••03••

31 4 0
                                    

Keesokan harinya.

Seperti biasa Muti datang mepet jam masuk sekolah.

"Hey, selalu pagi sekali kamu datang?". Pertanyaan Yuna menyambut kedatangan Muti yang berlari menghampirinya.

"Ya biarlah, yang penting belum mulai pelajaran". Ucap Muti berlagak PD.

"Iya saja lah terserah padamu". Sahut Yuna menggelengkan kepalanya samar.

Muti hanya cengengesan menanggapi tingkah Yuna.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•***

"KRING KRING...." Bel istirahat berbunyi.

Kali ini Muti dan Yuna langsung keluar menuju kantin.

Sebelum mereka sampai keluar kelas, "Hey, tunggu kami!!". Teriak Shita dan Miya(teman satu bangku Shita)

Muti dan Yuna hanya menoleh dengan muka-muka membosankan.

"Cepatlah". Ucap Muti kepada Shita dan Miya.

Mereka berempat berjalan bersama beriringan ke kantin.

Yuna yang sudah bawaan lahir emang cerewet, gak bisa diem dan suka ngobrol terus saja ada yang di bahas selama berjalan ke kantin.

Muti dan Miya hanya diam. Miya menatap kedua temannya yang sedang bergurau. Muti seperti biasa diam dan berfikir, atau mungkin ngelamun.

"Eh, nama toko di depan kok di ganti Ya?". Shita memberi pertanyaan kepada ketiga temannya.

"Ya mungkin sudah kuno, jadi diganti biar keren". Jawab Yuna ngasal.

"Tak tau". Jawab Miya menirukan gaya upin & ipin.

"Bagaimana apa kamu tau Mut?" Shita menoleh ke Muti

"Apa?". Muti muka datar.

"Soal toko di depan tadi lo".

"Memangnya toko itu kenapa?".

"Soal toko di depan yang diganti tadi lo, apa kamu tau alasannya. Menurutku itu sudah bagus, jadi aku ingin tau kenapa harus diganti.". Jelas Shita panjang lebar dengan sabar.

"Toko itu tetap sama, tadi aku lewat juga masih ada di sana". Jawab Muti dengan wajah polos tak berdosa.

"Namanya Mutiii". Shita mulai gemes dengan jawaban Muti.

"Nama pemiliknya pak roni, belum berubah kok".

"Nama toko itu Mutii... bukan pemiliknya yang berubah". Shita seperti ingin meremas pipi Muti.

"Ooh". Jawab Muti singkat, dengan nada datar.

"Apa kamu tidak memahami yang aku pertanyakan padamu tadi?". Tanya Shita sedikit kebingungan dan esmosi dengan Muti yang tidak paham-paham.

"Tidak". Jawab Muti datar, dengan muka tak bersalah tak berdosa.

"Hadehhh". Shita Memukul dahinya sambil menggelengkan kepala.

Seketika Yuna dan Miya tertawa melihat Shita dibuat kehabisan kata-kata oleh Muti.

Muti hanya cengengesan melihat mereka.

"Eh emangnya kamu lagi mikirin apa sih, sampai-sampai suara Shita yang membahana tidak masuk ketelingamu?". Tanya Yuna kepada Muti dengan tawa yang belum reda.

"Entahlah". Jawab Muti mengangkat bahunya sambil sedikit tersenyum.

"Mungkin lagi mikirin kejombloannya kali". Sahut Shita dengan muka kesal.

"Walau jomblo, penting happy". Muti mengucapnya dengan mengangkat kedua tangannya sedada, berlagak woles.

Mereka semua tertawa melihat kelakuan Muti.

"Sudahlah Shita, kaya gak hafal aja sama temen kita yang satu ini". Yuna melirik kearah Muti.

"Ya, aku cuma ngetes kesabaran kalian aja". Muti sok PD di depan ketiga temannya.

"Ngeles aja lu, kaya bajai". Sewot Shita namun dengan nada gurau.

Lalu mereka tertawa bersama.

Tak sadar mereka sudah tiba di depan kantin karena keasyikan ngobrol, tertawa dan bergurau.

♡☆♡


Jika bersama teman masalah terasa hilang. Apalagi kalau udah ngobrol terus ketawa-ketawa bareng. Ya nggak?

Jangan lupa kepoin lanjutannya.😘

Kasih ☆ Ya. Nyenengin Autor gak Ada salahnya kan.😉
👇

TELMI KuadratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang