Angin yang berhembus kencang menerbangkan rambutnya dan membelai wajahnya. Ares bergeming, tetap memandangi hamparan luas rerumputan hijau di depan sana. Inilah kampung halamannya. Tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Enam tahun lalu, saat sedang menyusuri lereng jurang, di dekat sungai tempatnya sedang memancing, Ares menemukan David, Pangeran Mahkota yang tergelincir dari motornya dan jatuh ke dasar jurang.
Tanpa tahu siapa lelaki yang terdiam kaku dengan banyak darah di tubuhnya itu, Ares menolongnya. Ia menggendong David sembari menaiki jurang. Sejak itulah seluruh hidupnya berubah. Raja mengangkatnya menjadi bagian dari keluarga kerajaan dan memberinya anugerah sebuah sebutan sebagai pangeran. Sebutan yang ia sendiri tidak inginkan.
Saat dulu datang ke istana, Ares hendak menolak semua yang diberikan padanya. Ia ingin mengatakan pada Raja jika ia tidak peduli dengan semua hal yang ditawarkan padanya. Tapi... saat melihat mata coklat indah dan wajah cantik Putri Tara, Ares ingin memiliki semuanya. Ia mencoba menjalani kehidupan yang tidak ia inginkan karena ia ingin berada sedekat mungkin dengan Tara.
Dan mengetahui jika cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, Ares tidak akan menyerah begitu saja. Sekali ia mengatakan jika Tara adalah miliknya, maka sebutan itu untukselamanya. Bahkan raja sekalipun tidak akan bisa mengubahnya.
Ares menarik napas dalam-dalam, memejamkan sejenak matanya saat angin kembali berhembus kencang dan menyentuh wajahnya. Membuka matanya, Ares menatap sekali lagi pemandangan di depannya. Merasa telah puas melepaskan rindu dengan tempat yang akan selalu ada di hatinya itu, Ares berbalik, berjalan pelan menuju tempat ia memarkirkan mobilnya. Ia akan kembali ke istana dan menemui raja.
***
"Raja sudah menunggumu di ruang kerja."
Ares yang sedang menatap keluar jendela ruang tunggu di depan ruang kerja raja menegakkan punggungnya. Ia berbalik, menatap penasihat kerajaan yang tersenyum padanya. Ares mengangguk, segera berjalan menuju pintu ruang kerja yang terbuka dan segera menutupnya kembali setelah masuk ke dalam. Ini pembicaraan pribadi, ia tidak ingin ada seorang pun yang mendengarnya termasuk penasihat kepercayaan raja sekali pun.
"Duduklah, Ares." Raja bersandar di kursi kerja yang dilapisi kulit terbaik yang diimpor dari Italia itu sembari memberi kode dengan tangan ke arah kursi di depannya. "Kau baru saja sampai beberapa jam lalu dan langsung pergi lagi ke kampung halamanmu. Kau pasti lelah."
Ares melihat sekilas kerutan di dahi raja saat ia duuk di depan lelaki itu. Ia tahu raja pasti bertanya-tanya hal penting apa yang akan ia katakan karena selama enam tahun menjadi bagian dari keluarga istana, Ares tidak pernah sekali pun meminta waktu unutk bertemu secara khusus seperti ini.
"Penasihatku mengatakan ada yang ingin kau sampaikan, Ares?" Raja menatapnya lekat, kerutan itu masih terlihat di dahinya. "Aku sengaja meluangkan waktu untukmu, Nak, karena hal itu pasti sangat penting."
Ares mengangguk lagi. "Sangat penting, Yang Mulia. Bahkan lebih penting dari nyawaku."
Punggung raja yang sedang bersandar nyaman itu tegak seketika. Kerutan di dahinya semakin dalam. Matanya menatap tajam, seolah tidak ingin melewatkan satu emosi pun dari wajah Ares.
"Tentang apa ini, Ares?" Raja akhirnya bertanya.
Ares membalas tatapan lekat Raja padanya sembari berkata tenang, "Tentang Putri Tara dan rencana pertunangannya."
Raja menatap sedikit lebih lama, kedua tangannya yang diletakkan di atas meja saling bertaut. Ares tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan olehnya saat ini. Wajah itu begitu tertutup, bahkan matanya tidak menampakkan emosi apa-apa. Bisakah dia menebak ke mana arah pembicaraan ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine! [On Going]
RomanceMine! ( A Possessive Lover Romance Series) Adalah novel pendek berseri tentang possessive lover. Akan ada beberapa judul cerita dalam satu novel, yaitu : 1. The Princess and The Devil [Tamat] 2. Seducing Prince Ares [Tamat] 3. The Kiss [On Going] ...