6

15.1K 854 20
                                    

Dante menatap wajah cantik yang matanya tengah mengerjap tak percaya itu. Ya, Aurora miliknya. Wajahnya, matanya, bibir bengkaknya yang baru saja Dante cium adalah miliknya.

"Kau membayangkan menciumku sejak pertama kali melihatku?"

Dante tertawa kecil. "Ya. Dan banyak hal lainnya lagi."

"Misalnya?"

"Kau yakin menanyakan hal itu padaku Princess?" Dante menyeringai, mengusap wajah Aurora dengan jemarinya. Saat Aurora dengan gugup mengangguk, Dante berkata, "Aku ingin mencium tidak saja bibirmu, tetapi seluruh bagian dari wajahmu, seluruh tubuhmu. Aku ingin menyusuri halusnya kulitmu dengan ujung jariku secara perlahan dan menikmati setiap detilnya. Aku juga akan membawamu ke kamarku, berbaring di ranjangku dan..."

"Stop." Mata Aurora membelalak lebar, kepalanya menggeleng keras. "Aku... Aku tidak mau mendengar lagi."

Dante tertawa keras. Bahu lebar lelaki itu berguncang. "Princess, kau menambah satu lagi alasanku untuk menyukaimu. Kepolosanmu. Aku menyukainya."

"Hentikan, Dante!" Aurora berteriak keras agar Dante mendengarnya di sela tawa keras lelaki itu.

Dante dengan segera berhenti tertawa. Mata lelaki itu menatap dengan pandangan yang belum pernah Aurora lihat sebelumnya. Bukan, itu bukan tatapan marah.

"Ulangi lagi, Princess."

Aurora mengerutkan dahinya. Dante berdecak kesal, meraih jemari Aurora dan berkata lagi, "Aku minta kau mengulangi lagi yang kau katakan tadi. Kau tadi menyebut namaku."

"Ya." Aurora mengangguk, menelan ludah dengan gugup saat mata Dante terlihat melebut. "Aku... Kau tidak marah?"

Dante menggeleng. "Ucapkan lagi namaku, Princess."

Aurora menatap Dante yang seperti ingin sekali mendengar gadis itu mengucapkan lagi namanya.

"Dante," ucap Aurroa pelan, nyaris seperti berbisik.

Dante terdiam, seperti terpana. Lalu lelaki itu memejamkan matanya. "Tolong ucapkan lagi, Princess."

Maka Aurora kembali mengucapkan nama itu seolah hanya hal itulah yang paling penting untuk dia ucapkan saat ini. "Dante... Dante."

"Apa kau tahu..." Dante membuka matanya, menatap Aurora lekat. "Itu pertama kalinya aku mendengar seseorang menyebutkan namaku dengan penuh perasaan. Biasanya saat mereka menyebutkan namaku mereka terdengar ketakutan, dipenuhi rasa bersalah atau rasa benci. Tapi, mendengar bibirmu menyebutkan namaku seperti tadi membuat aku kehilangan kata, Princess."

"Kau... Kau juga melakukan hal yang sama, Dante." Aurora menatap malu. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. "Setiap kali mendengarmu memanggiku Princess, aku merasakan seluruh tubuhku menghangat oleh perasaan yang belum pernah aku rasakan."

"Jadi, kau dan aku merasakan hal yang sama, Princess."

Aurora tersenyum, mengangguk malu sembari tertunduk.

"Tatap aku Princess!"

Aurora dengan segera mengangkat wajahnya, memberi Dante tatapan tajam tidak peduli betapa tampannya lelaki di depannya itu..

"Kau memberi perintah lagi, Dante. Suaramu terdengar keras."

Dante merengut tidak suka." Lalu seperti apa yang seharusnya aku katakan?"

"Gunakan kata tolong, Dante." Aurora memberanikan diri membelai lembut wajah keras Dante. Lelaki itu terdiam, memejamkan sejenak matanya merasakan sentuhan tangan Aurora. "Aku hanya ingin kau menjadi pribadi yang lebih baik. Karena aku peduli padamu."

Mine! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang