Chapter 7: Ucapan Gatef

275 9 30
                                    

CHAPTER INI UNTUK 17 TAHUN KE ATAS KARENA MENGANDUNG MUATAN DEWASA.

Di dalam kamar, suara-suara berhenti, Danu kebelet kencing, ia bangun lalu keluar kamar menuju pintu kamar mandi, tangannya menekan tombol lampu lalu membuka pintu, ia masuk ke dalam kamar mandi. Dibukanya celana miliknya, air kencing mengucur dari batangnya. Sayu-sayup di telinganya terdengar suara anak kecil tertawa-tawa. Danu mengambil shower kecil di sebelah kloset lalu membersihkan batangnya. Remaja itu berlari lalu berteriak-teriak.

"Mas Ferdi! Masss!" Danu berlari ke ruangan televisi mencari Ferdi.

Ferdi ketiduran di meja kerjanya, komputernya menyala. Sesosok pria kribo lewat di balik jendela ruang kerjanya. Lehernya penuh darah, ia menggebrak jendela ruang kerja lalu berjalan ke halaman depan rumah Ferdi, lalu berdiri membelakangi rumah Ferdi

Danu membangunkan Ferdi, Danu melihat ke segala arah, terlihat telapak tangan seseorang di jendela ruang kerja.

"Mas, ada hantu Mas."

"AAH...." Ferdi mengangkat kepalanya, ia menguap. Kepalanya ditempelkan lagi ke meja.

"Itu tetangga teriak-teriak kayaknya Mas."

"Tetangga di mana?" Ferdi bertanya sambil setengah mengantuk.

"Tetangga sebelah."

"Aku cek dulu." Ferdi bangkit dari tempat duduk lalu membuka pintu depan rumah.

Danu berjalan menuju jendela ruang kerja lalu melihat dari balik jendela ruang kerja yang menembus ke halaman depan. Terlihat sesosok pria berambut kribo memakai kaos hitam sedang bersandar di pohon. Lehernya penuh dengan darah, mengucur membasahi kaos hitamnya. Danu berlari sembunyi di balik sofa ruang kerja Ferdi.

Sementara itu Ferdi di dekat pagar rumahnya melihat ke sebelah rumah tetangga. Di halamannya tidak ada apa-apa. Ferdi menarik napas dan hendak kembali ke dalam rumahnya, tetapi ia mendengar suara dari ruang makan. Ferdi masuk ke dalam rumahnya lewat garasi di sebelah kiri pintu masuk depan.lalu menuju halaman belakang.

Di ruang makan terlihat sesosok wanita berdaster motf bunga-bunga berdiri mematung di dekat pohon. Wanita berdaster itu menengok ke arah wajah Ferdi, Telapak tangannya mengarah ke wajah Ferdi. Mata pria itu terbelakak, tubuhnya terpental menyentuh meja makan. Tubuhnya terjatuh ke lantai.

"HIIHHIHIHIHIHI!"

Mulut Ferdi mengeluarkan darah, ia bangkit, sosok itu tertawa-tawa di hadapannya, dengan kekuatannya, wanita berdaster melempar kursi mengenai televisi milik Ferdi.

"Siapa lo! Pergi dari rumah gue!" Ferdi berteriak.

"HIHIHIHIHI!!!!!!"

"Siapa yang ngirim lo?! Anjing lo!"

Ferdi dihempaskan lagi, tubuhnya terbang mengenai lemari kaca tempat di mana piring-piring disimpan. Lemari kaca pecah berhamburan, tubuh Ferdi terjatuh dari atas ke lantai. Tubuhnya diangkat lalu dibenturkan ke kulkas.

Danu berlari dari sofa, ia mendengar pecahan-pecahan dan suara benda-benda terjatuh. Ia berlari ke ruang makan, ia melihat Ferdi pingsan. Danu menghampiri Ferdi, kepanikan, ia mencari ponselnya. Danu menuju ke kamar lalu menelepon Mawar.

"Halo Mawar!"

"Ya Dan. Gue lagi tidur. Ada apa telepon?"

"Ada setan di rumah gue. Tolong ke sini War. Mas Ferdi pingsan."

"Gue berdoa dulu ya, lo telepon ambulans sekarang." Mawar bangun lalu duduk di tempat tidur.

Jantung Mawar berdetak keras, ia membaca ayat-ayat suci, ia berniat untuk menghancurkan jin yang menyerang rumah Ferdi.

Wangi PeletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang