Chapter 13: Dendam Arlin

134 4 5
                                    

Sonya dipapah oleh Gatef dan pembantunya ke dalam kamarnya, wanita itu tidak sadarkan diri setelah diserang oleh kekuatan gelap Arlin. Gatef meminta pembantu di rumahnya membawakan air putih untuk ibunya. Pembantunya pergi ke dapur,wanita berparas India itu mengambil sebuah gelas lalu menuju dispenser untuk mengambil air, tetapi ia mencium bau telur dari air yang dikeluarkan oleh dispenser itu. Pembantu itu segera kembali ke kamar majikannya.

"Mas, maaf airnya bau telur." ucapnya. Ia menyerahkan gelas yang ia pegang.

"Bau telur?" dahi Gatef berkerut. Ia mencium bau air yang berada di gelas yang diterimanya. Bau telur tercium dari gelas, ia menyerahkan kembali gelas kepada pembantunya.

"Aneh banget, kenapa bisa seperti ini?"

"Saya nggak tahu Mas."

"Ambil air mineral aja."

"Baik Mas."

Setelah mengambil air mineral, pembantu itu kembali, Sonya tiba-tiba terbangun, Gatef memberikan minuman itu kepada ibunya. Sonya meminumnya. Lalu tiba-tiba ia terbatuk karena ada zat api di dalam perutnya.

"Mama nggak apa-apa?" tanya Gatef.

"Nggak apa-apa. Tadi ada hantu. Mama lihat hantu."

"Lihat hantu di mana?"

"Tadi di dapur."

"Ooh, Mama istirahat aja ya."

"Tadi mama muntahin paku." wajah Sonya terlihat khawatir, dadanya berdebar ketakutan.

"Mama istirahat dulu ya."

"Tolong telepon Tante Hagen."

"Iya."

Gatef menelepon Hagen, wanita itu sedang berada di kamarnya yang dihiasi lukisan pentagram dan beberapa patung kambing berwarna hitam. Ponselnya berdering, tangannya yang sedang memegang buku "Kitab Setan" meletakkan buku itu di tempat tidurnya. Hagen mengangkat telepon dari Gatef.

"Halo, ada apa?"

"Tante, mama lagi sakit. Tolong ke sini."

"Baik, Tante akan ke sana."

Hagen bersiap-siap ke rumah Sonya, ia mengambil kunci mobilnya lalu menuju ke mobilnya yang berwarna hitam. Di dalam mobilnya ada kalung pentagram yang dikalungkan ke tempat gantungan di mobil. Ia lalu menyalakan mesin mobil lalu mengendarainya ke rumah Sonya.

***

Arlin tersenyum puas melihat keadaan ibunya Gatef, ia berencana membalas dendam kepada Gatef, ia merasa sakit hati dengan ucapan Gatef. Ia mempunyai ide untuk menyantetnya lalu menyekapnya.

Gue sakit hati dihina gitu. Dia bakal ngerasain kemampuan gue.

Ia mengirimkan makhluk ke tubuh Sonya, di rumah Sonya, sesosok jin berbentuk kuda masuk ke dalam tubuh Sonya, tiba-tiba suara ringkikan kuda terdengar dari mulutnya. Sonya bangun dari tidurnya lalu meringkik-ringkik.

"Mama. Kenapa?" Gatef ketakutan, Sonya meringkik-ringkik, lalu turun dari tempat tidurnya sambil meringkik-ringkik, berjalan di kamarnya. Wajah Sonya menyeringai, Gatef menjadi panik.

"Ma, sadar Ma!" teriak Gatef.

Suara ringkikan kuda memenuhi kamar Sonya, ia memaksa keluar dari kamarnya, Gatef memegang tubuh ibunya, Ibunya tetap meringkik-ringkik karena kerasukan kuda. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar, Hagen sudah datang. Wanita itu membuka pintu, ia kaget melihat Sonya bertingkah seperti itu. Sonya meloncat-loncat.

"Ada apa Gatef?" tanya Hagen.

"Mama kerasukan sepertinya." jawab Gatef.

"Coba usap pakai air, bacakan doa." Hagen memberi saran.

Gatef lalu memuncratkan air ke muka Sonya sambil membaca doa-doa kepada Dewanya. Ia membaca-baca doa kepada Dewa, sementara di ruang ritualnya, Arlin berkomat-kamit untuk melawan doa-doa Gatef.

Sialan!

Arlin terus berkomat-kamit dengan mulutnya, suara-suara kegelapan muncul ke kamar Sonya, Gatef terbanting. Sonya meringking-ringkik di hadapannya. Mulutnya bersuara keras. Hagen merasa bulu kuduknya berdiri, dari jauh Arlin menerawang wanita itu. Hagen adalah seorang pemuja iblis. Ia ingin mengajak Sonya ke dalam sektenya. Arlin membaca pikiran wanita itu. Hagen tidak bisa mengajak Sonya karena imannya kuat.

Hagen keluar dari kamar, ia mengambil sebuah kain bergambar kepala kambing di mobil, ia lalu menyelimutkannya kepada Sonya. Sonya mendadak berterik-teriak. Ringkikan-ringkikan menjadi sangat kuat. Mata wanita itu memerah lalu melemparkan Hagen ke lantai.

"Ma! Sadar!" teriak Gatef.

Suara-suara kegelapan muncul dari ringkikan Sonya. Tiba-tiba ia terjatuh, ia memuntahkan darah dari mulutnya lalu tidak sadarkan diri. Tubuhnya dipapah oleh Gatef dan Hagen ke tempat tidur.

"Mama kenapa ya Tante? Apa mama punya musuh?"

"Kayaknya gak ada,Gatef,"

Wajah Gatef memurung, ia kebingungan, ia lalu meninggalkan kamar ibunya. Ia merasa kesal karena ada orang yang mencelakai ibunya. Ia akan mencari siapa yang telah mencelakai ibunya. Ia kembali ke kamar ibunya. Sonya masih tidak sadarkan diri, Hagen berjanji kepadanya akan menjaga Sonya.

***

Mawar sedang berada di kamarnya bersama kedua sahabatnya, mereka diminta ke rumah oleh Mawar karena ia ingin membicarakan hal yang sangat penting. Retha dan Fave menyimak cerita Mawar. Kedua sahabatnya terkaget dengan cerita Mawar. Mereka tidak menyangka Arlin yang selama ini menyantet Danu.

"Kita harus kasih tahu Gatef kalau dia tukang santet" ucap Retha.

"Gue bakal bujuk dia jauhin Arlin. Dia bahaya banget. Gue udah ngerasain kekuatannya, dahsyat banget." ucap Mawar.

"Rencana lo apa War?" tanya Fave.

"Gue bakal ajak ngobrol Gatef baik-baik. Mudah-mudahan dia percaya."

"Mudah-mudahan ya." Fave berharap, wajahnya menekuk ke bawah.

"Gue benci banget sama tuh anak. Makin menjadi!" Retha berkata dengan wajah marah.

"Kita harus sabar menghadapi dia." Mawar menenangkan Retha.

"Iya War."

Mawar merasa khawatir bila Arlin menyerang orang-orang terdekatnya, ia harus mempersiapkan diri untuk melawan perempuan jahat itu. Sementara itu, minggu ini adalah minggu-minggu UAS, ia harus konsentrasi dengan ujiannya.

***

Ketika di sekolah Gatef berjalan sendiri ia tidak ditemani lagi oleh Arlin karena ia sudah putus dengannya. Ia melihat Arlin sedang menyapa Aryo. Rasa kesal dipendamnya, ia mengumpat dalam hati. Ia benar-benar membenci guru itu. Ia rasanya ingin melabrak Aryo yang wajahnya bernafsu dengan Arlin. Gatef tidak tahan dengan amarahnya yang membara. Ia lalu berjalan menuju Aryo lalu memanggilnya.

"Pak Aryo!" sapanya.

Aryo lalu menoleh kepada muridnya itu" Iya ada apa?"

"Bapak jangan sange ya! Saya tahu Bapak sange ngelihat Arlin."

"Gatef!" tamparan keras mendarat di pipi Gatef. Aryo naik darah dengan perkataan muridnya.

"Bapak sange! Dia itu pacar saya! Bapak kan yang berenang sama Arlin. Arlin nggak ngajak-ajak saya berenang. Saya sudah curiga bapak sange sama dia."

"Jangan mulut kamu Gatef. Kamu jangan kurang ajar sama saya!"

"Saya yakin Bapak berbuat itu!"

"Berbuat apa?!"

"Bapak berenang dan tidur sama dia!"

Beberapa siswa melihat pertengkaran Gatef dengan Aryo termasuk Arlin. Arlin hanya tersenyum licik saja. Ia merasa puas. Aryo menarik tangan Gatef ke ruang bimbingan konseling. Di ruangan itu Aryo menceritakan kepada guru pembimbing.

"Gatef! Kamu tidak boleh menuduh Pak Aryo sembarangan!" guru itu melotot kepada Gatef.

"Dia itu guru sangean Bu! Laki-laki hidung belang!" teriak Gatef. Matanya menatap tajam kepada guru itu.

"Gatef! Kamu saya skors! Kamu tidak boleh ujian!" ucap guru perempuan itu di hadapan Gatef.

Wangi PeletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang