Aurora membuka matanya perlahan saat merasakan sakit di bagian wajahnya. Sinar terang lampu yang tepat berada di atas wajahnya membuat gadis itu mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan diri. Aurora merasakan kedua tangannya kaku, begitu juga kakinya.
"Ya Tuhan!" Aurora memekik saat menyadari dirinya duduk di sebuah kursi dengan kedua tangan terikat ke belakang dan kedua kakinya juga diikat.
Jadi itu penyebab tangan dan kakinya terasa kaku.
Aurora memerhatikan tempatnya berada saat ini. Ruangan itu kecil, mungkin berukuran empat kali empat meter dengan sebuah jendela kecil yang terletak cukup tinggi, ada sebuah pintu di pojok yang saat ini tertutup rapat. Ruangan itu kosong, hanya ada sebuah kursi yang Aurora duduki dan sebuah lampu di atas wajahnya.
Hentakan keras dari arah pintu membuat Aurora mengalihkan tatapannya ke sana. Dua orang lelaki memasuki ruangan dan berjalan mendekati Aurora. Seorang lelaki yang berjalan di depan berpakaian hitam, berwajah menyeramkan dan bertubuh tinggi besar. Sementara seorang lagi memakai setelan jas lengkap, rambutnya yang mulai menipis di sisir rapi memakai gel rambut. Lelaki itu bermata sipit, seperti orang Jepang atau Cina atau Korea.
"Well, well, ternyata kau sudah sadar." Lelaki bermata sipit itu menunduk saat sudah berada di depan Aurora, dia memajukan wajahnya mendekati wajah gadis itu. Senyum di wajahnya terlihat menyeramkan. "Kau bahkan lebih cantik jika di lihat dari dekat. Pantas saja Dante begitu tergila-gila padamu."
Mendengar nama Dante disebut, Aurora membelalakkan matanya.
Apa hubungan semua ini dengan Dante? Apa maksud lelaki bermata sipit itu?
"Jika kau tidak begitu istimewa untuk Dante, kau tidak akan menderita seperti ini."
Wajah lelaki bermata sipit itu masih berada sangat dekat dengan wajah Aurora.
"Sayang sekali kau memilih terlibat dengan lelaki seperti dirinya. Jadi saat ini kau memetik buah hasil perbuatanmu sendiri, Aurora."
Sekali lagi Aurora membelalakkan matanya. Orang itu tahu siapa namanya.
Lelaki bermata sipit itu tertawa, menjauhkan wajahnya dan kembali berdiri tegak.
"Kau tahu Aurora, sudah sangat lama sekali aku mencari tahu apa kelemahan si keparat Dante tapi tidak pernah menemukannya. Sampai kemarin, saat aku mendengar kabar tentang seorang gadis yang berhasil menaklukkan iblis seperti dirinya. Dan aku senang sekali saat akhirnya kau memilih kabur dan mengantarkan dirimu padaku. Kau tidak tahu kan, betapa banyaknya musuh Dante di luar sana. Luar biasa banyak, Aurora."
Aurora menatap ngeri lelaki sipit di depannya itu. Ia menelan ludahnya. "A, apa yang kau inginkan?"
"Balas dendam, tentu saja."
"Balas dendam?"
Lelaki itu tertawa. Tawanya berhenti sejenak saat lelaki menyeramkan yang tadi bersamanya tiba-tiba mendekat, membisikkan sesuatu yang membuat wajah lelaki bermata sipit itu terlihat senang.
"Bagus. Minta mereka mengantarkan The Devil langsung ke sini. Setelah itu tutup pintunya dan biarkan aku menyelesaikan ini."
Lelaki menyeramkan itu mengangguk, dengan cepat keluar ruangan dan menghilang.
Jantung Aurora berdebar kencang, tubuhnya terasa lemas saat mendengar nama julukan Dante tadi. Benarkah Dante datang? Bukankah itu berbahaya? Kenapa? Kenapa dia datang? Bukankah dia sudah tidak menginginkan dirinya lagi?
"Kau tahu, Aurora," suara lelaki bermata sipit itu membuat Aurora menatap lagi ke arahnya. Rasa takut mulai menyelimuti gadis itu. "Dante bahkan datang lebih cepat dari yang aku minta. Senang sekali rasanya bisa membuat The devil hilang kendali seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine! [On Going]
RomanceMine! ( A Possessive Lover Romance Series) Adalah novel pendek berseri tentang possessive lover. Akan ada beberapa judul cerita dalam satu novel, yaitu : 1. The Princess and The Devil [Tamat] 2. Seducing Prince Ares [Tamat] 3. The Kiss [On Going] ...