku telepon dia."

"Dia nggak cemburu kan?"

"Setahuku nggak. Ngapain juga dia cemburu sama kamu."

Arlin membuatkan kopi di dapur, Ia mengambil telur besar berwarna berisi cairan pasak bumi. Cairan itu ia campurkan ke dalam kopi yang ia buatkan untuk Aryo. Cairan itu bisa meningkatkan keperkasaan seorang pria. Arlin mengaduk-aduk kopi buatannya sambil tersenyum. Ia pergi ke ruang makan lalu memberikan cangkir kopi itu kepada Aryo setelah selesai membuatnya. Arlin memeluk Aryo dari belakang, tangan remaja itu memeluk leher gurunya. Aryo menengok ke samping melihat wajah Arlin.

"Aku cinta kamu." kata Arlin, ia mencium pipi Aryo.

"Aku juga." balas Aryo. Ia mengecup bibir Arlin.

***

Mawar berbaring di kamarnya, ia memegangi perutnya yang sakit dari tadi. Ia merasa sakit sejak tadi, lalu ia izin pulang kepada wali kelasnya. Ia merasa ada yang menyantetnya. Lalu ia berdoa dalam hati agar dilindungi dari segala kejahatan ilmu hitam. Ia masih penasaran siapa yang menyantet Danu dan dirinya, ia punya firasat buruk. Ia bertanya dalam hati apakah Arlin yang menyantetnya. Gadis itu menarik napas, ibunya masuk ke dalam kamar.

"Nak, kamu udah baikan?"

"Masih Ma. Sedikit."

"Kamu istirahat ya. Mau mama bikinin teh?"

"Mau." Mawar mengangguk.

Ibunya Mawar keluar dari kamar putri satu-satunya. Mawar masih bersandar, lalu ada telepon masuk dari Fave.

"Hai Fave."

"War, lo udah baikan?"

"Sedikit masih sakit sih."

Wangi PeletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang