23. I'll Fight For You

929 94 23
                                    

Xile menatap baju pernikahannya dengan wajah kagum. Dia tidak pernah tahu, seniat apa keluarganya itu menyiapkan pernikahannya. Tuxedo itu jelas dibuat dari bahan yang mahal dan nyaman dipakai, dengan hiasan kecil berlian di beberapa bagian. Xile tidak bisa membayangkan betapa berkilaunya nanti dia jika memakai pakaian itu.

Tangannya dengan hati-hati menyentuh bordiran rumit yang mengukir bagian depan tuxedo itu. Ini terlalu indah, Xile merasa tidak pantas jika harus memakai pakaian semewah itu.

“Tidak terasa bukan, adikku yang manis akan menikah sebentar lagi.”

Xile berbalik untuk melihat Felix yang baru datang dengan senyum. Gadis itu mengusap pipinya pelan, memandangnya dengan kelembutan yang tidak pernah bisa Xile lupakan sekalipun dia memiliki gangguan otak kini.

"Dulu aku selalu berpikir bisa menjagamu seorang diri. Menjadi pelindungmu dan kita bisa hidup berdua untuk selamanya. Namun lihatlah dirimu sekarang, aku merasa waktu berjalan begitu cepat tanpa kita sadari."

Xile menangkap tangan Felix yang mengusap pipinya lembut. Mata Xile melihatnya dengan lurus, menyiratkan sedikit rasa bingung disana.

“Lalu kenapa Kakak membiarkan Alpha lain menandaiku dulu? Aku tidak mengerti Kak. Bukankah kembaran seperti kita biasanya menjadi mate yang sempurna? Kenapa kakak membuangku dan memberikanku pada Alpha lain?” tanya Xile menuntut. Felix menatapnya lembut, tidak menjawab pertanyaan itu sesegera mungkin.

“Kau mencintainya.”

Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan yang diungkapkan oleh Felix. Xile hendak membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi semua kata-kata itu tersangkut begitu saja di tenggorokannya. Dia tidak bisa mengatakannya, kata-katanya mungkin hanya akan menyakiti kakaknya pada akhirnya.

“Sejak awal, Nave memang lebih mampu menjagamu daripada aku. Kau mencintaiku sebagai saudara, sementara kau mencintainya sebagai Omega pada Alphanya. Aku tidak menyesal membiarkannya mencintaimu, karena aku tidak mungkin tega merebut kebahagiaan adikku begitu saja hanya karena keegoisanku.”

“Apa...” Xile menjeda kalimatnya, matanya hanya menatap Felix dengan rasa ragu.

“..... Kakak mencintaiku?” lanjutnya pelan. Felix tersenyum, tangannya bergerak merapihkan beberapa helain rambut Xile yang mencuat ke segala arah.

“Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa rasa itu hanya sebagai saudara Xile. Jangan khawatir terlalu banyak,” ucap Felix tenang. Xile menggeleng tidak terima. “Kalau begitu aku-”

“Dan ada seseorang yang menarik perhatianku untuk saat ini. Dia mampu membuatku tersenyum hanya dengan usahanya yang konyol. Apa kau pikir aku bisa bersamanya Xile?” tanya Felix. Xile berhenti bicara, lalu tersenyum lebar untuk mengelus pipi kakaknya seperti yang Felix lakukan sebelumnya.

“Kakak mencintainya?” tanya Xile penasaran. Felix tersenyum. “Kau bisa menebaknya sendiri” jawabnya misterius yang menimbulkan tawa kecil dari mulut Xile. Omega itu baru merasa tenang sekarang, dia tidak meninggalkan Felix dengan pernikahannya. Jawaban Felix sebelumnya sudah cukup untuk melepaskan beban yang selama ini mengganjal didalam hatinya.

“Kalau begitu kakak harus bahagia. Kebahagiaanku hanya aku sempurna jika kakak pun bahagia,” bisik Xile sambil menyatukan kening mereka. “Aku tahu,” jawab Felix sambil memejamkan matanya. Ya, mereka berdua akan tetap bahagia sekalipun mereka tidak bersama lagi di masa depan.

Felix mencoba percaya betul akan hal itu.

*****

Xile memandang cincin di jarinya dengan perasaan bercambur aduk. Dia merasa senang karena kini telah terikat resmi dengan Alpha gagah itu, tapi dia merasa gugup jika harus memikirkan bagaimana dia harus bersikap untuk kedepannya. Pada saat proses pemasangan cincin saja Xile tidak berani sedikitpun melihat wajah tampan Nave. Tangan alphanya saja sudah cukup membuat jantungnya berdebar kencang, apalagi jika dia harus menatap wajah lelaki itu? Tidak. Xile tidak akan kuat jika diminta melakukannya!

(END) Running For You [boyxboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang