Chapter 15

5.9K 685 20
                                    

I'm not perfect

...

Yoongi membuka matanya, oh astaga dia ketiduran di apartemen Jimin. Ruangannya dalam keadaan gelap, suasananya begitu bising. Aneh sekali, sofa bukanlah tempat yang sempurna untuk dijadikan tempat tidur. Yoongi pasti akan membandingkan perbedaan sofa yang dia tiduri dengan kasur king size bed yang sudah di pastikan jauh lebih berkualitas dibandingkan tempat ini. Ini semua tidak ada harganya, pikir Yoongi.

Badan Yoongi terasa pegal-pegal, kakinya saja bahkan keram. Bagaimana bisa ia tertidur dalam posisi yang tidak nyaman sementara barang-barang bintang lima miliknya justru membuatnya bergadang? Sampai saat ini itu sedang menjadi tanda tanya besar bagi Yoongi.

Tetapi tanda tanya besar itu langsung di hapuskan, hal pertama yang dia lihat adalah wajah Jimin yang tertidur. Suara dengkurannya menandakan bahwa pria cantik itu tertidur pulas dalam posisi tidak enak. Seharusnya Jimin membangunkan dia saja, kenapa Jimin tidak ada niat untuk melakukan itu?

Yoongi melihat ke ponselnya, menunjukan pukul tiga pagi. Benar-benar keterlaluan sekali kamu Min Yoongi, paha dari anak orang ini harus menjadi korban sasaran empuk untuk dirinya tertidur.

Tapi--

Bolehkah Yoongi sedikit egois?

Malaikat sedang tertidur saat ini, dalam posisi tidak nyaman, namun masih bisa pulas sekali. Yoongi jadi iri, walaupun namja cantik itu memiliki kelainan mental parah, tetapi namja itu masih bisa bermimpi indah. Yoongi penasaran, Jimin memimpikan apa ya?

Tidak-tidak, Yoongi kali ini fokus ke wajah cantik dan polos itu. Sama seperti hatinya yang sesuai dengan fisik pria itu. Suatu hal yang Yoongi ketahui, perasaan dia sangat berbeda dibandingkan dirinya ketika bersama dengan Suran.

Apa dia.. Bisa menerimaku apa adanya?

Yoongi akhirnya beranjak dari sofa, kancing paling atas dia lepas supaya lehernya tidak terlalu sempit. Dia mengacak pinggang, melihat Jimin yang masih tertidur nyenyak tanpa terusik dengan pergerakan Yoongi. Yoongi jadi berpikir, begitu percaya sekali dia sama orang asing sepertiku. Aku bisa saja mencelakainya.

"Percuma kalau aku pindahkan ke kasur. Kerasnya tidak beda jauh," gumam Yoongi, memandang kasur tersebut dengan wajah intens.

Di waktu dini hari, Yoongi meraih ponselnya dan menelepon sekertaris malangnya itu. Sambil menatap kearah Jimin yang masih tertidur manis, Yoongi akhirnya berjalan ke kamar mandi dan berbicara dengan sekertarisnya itu lewat telepon.

"Yeoboseyo?"

Ini bukan Taehyung.

Yoongi terdiam, membiarkan suara familiar itu terdengar di indra pendengarannya Yoongi. Sekertarisnya sedang bersama saudara atau bagaimana? Yoongi pikir saudara dia hanyalah Namjoon.

"Ini.. Boss Taehyung? kenapa telepon ya?"

Akhirnya Yoongi menjawab, "Dimana Taehyung?"

"S-Suara.. Ini.. Kamu!! Kamu yang dekat dengan Jimin hyung!!! Oke oke tarik nafas.. kenapa dunia begitu sempit sekali?! Oh astaga aku kawatir dengan Jimin Hyung!! Apa dia baik-baik saja??"

Celotehnya terlalu panjang, Yoongi mengalihkan pertanyaan namja tersebut, "Dimana Taehyung?"

"Kamu boss yang dibilang Taehyung itu! Seharusnya kamu berterimakasih karena semua latar belakangnya berasal dari aku!"

"Tolong jawab pertanyaanku.. Apa hyung baik-baik saja?"

Yoongi melirik kearah Jimin sekilas, "Ya."

Lullaby 「Yoonmin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang