(08) Demi Bintang

458 53 0
                                    

Jaket hijau dirangkap dengan rompi tebal, selalu kukenakan untuk melindungi badan dari angin jalanan yang dinginnya menusuk. Helm yang tersimpan di bagasi motor, menunggu untuk dikenakan oleh penumpang yang memakai jasa ojek online di tengah malam Jum'at ini.

Setelah selesai mengantar penumpang dengan senyuman demi mengharapkan bintang, arah motorku menukik ke sebuah minimarket untuk mengobati rasa hausku bekerja dari pagi dengan sebotol teh dingin.

Tak lama setelah kesegaran membanjiri tenggorakan, notifikasi penumpang selanjutnya muncul di layar hp-ku. Ku tutup botol dan segera mengonfirmasi. Tak jauh dari sana, di sebrang jalan sepuluh meter maju kedepan, aku bertemu dengan perempuan mengenakan baju biru, rok hitam, dengan tas bergelantung di tangan kirinya menanti untuk diantar ke tempat tujuan.

"Dengan Mbak Yupi? Ini helmnya Mbak!"

Tidak ada yang aneh dengannya atau arah tujuannya. Aku mengantarkannya ke perumahan dengan tarif Rp.10.000.

Di jalan komplek yang begitu sepi, aku sedikit memutar gasku agar laju motornya lebih cepat setelah mengantar mbak Yupi, karena kesunyian disini tidak membuatku nyaman.

Hah, aku kira jalan ini sudah sepi. Ternyata setelah belokan, ada ojol yang masih bekerja memberikan senyuman padaku. Sejenak ku bisa bernafas lega.

Namun, ojol itu muncul lagi di belokan selanjutnya dengan senyuman yang sama. Apa dia tersesat? Kenapa dia bisa muncul lagi di belokan?

Aku pacu lagi gasku dan sejenak kumenyadari ternyata aku masih berada di belokan yang sama. Padahal aku rasa sudah mengikuti arahan dari aplikasi Maps.

Kaget bukan main, alisku makin naik ke atas setelah melihat ojol yang sama dengan senyuman menyeringai seperti sebelumnya.

Aku mencoba arah lain, karena ini mulai tidak beres.

Namun ternyata, setelah pergi ke arah lain pun setelah bertemu dengan belokan, aku selalu berpapasan dengan ojol yang terus memasang senyum yang aku rasa kini mulai mengerikan. Anehnya, mengapa aku tidak bisa keluar dari komplek ini. Bahkan setelah berputar-putar hampir dua puluh kali, aku tidak menemukan jalan keluar. Dan yang aku temukan hanyalah ojol dengan senyuman.

Kapan ini akan berakhir?

Aku tak ingat apa-apa setelah itu.

Silau dari cahaya matahari mendobrak mataku seraya dibangunkan oleh warga komplek, mereka membangunkanku yang tergeletak di tengah jalan. Mereka pikir aku mati kecelakaan, ternyata hanya tertidur di tengah jalan.

"Ada-ada saja Mas ojol ini. Kerja jangan berlebihan, sampe tidur di tengah jalan kayak gini. Hadeuh hahaha ...."

Mereka boleh tertawa dan berkomentar sepuas mungkin. Namun, aku disini terbangun dengan ekspresi yang masih kebingungan, setelah masih bisa melihat ojol itu berdiri di belokan dengan senyuman yang sama tanpa bayangan walau matahari menyinarinya.

<><><>

By @KacangMas

BAYANGAN (Kumpulan Dark Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang