6. Meet

2.3K 254 35
                                    

Dalam ruang makan itu, hanya ada suara dentingan sendok yang sayup-sayup terdengar. Sesekali Xile mengintip kearah Nave, yang tengah memakan makanannya juga dengan tenang.

Tadi saat dia tengah tidur di kamarnya, Pere tiba-tiba membangunkan Xile dan mengatakan bahwa Nave telah menunggunya di ruang makan dan meminta Xile untuk makan bersama. Di ruangan ini, tidak ada yang menyuapi Xile seperti di rumah. Dan suasana yang sepi juga membuat anak itu merasa akward sekali.

Xile murung seketika. Tanpa adanya Al dirumah, tempat itu sana saja seperti kuburan. Sepi, dan lebih parah suasananya malah terkesan mencekam.

Didalam lubuk hatinya yang terdalam..... Xile bahkan sudah merindukan keluarganya.

Dan kemurungannya, membuat Xile perlahan menyimpan alat makannya.

" Tuan Muda, obatmu"

Pere yang melihat Xile telah selesai makan, maju untuk menyerahkan segenggam obat yang harus diminum Xile. Kebanyakan dari mereka juga vitamin, untuk menambah daya tahan Xile.

Xile menerima itu dengan senyum miris. Ini adalah pertama kalinya Xile ditinggal jauh oleh keluarganya, tanpa Felix atau siapapun.

" Ehh...... Tuan Muda kenapa menangis?" Pere yang semula ingin membawakan susu panas untuk Xile panik saat anak itu sedikit terisak sambil meremat pakaiannya. Nave yang semula asik makan akhirnya menoleh, terusik dengan suara isakan kecil itu.

" Tuan Muda sakit? Atau ada yang dirasa?" tanya Pere khawatir. Xile hanya menggeleng pelan, dia hanya rindu keluarganya. Sungguh.

Kenapa juga, Lion dan Lylo tidak membawanya coba?

Ah ya. Mereka sibuk disana. Apalagi cuaca disana sepanjang hari selalu dingin, salah satu kelemahan Xile.

" Ikutlah denganku"

Xile mendongkak, melihat mata kelam itu dengan takut. Bahkan wajah Pere saja sudah pucat. Dia sudah tahu sifat Nave dari kecil. Bagaimana jika tanpa sengaja Nave membuat keadaan semakin parah?

Pere serba salah. Dan Xile sudah mulai menyeret kakinya untuk mengikuti langkah Nave.

Sebuah pintu dibuka. Mata Xile membola. Itu satu ruangan khusus, berteknologi tinggi dan penuh dengan mainan khas lelaki.

" Papa dan Dad membuat tempat ini saat aku masih kecil. Saat aku sendiri aku selalu bermain disini. Kau bisa bermain disini jika kau kesepian" ujar Nave. Xile menghapus air matanya pelan. Benarkah dia boleh main disini?

Xile menuju ke rak buku. Mengambil satu buku cerita yang belum pernah dibacanya, dan mulai tersenyum.

Xile memang senang membaca, namun senyumnya luntur saat melihat tulisan yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Nave duduk disampingnya. Membuat Xile menggeser tempatnya duduk.

" Kau suka? Aku bisa membacakannya untukmu" tawar Nave.

Xile terdiam. Membuat Nave sampai menoleh karena tidak mendapat respon apapun dari Xile.

" Kau melamun?" alis Nave terajut. Tersadar akan kebodohannya, Xile buru-buru menggeleng panik.

"Ti-tidak! Hanya saja.." Xile menundukan kepalanya takut, " Aku tidak menyangka Kak Nave itu sebenarnya baik" aku Xile jujur. Jarinya bergerak memilin gelisah. Dan pipinya yang memerah, membuat perhatian Nave untuk sepersekian detik tidak mampu beranjak dari pemandangan menggemaskan itu.

" Jadi menurutmu aku ini jahat?" alis Nave otomatis naik. Membuat Xile lebih panik lagi.

" Bu,bukan begitu! Itu... Hanya saja Kak Nave selalu terlihat menyendiri dan-Auch!"

(END) Running For You [boyxboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang