Chapter 11

6.1K 679 9
                                    

I rather live with a lie

Than have to face the reality

.

Yoongi menatap kearah salju yang semakin turun dengan deras, senyumannya mengambang. Ia melihat ada sebuah surat di atas meja, surat dari pemerintah beserta tanda tangan hakim disana. Tanda tangan asli yang membuat Yoongi semakin senang dengan keputusannya. 

Mulai detik ini, kalian tidak berhak datang untuk mengambil hartaku lagi

Keputusannya sudah bulat.

Dia sudah melepaskan diri dari keluarga yang baginya seperti neraka.

Kesabaran sudah habis, dia ingin lihat bagaimana keluarganya itu mulai jatuh secara perlahan-lahan. Ia ingin melihatnya dengan popcorn, Bagaimana bisa dia setega itu kepada keluarganya sendiri.

Keluarga?

Mereka hanya keluarga tiri

Keluarga aslinya adalah ayahnya yang sudah tiada karena sakit keras, dan setiap saat dia di hina karena memiliki ayah yang sakit-sakitan. Ia merasa bersalah dengan ayahnya, sekaligus menyalahkan ayahnya, kenapa sang ayah sangat mencintai wanita jalang itu, sementara wanita itu bahkan tidak menaruh iba kepada ayahnya.

Ia hanya ingin harta.

Wanita gak tau diri.

Deringan ponsel terdengar, Yoongi dengan cepat mengangkatnya dan mendengarkan siapa yang berbicara di balik telfon itu. Mendengar kabar yang begitu menyenangkan dari sekertaris barunya.

"Bagaimana Taehyung?"

"Rumah sajangnim sudah di pindahkan dan tidak ada satu anggota keluarga sajangnim yang mengetahuinya"

Seringai pun di lihatkan, "Oh bagus."

Yoongi mematikan ponselnya, dia saat ini sudah semakin menjauh dari keluarganya. Kali ini ia sudah mulai di titik kebebasan dari neraka. 

Lihatlah bocah yang dulu di hina itu.

Sekarang sudah seperti tuhan dengan kekayaan yang melimpah karena hasil kerja kerasnya. Ia ingin keluarganya bertekuk lutut di hadapannya. Memohon ampun kepadanya atas dosa-dosa yang mereka perbuat. Memohon ampun kepadanya karena telah membuat neraka yang khsusu untuk dirinya.

Lihatlah sekarang

Yoongi lah yang saat ini membuat neraka khusus untuk keluarganya.  

.

Lelaki berambut pirang itu duduk di sofa yang berada di tengah ruang kerjanya, wajahnya yang cantik itu di tutupi dengan hawa suram yang datang karena sosok lelaki terlihat tak asing di hadapannya.

"Hyung.. Hyung harus menerima kenyataan.." lelaki tak asing di hadapannya itu, berbicara dengan nada lirih nya.

Sementara Jimin mendengarnya hanya bisa diam, ia sungguh risih dengan kedatangan lelaki bergigi kelinci di hadapannya itu. Ia sudah cukup bahagia bersama pekerjaannya, kehidupannya, dan juga adiknya. Namun lelaki cantik di hadapannya itu tiba-tiba datang dan menghancurkan segalanya.

Jimin tidak pernah marah kepada orang lain, namun wajah suramnya memperlihatkan jika dia malas berhadapan dengan lelaki di hadapannya itu.

"Jungkook," Jimin menatap dengan tatapan mendelik nya, "jangan membuat mood ku semakin buruk karena kedatanganmu."

Jungkook memperlihatkan wajah ke kawatirannya, "Kumohon hyung sadar! Kebalilah kepada hyung yang aku tau!!"

Tak jauh dari sana, sosok lelaki pucat berdiri di balik pintu, mendengarkan pembicaraan yang cukup privasi itu. Lelaki pucat itu mengerutkan dahinya bingung, apa yang mereka bicarakan? Apakah itu sesuatu yang penting?

Lullaby 「Yoonmin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang