16. It's All Lie

1.6K 154 0
                                    

"Eenggghhh"

Xile memandang puas keramaian didepannya. Yeah, kebebasan yang dia nantikan akhirnya ada didepan mata. Xile melangkah ringan, tersenyum licik saat dia melihat seorang pria sibuk yang berjalan dengan tergesa-gela melewatinya.

'Dapat'

Xile melanjutkan perjalanan nya dengan handphone asing ditangannya. Tangannya bergerak dengan lincah dan cekatan saat dia meretas password handphone asing itu untuk dia buka. Kakinya melangkah kearah kamar mandi yang disediakan didalam mall tempat dia bersenang-senang saat ini.

Bibir manisnya menyunggingkan senyum puas saat handphone itu berhasil dia retas. Tangannya bergerak mengetuk-ngetuk keramik wastafel saat Xile dengan cepat mengetik tombol dia untuk nomor yang hafal diluar kepala. Mata bulatnya yang lucu berubah tajam saat dia memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Panggilan diangkat tidak lama kemudian, membuat wajahnya melunak lagi dan berubah senang.

"Daddy~~~~~ I miss you soooooo much"

Xile berucap dengan nada manja saat suara deheman dia dapat dari orang yang dia telfon. Saat ini Xile tidak lagi bisa menghubungi Daddynya dengan ponsel miliknya karena Xile tahu diam-diam Nave telah meretas ponselnya untuk dipasangkan penyadap. Xile mencuri handphone pria asing tadi untuk alasan ini, dia harus segera menelfon Daddynya untuk menjemputnya sebelum ada yang sadar.

'My good boy, apa kau bersenang-senang di keluarga itu?'

Xile mengerutkan alisnya tidak mengerti. Jadi Daddynya tahu bahwa dia sekarang tinggal bersama Alpha elit pengatur itu?

"No Daddy....... Aku ingin pulang....... Kau benar tentang Alpha elit yang sombong dan pengatur itu. Dia bahkan menandaiku di heat pertamaku! Ugh, aku ingin meledakan kepalanya saja jika dia tidak memberiku perintah dengan feromone menyebalkanmu itu" omel Xile kesal. Sesaat kemudian dia baru sadar bahwa dia baru saja melakukan kesalahan yang fatal. Daddynya tidak akan suka jika tahu dia telah ditandai oleh Alpha lain selain kakaknya.

"Da, Daddy...... Itu.... Emm...... A,aku masih bisa ditandai ulang kan? Jika sudah kembali lagi?"

Pertanyaan itu dilontarkan dengan keraguan yang besar. Xile mendadak gugup, saat Daddynya tidak merespon sama sekali.

'Xile'

Xile berjengit kecil saat suara Daddynya tiba-tiba terdengar lagi. Tidak, dia tidak boleh membuat Daddy marah sedikitpun. Dia benci melihat Daddynya memandang dirinya rendah seperti dulu saat dia gagal melakukan sesuatu.

"Y,ya Daddy?" Ucapnya mencoba tidak gugup. Tangan Xile mulai bergerak gelisah, tanda bahwa diapun takut mendengar nada perintah yang dikeluarkan Daddynya.

'Kau bilang keluarga mana yang menandaimu?' tanya lelaki itu. Xile menelan ludahnya kasar, tahu semuanya tidak akan berakhir dengan mudah sekarang.

"Ke,keluarga Lebora Daddy. Nave Tritas Lebora yang menandaiku..... A,apa Daddy mengenalnya?" tanya Xile takut-takut. Suara tawa yang membalas membuat perasaan Xile semakin tidak enak. Jika sudah begini, Xile pasti harus bersusah payah lagi setelahnya.

'Xile sayang. Kau akan melakukan apapun perintah Daddy kan?' tanya pria itu setelah tawanya mereda.

"Tentu Daddy!" jawab Xile cepat dan yakin. Dia tidak ingin dibuang, dia harus berhasil menjalani misinya atau Sang Daddy akan menggantinya dengan yang lain.

'Bagus. Kalau begitu aku punya misi yang penting untukmu baby boy. Kau harus--"

(END) Running For You [boyxboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang