I Killed Someone

604 67 8
                                    

554 words


Hujan selepas senja yang mengguyur kawasan Cheongdam menyisakan jalanan basah dan gerimis di penghujung malam itu. Di gang sempit dengan cahanya remang, Taehyung berjalan seorang diri. Sepasang kaki berbalut sepatu tali yang sudah basah itu melangkah santai, sementara jemari tangan kirinya memengang gagang payung dengan amat erat, seakan angin yang berembus lembut malam itu mampu menerbangkan payung transparannya jauh-jauh.

Sepuluh menit melangkah dalam hening, laki-laki itu berhenti di depan sebuah rumah dua lantai bercat abu-abu. Kepalanya mendongak, memandang jendela yang masih terbuka, memperlihatkan ruangan yang masih terang. Samar-samar, Taehyung mendengar alunan lembut sebuah lagu yang dikenalnya sebagai lagu favorit si pemilik ruangan.

Taehyung mengambil kerikil kecil di jalanan untuk kemudian melemparnya ke jendela itu. Dua detik setelahnya, seorang perempuan melongok di sana. Sepasang mata perempuan itu membulat, kemudian menoleh ke belakang sebentar. Setelah memastikan sesuatu, perempuan itu menutup jendela dan menghilang dari sana.

Pandangan Taehyung menurun. Helaan napas pelan lolos begitu saja dari indera penciumannya. Seulas senyuman tipis tercetak samar di bibirnya ketika pintu rumah itu dibuka, lalu seorang perempuan memakai piyama bergambar koala warna biru keluar dari sana dengan wajah cemberut.

Belum sempat membuka mulut untuk mengomentari piyama kebesaran yang membungkus tubuh kurus itu, Taehyung lebih dulu ditodong, "Kau sinting ya, datang kesini tengah malam begini."

"Kukira kau yang tidak waras karena menyayikan lagu bernada seram begitu jam segini." Taehyung menyodorkan payungnya untuk perempuan yang berdiri di hadapannya, terhalang pagar kayu.

Memandang payung transparan milik Taehyung dengan aneh, perempuan itu mendecih. "Aku tidak akan menyuruhmu masuk. Ayahku di rumah. Aku bisa digantung begitu aku membawa laki-laki masuk tengah malam begini."

"Aku juga tidak akan memaksa masuk, kok." Taehyung membalas cepat.

Perempuan itu membuang napas jengah sembari membuka pintu pagar. "Tapi kalau kau tidak keberatan duduk di teras sih tidak masalah."

Taehyung lagi-lagi hanya tersenyum tipis. Kakinya kemudian melangkah menuju teras, segera setelah si pemilik rumah mempersilakannya masuk. Dan, laki-laki itu benar-benar duduk di lantai teras setelah melipat payung.

"Maksudku di kursi. Tidak mentah-mentah di lantai teras juga, Tae, astaga."

"Tidak apa-apa. Aku tidak akan lama."

"Aku yang apa-apa. Kau kira duduk disana tidak dingin apa." Perempuan itu menyahut ketus.

"Aku tidak memintamu duduk disebelahku."

"Iya. Aku tahu. Karena itu aku duduk di belakangmu."

Taehyung bisa merasakan perempuan itu menggeret kursi kayu tepat di belakangnya, kemudian duduk di sana dan memainkan rambutnya yang ia rasa berantakan. Mereka tidak mengucap sepatah katapun setelahnya, selama lebih dari dua menit.

"Kyu,"

"Apa?"

Jeda sebentar, sampai Taehyung kembali menambahkan dengan intonasi rendah yang membuat perempuan itu sedikit merinding. "Aku sudah membunuhnya."

"Kenapa?" Perempuan itu memastikan telinganya tidak salah dengar. Alisnya memincing, meski Taehyung tak melihatnya. Jari-jarinya tak lagi memainkan rambut berwarna cokelat tembaga milik laki-laki itu. Kening perempuan itu berkerut, kapan Taehyung mewarnai rambutnya? Tadi sore rambutnya masih berwarna hitam.

Taehyung tiba-tiba saja berbalik, memandang si lawan bicara ini tepat dimata. Mungkin karena sibuk menahan kantuk, perempuan itu tidak menyadari wajah Taehyung yang terlihat sedikit lebih pucat dari biasanya. Tidak ada tatapan penuh semangat yang biasa ia lihat, tidak juga tatapan dingin yang bisa saja mengindikasikan kalau dia sedang marah. Tidak. Tatapan lelaki itu jauh lebih buruk.

Lalu mulut laki-laki itu terbuka, mengucap kalimat serupa bisikan yang terdengar begitu jujur, sekaligus putus asa.

"Kim Taehyung yang kau kenal, aku sudah membunuhnya."

.
.
Credit Song :

Credit Song :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Midnight ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang