6

2.9K 306 50
                                    

"Pagi Raya," sapa Ella salah satu pekerja di studio milik Raya begitu gadis itu memasuki studio sembari meletakkan tas miliknya di atas meja penerima tamu.

"Pagi juga Ella." Raya tersenyum, menghentikan sebentar mengelap lensa kameranya. "Hari ini orang yang menggantikan Dio akan mulai bekarja."

Ella mendekati Raya yang kembali membersihkan kameranya dengan hati-hati. "Cepat juga kau mendapatkan penggantinya. Dan kau tidak akan memecat Dio, kan?"

"Tentu saja tidak." Raya meletakkan kembali kameranya di atas meja, menatap Ella serius. "Alex hanya akan menggantikan tugas Dio selama Dio pergi. Jika nanti Dio datang lagi, Alex akan dengan sukarela berhenti."

Dahi Ella berkerut. "Namanya Alex?"

"Ya. Dia menyewa kamar di rumah Oma Ri. Oma Ri mengatakan Alex sedang mencari pekerjaan. Karena aku juga membutuhkan asisten selama Dio cuti, jadi aku meminta Oma Ri mengatakan pada Alex apakah dia mau bekerja bersamaku dan Alex menerima tawaran itu."

Ella menganggukkan kepalanya di saat yang sama pintu studio terbuka. Suasana ruangan mendadak menjadi sunyi begitu sosok itu masuk. Kedua mata Raya membesar saat sosok yang berjalan masuk tadi tersenyum padanya. Alex terlihat begitu berbeda pagi ini. Rambutnya yang dua hari lalu masih panjang dan menutupi salah satu sisi wajahnya sekarang sudah terpangkas rapi, membuat seluruh wajahnya kini terlihat.

Kapan Alex memotong rambutnya?

Raya tidak pernah menyangka jika sosok Alex ternyata setampan ini. Kedua mata lelaki itu menatap tajam dengan hidung yang mancung, tulang pipi tinggi, dan rahang yang terlihat kokoh. Bahkan luka di bawah matanya itu menambah kesan jantan di wajah Alex. Bagi Raya, sosok Alex terlihat sempurna. Mungkin itu juga yang ada di pikiran Ella saat ini karena itulah gadis itu ikut terdiam menatap Alex. Raya harus berusaha keras bernapas dengan normal untuk menutupi kerasnya debaran jantungnya.

"Aku terlambat, ya?" Alex menghentikan senyumnya, menatap ragu Raya dan Ella yang masih terdiam. "Raya? Kau baik-baik saja? Apa kau marah aku terlambat? Tadi Luna berulah lagi jadi aku ...."

"Hai." Ella tiba-tiba melangkah maju mendekati sosok Alex dan menjulurkan tangan kanannya. "Aku Ella dan kau pasti Alex yang akan menggantikan Dio?"

Alex menatap lama ke arah tangan Ella yang terulur. Dahinya berkerut dan wajahnya terlihat mengeras. "Aku Alex," ucap Alex pelan, tanpa menjabat tangan Ella.

Jika Raya belum begitu mengenal Alex ia juga akan menyangka jika Alex seseorang yang sombong karena mengabaikan uluran tangan Ella. Tapi beberapa hari mengenal sosok Alex, Raya cukup tahu jika lelaki itu sosok yang sulit untuk didekati dan sedikit kaku. Dia juga terkadang tidak tahu bagaimana harus bersikap.

"Aku rasa perkenalannya sudah cukup." Raya menatap bergantian Ella serta Alex di depannya. Raya melihat sekilas Ella mendesah pelan, menurunkan lagi tangannya dan mengerucutkan bibirnya. Raya tahu, Ella pasti kesal. "Kau bisa kembali bekerja Ella, dan Alex kau bisa ikut aku. Aku akan memberitahumu apa saja yang akan kau kerjakan nanti."

Tanpa menatap Alex lagi, Ella berlalu menuju meja kerjanya dan Alex segera mengikuti Raya menuju ke dalam studio. Begitu sampai di ruang kerjanya, Raya meminta Alex untuk duduk di sofa.

"Yang kau lakukan tadi tidak sopan, Lex." Raya ikut duduk di sofa, bersebelahan dengan Alex.

Kedua alis gelap Alex terangkat. "Apa yang tidak sopan?"

"Kau tidak menerima uluran tangan Ella. Gadis itu sangat kecewa tadi."

"Dan itu salahku? Bukan dia yang aku harapkan untuk menghampirku tadi, tapi aku mengharapakanmu Raya."

Mine! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang