" FELIXXXXX!!!!!!"
Lengkingan itu membuat Felix tersentak saat tubuh Al tiba-tiba saja menabrak tubuhnya. Lelaki berkepala tiga itu dengan senang memeluk erat keponakannya. Menampakan wajah cerah, yang sama sekali tidak memcerminkan usia aslinya.
" Uuuuu...... Paman merindukanmu... Dimana si manis Xile hm? Mamamu?" tanya Al antusias. Felix hanya bisa tersenyum tipis. Dia tidak pernah terbiasa, menghadapi kehyperaktifan Al yang sebanding dengan sepupunya, Lican.
" Lylo sedang menemani Xile dirumah Al. Xile drop lagi beberapa hari yang lalu"
Lion menggantikan Felix untuk menjawab pertanyaan Al. Wajah Al terlihat sendu, lalu seketika dia memasang wajah marah di hadapan Lion.
" Kakak kenapa tidak memberitahu kami?! Mommy dan Daddy bagaimana? Kalian menghubunginya kan?" tuntut Al cepat.
Lion tersenyum kecil, " Lylo tidak ingin kalian khawatir. Xile juga sudah baik-baik saja sekarang. Maaf kami tidak memberitahu kalian sebelumnya"
Al menghela nafas. Mau bagaimana lagi jika begitu? Al bersyukur, setidaknya keponakannya telah baik-baik saja sekarang.
" Kenapa kau berdiri selama itu Baby? Kau lupa apa yang Dokter katakan? Kau tidak bisa lama berdiri seperti itu"
Suara dalam namun lembut terdengar dari lantai dua. Seorang pria gagah menuruni tangga, bersama sekumpulan pria, yang jelas Lion tahu apa pekerjaannya.
Dibelakangnya lagi Nave mengikuti dalam diam. Dibandingkan Steve, Nave lebih senang melakukan semuanya dengan tindakan. Dia hanya akan bicara banyak, jika itu menyangkut Papanya.
" Kalau begitu sampai nanti Tuan Steve, Tuan Nave. Senang bertemu kembali dengan Anda, Tuan Alkana" salah satu dari pria tersebut berbicara, sambil tersenyum tipis pada Al yang membalas senyumannya dengan senyuman yang lebar.
Sepeninggal orang-orang itu, Steve mendekap Al erat. Menggendong lelaki itu, agar kakinya tidak berdiri lebih lama lagi.
Sejenak matanya melirik Lion dan Felix yang duduk diruang tamunya. Steve mendudukan tubuhnya, diikuti dengan Nave yang duduk disebelah Steve.
Lion memberitahu lewat isyarat, bahwa yang dia inginkan adalah perbincangan dengan Steve dan juga Nave. Yang berarti, ini tentang masalah pekerjaan.
Steve mengecup pipi Al lembut. Tatapannya dalam sekali, berbeda dengan cara dia menatap orang lain yang bukan keluarganya.
" Ada apa dengan wajahmu hm?" tanya Steve lembut. Bertanya mengenai wajah istrinya yang terlihat kusut.
" Xile sakit lagi Steve....... Aku ingin menemani Kak Lylo dirumahnya... Boleh ya? Ya?" tanya Al sambil sedikit memohon. Steve mencuri satu kecupan dari bibir mungil Al, lalu tersenyum lagi.
" Mmm..... Pere dan Carlos akan mengantarmu. Aku dan Nave akan menyusul bersama Lion dan juga Felix" ujar Steve. Masih betah menciumi wangi tubuh Al.
" Ish, kau harus memanggil Kak Lion Kakak Steve! Dia kan suami Kak Lylo" protes Al lagi. Matanya memperingatkan sang suami, yang dibalas kecupan bibir sekali lagi oleh Steve.
" Oke maafkan aku. Sekarang ke kamar dan bersiaplah okay? Aku dan Nave akan berbincang dulu sebentar dengan Kak Lion"
Al mengangguk. Turun dari gendongan Steve dan berlari kearah kamarnya. Membuat Nave harus memperingati Papanya bahwa dia tidak boleh terlalu lama berlari apalagi sampai terjatuh.
Sepeninggal Al, barulah Steve memandang serius Lion dan Felix yang ada di hapannya. Wajahnya terkesan dingin. Sementara untuk Nave, wajahnya sudah tidak berekspresi sejak dulu. Lion atau Felix bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan oleh anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Running For You [boyxboy]
AcciónDisaat kehidupan semakin berjalan, Felix akhirnya tahu rahasia yang selama ini selalu tersimpan rapat. Dia pergi, melupakan adik kecilnya yang mencari sebuah jawaban. Dia lupa, ada berbagai iblis yang mengincar adiknya semenjak itu..... CERITA BOYXB...