14. Angry

1.9K 210 12
                                    

"DIMANA INI HAH?!"

Xile berteriak dengan nyaring saat sadar dia tidak berada di kamarnya sendiri. Dengan susah payah dia mencoba turun, hanya untuk terjatuh lagi karpet empuk yang menjadi alas ruangan ini.

Xile dengan panik meraba tekuknya. Ada bekas gigitan yang dalam disana. Badan Xile bergetar karena amarah. Itu semua bukan mimpi, bajingan itu benar-benar mengigit tekuknya kemarin malam!

"Kau sudah bangun?"

Xile menatap Nave yang baru keluar dari kamar mandi dengan tatapan membunuh terbaiknya. Dia mencoba berdiri kembali, untuk jatuh, dan jatuh lagi.

"Sialan! Akan kubunuh kau! Aargghh! Lihat sampai Daddy mengetahui hal ini!"

Nave hanya memandang datar Xile yang mengumpat padahal untuk berdiripun dia tidak bisa. Xile telah dipakaikan pakaian milik Papanya dan telah wangi kini. Tanpa persetujuan, Nave menggendong Xile untuk keluar kamar, tidak peduli anak itu meronta sambil terus mengumpat dalam pelukannya.

"Bajingan! Mati saja kau! Aku pasti-"

"Diam"

Mulut Xile langsung terkunci saat perintah itu diucapkan. Persetan dengan omega, kenapa dia menjadi begitu lemah sampai membantahpun dia tidak bisa?!

"Kau tidak akan bisa membantah perkataanku setelah kita mating. Jadi jangan bersusah payah lagi untuk mencoba"

Oh, baik sekali untuk memberitahu Tuan alpha sialan. Umpat Xile dalam hati. Dia melirik penasaran pasangan alpha-omega yang telah siap di meja makan. Si omega, nampak senang sekali melihat kehadirannya.

"Xile! Paman senang sekali kau sudah kembali~~~ bagaimana keadaanmu? Apa Nave terlalu kasar padamu semalam? Wajahmu terlihat tidak baik"

Oh, jadi namanya Nave.

Tunggu!

Bukan itu yang menjadi fokusnya! Kenapa orang ini banyak tanya sekali?! Memangnya dia reporter huh?!

Xile mendengus kesal, yang dibalas lirikan dingin dari alpha yang duduk disebelah omega cerewet itu.

Okay. Alpha tua disebelahnya tampak menyeramkan bagi Xile.

"Duduk dan makanlah"

Xile melirik tajam Nave yang dengan santai mengambil tempat didepan pasangan itu dan memulai sarapannya. Mau tidak mau Xile mengikuti, perutnya sudah berdemo sampai Xile pusing sendiri oke?!

"Aku melarangmu menggunakan pistol sampai waktu yang belum kutentukan. Itu ketetapanku sebagai alpha"

Trang

"Hah?! Apa maksudmu! Lebih baik aku mati daripada dipisahkan dari mainanku! Dasar alpha gila! Biarkan aku pergi sekarang atau aku akan melaporkanmu sebagai pelaku penculikan setelah ini!"

Al hanya membuka mulut tidak percaya melihat bagaimana keponakannya yang dulu pemalu dan pendiam kini bertingkah bar-bar dengan umpatan kasar didepannya. Tubuh Al tengah dipeluk oleh Steve kini. Steve ingin marah karena seseorang baru saja melempar garpunya di meja makan kini. Namun Steve juga sedikit mengerti kondisi Xile. Anak itu hilang ingatan, tidak mungkin baginya memaksakan peraturan mereka padanya bukan? Apalagi saat ini Xile walau belum resmi sudah menjadi bagian keluarga Lebora.

"Tidak berguna. Jangan membanting alat makan lagi di meja makan" balas Nave kelewat tenang. Wajah Xile sudah memerah menahan amarah kini. Baiklah, dia akan pergi dengan kekuatannya sendiri jika begini!

(END) Running For You [boyxboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang