1

5.7K 306 42
                                    

"Kau yakin tidak ada yang akan mendepakku keluar dari gedung ini? Aku bukan karyawan di sini."

Raya mengigit bibir bawahnya. Ia mengelap kedua telapak tangannya di gaun putih selutut yang ia pakai. Keningnya berkerut menatap ke arah pintu tertutup di depan sana di mana ada dua orang penjaga berpakaian safari hitam, berkacamata hitam -meskipun sekarang sudah malam- sedang berdiri dengan raut wajah seram.

Jessica mendesah keras, menyiratkan jika dia bosan mendengar pertanyaan yang sudah diulang oleh Raya berkali-kali sejak tadi sore. Malam ini adalah malam penting untuk Raul Company, perusahaan di mana Jessica, sahabat baik Raya bekerja. Perusahaan itu baru saja mendapat gelar sebagai perusahaan terbaik tahun ini dengan pertumbuhan laba yang meningkat secara signifikan selama setahun terakhir. Sebagai hadiah untuk semua karyawannya yang telah bekerja dengan baik, pimpinan perusahaan mengadakan pesta untuk seluruh karyawannya. Dan sore tadi, secara mendadak Jessica meminta Raya untuk mendampinginya datang ke pesta karena Tio pacarnya mendapat tugas meliput berita di luar kota.

Tanpa menjawab pertanyaan Raya, Jessica meraih lengan sahabatnya itu dan menyeretnya mendekati pintu. Kedua penjaga pintu berwajah seram mencegat mereka berdua.

"Aku pegawai di sini." Jessica membuka tas tangannya, meraih kartu identitas beserta kertas undangan kecil, menujukkan semua itu pada kedua pengawal. "Namaku Jessica Natasya, bekerja di bagian keuangan, nomor pegawaiku FNC03228."

Kedua pengawal itu menatap kertas di tangan mereka, menelitinya sebentar lalu mengangguk dan membukakan pintu untuk mereka berdua.

Suasana temaram dan suara lembut musik yang mengalun menyambut kedatangan mereka berdua. Ruangan besar itu dihiasai dengan banyak lampu warna-warni seperti di kelab dan sudah mulai dipenuhi orang-orang. Raya menatap kagum ruangan besar yang memang menurut Jessica adalah aula kantor, di mana tempat ini bahkan dapat menampung tiga ribu orang sekaligus. Interiornya bernuansa klasik dengan banyak ukiran emas di setiap bagian atas pilar-pilar yang mengelilingi aula. Di bagian depan ada sebuah panggung besar dan tidak terlalu tinggi dengan band yang sedang memainkan musik.

"Menurut gosip," Jessica berhenti sebentar, matanya menatap sekeliling sementara kepalanya didekatkan di telinga Raya. "Ada penyanyi terkenal yang diundang ke sini. Mereka sengaja merahasiakan siapa penyanyi itu agar menjadi kejutan. Dan jangan takut Ray, tidak akan ada yang mendepakmu dari tempat ini. Kau bersamaku."

Raya mendesah lega meskipun sebagian hatinya masih merasa khawatir. Bagaimana ia tidak khawatir, pesta ini jelas-jelas dikhususkan untuk karyawan perusahaan. Akan ada banyak petinggi sekaligus pemilik perusahaan datang, karena itulah penjagaannya sangat ketat. Di bagian lobi gedung tadi mereka sudah diperiksa, begitu sampai di lantai dua belas ini pemeriksaan kembali terjadi.

"Berhentilah terlalu banyak berpikir, Ray!" suara keras Jessica mengangetkan Raya yang sedang mengerutkan kening sembari menatap kosong ke arah depan. "Kita akan menikmati pesta dan aku akan menunjukkan padamu seperti apa pimpinan perusahaan ini. Dia sangat tampan, Ray."

Sejak Jessica bekerja di perusahaan ini setahun lalu, sejak itu juga Raya selalu mendengar sahabatnya itu mengatakan betapa tampan bos di tempatnya bekerja. Bos Nico, begitu Jessica dan seluruh karyawan perusahaan memanggilnya, digambarkan Jessica sebagai perpaduan antara Theo James dan Toni Mahfud. Sangat berlebihan!

"Hai Susan!" Jessica berteriak pada seorang wanita muda lalu berjalan mendekati sosok yang terlihat cantik dengan gaun hitam ketat itu. Jessica mencium pipi wanita itu, berbisik sebentar dan mereka berdua tertawa bersama sebelum akhirnya Jessica kembali berjalan menuju tempat Raya berdiri.

"Apa yang kalian bicarakan, Jess. Kalian terlihat bahagia sekali tadi."

Jessica tertawa kecil, mengusap rambut panjangnya yang diikat ekor kuda persis seperti Ariana Grande. "Aku mengatakan padanya dia terlihat seksi sekali dan Susan bilang dia melakukan itu untuk Bos Nico. Susan satu dari banyak karyawan single di kantor yang berharap bisa mendapat perhatian Bos Nico. Kami mendengar kabar dia sedang tidak memiliki pacar saat ini."

Mine! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang