D E L A P A N B E L A S

374 109 21
                                    

Geng Yubi dan Devan sangat bersemangat ketika bermain bola basket bersama, Kiki dan teman-temannya hanya duduk menyaksikan dipinggir lapangan.

"Sepi ya, biasanya ada si Syavira." Celetuk Dina. Kiki dan Putri mengangguk setuju.

Kiki membalas "Mau gimana lagi, Din? Dia udah pindah." Ujarnya.

Putri membuang nafas pelan sambil menatap sekeliling, matanya tak sengaja bertemu dengan Riko yang juga menonton pertandingan bola basket.

"Kenapa, Put? Kok mukanya mendadak merah gitu," ledek Kiki. Putri mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ekhem, pantesan salting. Lagi liat-liatan sama Riko ternyata," celetuk Dina. Wajah Putri kemudian bersemu merah.

"Kasihan, Din. Udah merah gitu mukanya," tegur Kiki. Dina terkekeh pelan lalu menepuk bahu sahabatnya.

Dina mendorong punggung Putri untuk berjalan ke arah Riko "Udah sana sama Riko, nanti kalau kalian jadian kita dapet traktiran."

"Setuju banget, Din." Ucap Kiki. Putri melirik sinis kedua temannya "Jangan halu, aku nggak mungkin jadian sama dia."

"Jangan bilang gitu, nanti jadian beneran gimana?" Ledek Dina. Putri hanya menghela nafas kasar, percuma meladeni kedua temannya itu.

Sementara itu, Fadli berjalan sendirian ke arah toilet sembari membawa kertas kecil yang berisi hafalan untuk pelajaran Bahasa Indonesia.

"Ah elah, kenapa gua harus hafalan sih? Ribet banget." Ketus Fadli. Gadis yang baru saja menubruknya barusan, bingung melihat tingkah laki-laki itu.

"Lu kenapa? Ada barang yang hilang?" Tanyanya khawatir. Fadli mengernyit "Lu siapa? Emang kita pernah ketemu?"

"Heh lu lupa apa gimana, sih? Lu nabrak gua dijalan barusan. Mana minta maaf aja nggak liat mukanya," omel Nayla. Fadli menggaruk tengkuknya "Yang mana sih? Gua lupa,"

"Lupa karena saking banyak yang lu tabrak?" Sindirnya. Fadli hanya menaikkan bahunya acuh karena tak ingat.

"Yaudah gapapa, kenalin Nayla Zulfa. Dari kelas X AP 3." ucap Nayla sambil mengulurkan tangannya. Tetapi, tak direspon oleh Fadli.

"Yaudah gua balik ke kelas dulu," pamit Nayla. Cowok itu mengangguk pelan.

*****
Jasmine, Keisya, dan Syakila sibuk memakai kutek dikuku mereka masing-masing. Walau dikelas tersebut sedang ada pelajaran matematika yang sangat membuat mereka pusing, tetapi guru mereka meninggalkannya.

"Syakila, cariin contekan sana." Ujar Jasmine. Syakila menaikkan alisnya sebelah "Gue? Tanggung, Min. Belum selesai semua,"

"Yaelah, ribet banget segala nyari contekan. Ada si Rania ini kita manfaatin aja," saran Keisya. Jasmine dan Syakila saling berpandangan lalu tersenyum licik.

Jasmine menyelesaikan kegiatan kuteknya dan mengambil pulpen juga buku tulis matematikanya, kemudian ia menghampiri meja Rania.

"Ran, liat dong!" Pekik Syakila. Rania yang merupakan siswi pendiam dikelas Kiki hanya menggeleng pelan "Belum, nanti ya."

"Oke, baik banget deh kamu!" Puji Keisya sambil merangkul Rania.

Kiki yang baru masuk ke kelas diikuti teman-temannya dibelakang, melihat geng Jasmine yang sedang mendekati meja Rania tak tinggal diam.

TEMENAN DOANG KO BAPER [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang