Namaku Adara Zalian, berat badan 58 dan tinggi badan 165 termasuk kategori cukup berisi jika dihitung dengan rumus berat ideal = tinggi badan - 110, yaa kelebihan tiga kilogram bukan masalah kan.. Warna kulitku kuning langsat, warna kulit Indonesia pada umumnya. Rambutku hitam sedikit bergelombang hampir menutupi punggung dengan model panjang layer poni. Untuk wajah, banyak orang yang mengatakan bahwa aku sedikit mirip dengan Raisa - penyanyi yang mulai terkenal ketika berduet dengan Ari Lasso dalam lagu "Ketika tidak sedang bercinta lagi" - versi warna kulit lebih eksotis tentunya. Aku anak pertama dari dua bersaudara, adikku seorang siswi kelas 12 salah satu SMA Negeri di kawasan Buah Batu, Bandung. Papa bekerja sebagai manajer di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa, sementara Mama adalah seorang guru matematika SMP Negeri di Bandung.
...
Mungkin seharusnya saat ini aku sedang berada di salah satu sekolah menengah sebagai objek penelitian skripsiku atau bergelut dengan beberapa buku teori tentang psikologi dan karakteristik, tapi saat ini aku sedang duduk di tepi pantai Kuta bagian selatan menikmati keindahan laut biru, ombak yang menari-nari dengan eloknya. Nampak beberapa pasangan wisatawan sedang berjemur, si wanita menggunakan bikini dan si pria menggunakan celana pantai atau celana pendek. Di pantai, khususnya pantai Bali, pemandangan seperti itu sudah sangat wajar, bahkan banyak dari mereka yang berjalan-jalan di pertokoan sepanjang area Kuta hanya dengan pakaian seperti itu. Tiga orang anak yang didampingi kedua orang tuanya bermain pasir dan berenang dengan ombak yang memang terlihat cukup bersahabat, bahagianya mereka. Agak jauh di sebelah kanan posisiku, nampak dua pria sedang melakukan olahraga bela diri. Suasana pagi menjelang siang itu sangat menyenangkan, entah mengapa aku merasa semuanya hampa, tak sedikitpun lambaian ombak itu menarik hatiku untuk segera menghampirinya. Aku hanya duduk diam di bawah rindangnya pohon kelapa yang berjajar rapih disepanjang pantai, bergeming dengan keadaan sekitar, hanya sibuk dengan pikiran-pikiranku saja....
When.. will I see you again..
Nada dering ponselku berbunyi tepat saat mataku bertemu pandang dengan seseorang yang sangat ku kenal, berdiri dengan tangan kiri menempelkan ponsel ke telinga kirinya, di depan halaman rumahku yang memang pagarnya tidak terlalu tinggi. Jantungku berdegup kencang, kupaksakan mata ini untuk melihat layar ponselku.. dan ternyata benar, panggilan itu dari seseorang yang sedang berdiri tegak di hadapanku.
"Angkat dong Ian..." Suara itu menyadarkanku dan kembali menatap lelaki yang tak jauh dari pintu rumahku.
Luka ini kembali menusuk relung hatiku, rindu ini kembali menyesakkan dada. Tatapan itu tatapan yang selalu aku sukai, tatapan yang dapat membiusku untuk selalu memaafkan dan menerimanya kembali....
Lima tahun yang lalu, hari Senin pagi awal tahun pelajaran baru di SMA Negeri Bandung, di kawasan Dago. Aku bersama tiga orang siswa yang baru aku kenal mengikuti Pa Akbar menyusuri lorong yang akan membawa kami ke kelas 11-2, yaitu kelas baru kami sebagai siswa baru.
"Sikap beri salam!" (Ketua Kelas)
"Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh" (Seluruh siswa)
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabawakaatuh. Selamat pagi anak-anak! Bapak adalah wali kelas kalian selama kalian berada di kelas 11-2, jadi Bapak harap kita bisa saling bekerjasama dengan baik." (Pak Akbar)
Sementara Pa Akbar membuka percakapan dengan seluruh siswa kelasnya, kami berempat berdiri di depan kelas malu-malu. Tanpa peduli dengan ucapan wali kelasnya, para siswa kelas itu asyik berbisik dan memperhatikan kami.
"Baiklah, daripada kalian terus berbisik, Bapak akan mempersilahkan teman-teman baru kalian untuk memperkenalkan diri. Silahkan dari yang paling kiri.." (Pak Akbar)
"Alhamdulillah aku di paling kanan" seruku dalam hati sambil menghembuskan nafas lega.
Perkenalan ketiga teman baru itu terasa singkat sekali. Baru saja kuhembuskan nafas lega, tiba-tiba sekarang giliranku memperkenalkan diri.
"Perkenalkan nama saya Adara Zalian, saya pindahan dari SMA Negeri 1 Bogor." Seruku singkat, dan untuk kesekian kalinya terdengar suara "Oooo.." dari seisi kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You
RomanceWanita itu berhasil membuat Dewa menjatuhkanku dengan tendangan kaki kirinya, bahkan tanpa pertahanan sedikitpun. Duduk termenung di tepi pantai, sambil memeluk kedua kaki yang tertekuk mampu membuat konsentrasi saat latihan komite dengan Dewa menja...