Happy reading^^
"Kau serius dengan itu? Lalu bagaimana dengan karir kalian? Apa tidak akan terganggu? Apa managemen kalian akan setuju?" Tanya appa lagi.
"Saya akan membicarakannya dengan agensi perihal masalah ini secepatnya dan saya janji tepat di perayaan satu tahun hubungan kami berdua, saya akan melamar Mina di sini. Untuk itu saya minta doa restu dari appa dan eomma," Jungwoo oppa kembali membungkukkan badannya.
"Kau sungguh berani, pertanyaan terakhir yang akan appa tanyakan padamu appa harap jawabanmu dapat memberikan ketenangan saat appa benar-benar menyerahkan Mina padamu nanti. Apa kau tulus dengan Mina?" Appa menatap Jungwoo oppa tepat di matanya.
"Ne! Saya tidak akan bermain-main dengan Mina," jawab Jungwoo oppa dengan tegas.
"Appa akan tunggu kedatanganmu kembali di sini," ujar appa sambil tersenyum.
"Gamsahamnida," Jungwoo oppa membungkukkan badan.
"Terima kasih appa," aku menangis bahagia dan memeluk appa.
"Sudahlah ayo kita makan siang dulu eomma dan appa sengaja pulang lebih awal untuk kalian berdua," appa berdiri dan mendahului kami ke ruang makan.
"Oppa," aku memegang pergelangan tangan Jungwoo oppa.
"Percayakan saja padaku kalau sudah saatnya aku akan menepati semua janji yang kuucapkan pada appamu tadi," Jungwoo oppa mengecup puncak kepalaku dan tersenyum.
"Ne," aku mengangguk.
Kami menyantap makan siang yang sudah disiapkan oleh eomma. Kulihat Jungwoo oppa makan dengan sangat lahap bahkan ia juga sampai menambah makanannya. Selesai makan siang, aku mengajak Jungwoo oppa jalan-jalan di perkebunan milik appa.
"Oppa ini perkebunan appa yang sudah dikelola sejak aku masih kecil sampai sekarang, kebun ini menghasilkan buah-buah yang berkualitas dan juga rasanya manis seperti jeruk yang kau makan di rumah tadi."
"Anak dari pemiliknya pun juga manis," Jungwoo oppa menggandeng tanganku dan tersenyum.
"Oppa," aku terkekeh.
"Lalu lanjutkan ceritamu," ujar Jungwoo oppa.
"Jeruk-jeruk di sini juga diolah menjadi minuman dan es krim lalu dijual ke beberapa negara, jadi tidak hanya dijual di Korea saja."
"Eum seperti itu," Jungwoo oppa mengangguk paham.
"Oppa, kau mau mencoba memetik buah yang sudah matang?" Tanyaku sambil menatap matanya.
"Bolehkah?" Jungwoo oppa merapikan surai rambutku.
"Tentu saja, ayo ikut aku."
Aku mengajak Jungwoo oppa untuk berganti dengan pakaian berkebun. Ia mengambil keranjang yang berada di sudut ruangan dan membawanya ke tengah kebun.
"Caranya seperti ini jangan sampai kau memotong daging buahnya," aku mencontohkan cara memanen jeruk kepada Jungwoo oppa.
"Seperti ini?" Tanya Jungwoo oppa.
"Iya seperti itu, ayo kita berlomba oppa nanti hasilnya kita bawa ke sana untuk ditimbang."
"Kajja!" Seru Jungwoo oppa.
Aku dan Jungwoo oppa berpencar dengan membawa keranjang masing-masing. Aku berusaha untuk memetik beberapa buah jeruk. Setelah waktu habis, kami membawanya ke tempat penimbangan.
"Lihat, timbanganku lebih banyak jadi apa yang akan kau berikan padaku?" Tanya Jungwoo oppa sambil menarikku pergi kemudian memeluk pinggangku.
"Tidak ada," jawabku sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager - NCT 127
FanfictionAku takut jika rasa ini hanyalah sebuah mimpi untukku - Mina Aku di sini, selalu di sini hanya untuk kamu, Minaku - Jungwoo ⚠ Bahasa Baku