Chapter 14: Mysterious God

120 5 11
                                    

Gatef keluar dari ruangan BK, ketika ia berjalan Mawar menghampirinya, Gatef menengok ke arah Mawar yang memanggilnya. "Gat, gue mau ngomong."

"Ada apa War?" tanyanya kesal.

"Ini soal Arlin."

"Kenapa Arlin! Dia selingkuh sama Aryo. Gue yakin itu. Kenapa?!"

"Arlin yang nyantet Danu Gat."

Gatef terdiam. Ia teringat dengan kejadian yang menimpa ibunya, tetapi ia mencoba berpikir jernih. "Lo jangan bikin cerita yang nggak-nggak War."

"Gue serius."

"Kemarin ibu gue muntah-muntah."

Muntah...."

"Dia meringkik-ringkik juga seperti kuda."

"Apa lo pernah ngomong kasar ke Arlin?"

"Pernah," Gatef menarik napas, ia mengingat ketika ia mengumpat Arlin dengan ucapan kasar. "Gue suruh dia basah-basahan sama Pak Aryo."

"Pak Aryo?"

"Gue baru berantem sama Pak Aryo. Muka dia suka sange kalau lihat Arlin. Gue yakin dia udah selingkuh sama Arlin di belakang gue. Lo tahu dari mana Arlin yang nyantet Danu?"

"Dia yang ngaku ke gue. Gue gak mau lo dekat-dekat sama dia. Dia sangat berbahaya Tef."

Gatef masih curiga dengan perkataan Mawar, ia ragu di dalam hatinya. Ia kemudian menggangguk lalu meninggalkan Mawar. Gatef menuju ke kelasnya, ia melihat Arlin sedang mengobrol bersama temannya. Gatef menuju ke kursinya lalu mengambil tasnya.

Mereka berdua bertatapan, tetapi Gatef segera meninggalkan Arlin. Perasaan Arlin terhadap Gatef sudah hilang. Ia tidak memakai ilmunya untuk memelet Gatef, ia sakit hati dengan perkataan Gatef waktu itu.

Ketika jam pulang Aryo sedang merokok di sebuah warung, Arlin menghampirinya. Matanya mengedip kepada gurunya tersebut. "Pak, boleh bagi rokoknya?"

"Boleh. Nih." Aryo menyerahkan rokoknya.

Ia merokok sambil mengedipkan mata kepada Aryo. Gurunya itu mencium pipi Arlin. "Hari ini mau nonton?"

"Mau." Arlin mengedipkan mata kepada Aryo.

Dari kejauhan Gatef melihat mereka berdua, ia mengepalkan tangannya, ia langsung menghampiri mereka berdua.

"Aryo! Bangsat lo!" teriaknya. Ia menarik kemeja gurunya lalu memukul wajahnya. Arlin membuang puntung rokok di tangannya dan mencoba menahan tangan Gatef. "Kamu selingkuh sama dia! Dasar jalang!"

"Aku ingin mencari laki-laki lain."

"Kurang apa aku Arlin?" ia menatap tajam Arlin dengan mata yang memerah.

"Aku udah gak bisa sama kamu lagi."

"Dasar jalang!" ia lalu menampar Arlin.

Arlin lalu mengelus pipinya sendiri. Kedua remaja itu bertatapan dengan perasaan benci, Gatef meninggalkan mereka berdua.

"Kamu gak apa-apa?" Arlin membantu Aryo yang terjatuh.

"Gak apa-apa."

Mereka berdua pulang ke rumah, Arlin sudah muak dengan Gatef, ia ingin segera menyingkirkan Gatef yang sudah menyakiti perasaannya dan Aryo.

***

Suara teriakkan-teriakkan dan ringkikan kuda terdengar di rumah Gatef. Sonya berteriak keras-keras. Suara merasuk ke dalam jiwa wanita itu. Suara-suara emosi melayang-layang di atas kamar. Gatef baru pulang dari sekolah, ia mendengar teriakkan-teriakkan tersebut.

Wangi PeletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang