3

312 27 2
                                    

Chelsea mengunggah foto dalam akun instagramnya, setelah ia selesai mandi dan tanpa sengaja ingatannya kembali pada sosok Raffi.

Chelsea mengunggah foto dalam akun instagramnya, setelah ia selesai mandi dan tanpa sengaja ingatannya kembali pada sosok Raffi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit dan komentar sudah menghiasi akun instagramnya. Dan seperti yang Chelsea duga, ia langsung mendapat pesan dari Marsha,

Are you ok, Sis?

Membaca pesan tersebut, Chelsea merasa beruntung memiliki teman seperti Marsha. Gadis itu bisa tahan dengan sifat Chelsea yang begitu menyebalkan dan berubah-ubah. Chelsea bahkan belum sempat meminta maaf soal kelakuannya tadi dan Marsha mengirim pesan seolah tidak terjadi apapun. Karenanya, jangan sekalipun meninggalkan teman kalian, karena kalian tidak tahu sebanyak apa mereka akan sangat berguna untukmu. Terhenyak, Chelsea segera membalas pesan dari Marsha.

"Aku baik, Sha. Maaf soal tadi. Aku tidak bermaksud begitu😢"

Mengirim pesan tersebut, Chelsea meletakkan ponsel dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Baru selesai meletakkan gelas, suara bel pintu membuat Chelsea berjalan ke arah pintu. Begitu terbuka pintunya, Chelsea membelalakan mata kaget melihat Bagas berdiri di depan pintu dengan kedua orang tuanya!. Apa-apaan ini!.

"Bagas?" tanya Chelsea. "Silakan masuk." ucap Chelsea bersikap sopan kepada kedua orang tua Bagas.

Masih dengan kening berkerut dan kebingungan, Chelsea duduk di ruang tamu selepas mempersilakan Papa dan Mama Bagas untuk duduk.

"Jadi, ada apa?" tanya Chelsea.

"Begini nak Chelsea. Sebelumnya, kami mohon maaf karena datang kemari malam-malam dan mengganggu istirahat nak Chelsea. Saya Saputra, dan ini stri saya Ira. Kami adalah orang tua Bagas." jelas Saputra dan dibalas anggukan oleh Chelsea.

"Kedatangan kami kemari yg pertama adalah untuk menjalin hubungan baik, dan memohon maaf kepada nak Chelsea dan keluarga." jelas Papa Bagas.

"Tunggu. Ada apa ini?" tanya Chelsea memotong penjelasan Papa Bagas.

"Kami dengar dari Bagas bahwa nak Chelsea adalah korban dari kejahilan Bagas beberapa tahun lalu. Dan hal itu berdampak pada psikis nak Chelsea. Bukan hanya itu, putra kami ternyata menyebabkan kematian kekasih nak Chelsea. Untuk semua kesalahan putra kami, kami memohon maaf dengan sangat." Papa dan Mama Bagas menunduk pada Chelsea, begitu juga dengan Bagas yang sejak datang tidak mendongakan kepala. Sedangkan Chelsea yang mendengar sekaligus melihat hal tersebut, tentu saja terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Bagas akan langsung menanggapi keluhaannya tadi siang. Menghembuskan napas panjang, Chelsea mulai bersuara.

"Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih banyak kepada Om dan Tante yang mau jauh-jauh datang kemari. Tapi, saya juga minta maaf karena belum bisa memaafkan putra Om dan Tante. Bukan saya egois, tapi jujur setiap melihat putra anda, ingatan saya selalu kembali dimasa ketika saya tidak berdaya. Dan saya membenci itu. Sangat." jelas Chelsea tajam.

Kedua orang tua Bagas saling menetap sebentar sebelum Mama Bagas bersuara.

"Nak Chelsea, sebentar lagi kalian kelas 12. Akan sangat mengganggu bagi perkembangan kalian berdua kalau kalian tidak segera akur. Kami sebagai orang tua hanya bisa berharap nak Chelsea mau memaafkan Bagas. Kami juga akan membantu apapun yang nak Chelsea butuhkan dan kami akan bertanggung jawab pada dampak yang di timbulkan putra kami." Mama Bagas menggenggam kedua tangan Chelsea. Tapi dengan perlahan, Chelsea melepas tanggannya dari genggaman Mama Bagas.

"Maaf, tante. Saya mungkin bisa berdamai dengan kalian berdua, tapi maaf. Saya belum bisa berdamai dengan Bagas. Tante tidak perlu membayar apapun atas dampak yang di timbulkan Bagas. Keluarga saya masih cukup mampu untuk membayar biaya pengobatan sendiri. Dan tante tidak perlu bertanggung jawab atas apa yang Bagas lakukan. Kalaupun tante bertanggung jawab, hal apa yang hendak tante lakukan?" Chelsea menatap Bagas sebentar. "Dan Bagas, untuk menjaga ketenangan kita berdua, termasuk supaya Mama lo gak panik sama masa depan lo, gue harap lo gak perlu berinteraksi apapun sama gue. Itu cukup buat membantu lo." jelas Chelsea.

Tepat setelah Chelsea mengatakan hal tersebut, pintu rumahnya terbuka dan menampilkan wajah adik lelakinya.

"Ci? Ada apa?" tanya Troy

"Tidak ada. Kamu baru pulang? Bagaimana sekolahmu hari ini?" tanya Chelsea menghampiri adiknya.

"Seperti biasa. Melelahkan." jawab Troy dan mendekati kedua orang tua Bagas serta Bagas.

"Anda siapa? Ada perlu apa ke rumah kami?" tanya Troy

"Sudah Troy. Urusannya dengan Kakak. Kamu pergilah ke kamar dan berganti pakaian." ucap Chelsea dan di angguki oleh Troy. Dengan sedikit enggan, Troy bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

"Apa masih ada yang perlu kita bahas?" ucap Chelsea. Ia bisa mendengar kedua orang tua Bagas menghembuskan napas. Chelsea tahu ia terdengar sangat egois dan jahat. Tapi Chelsea tidak bisa membohongi dirinya sendiri dengan berpura-pura berdamai dengan Bagas.

"Nak Chelsea, kami mengharap yang terbaik dari nak Chelsea. Maaf sudah mengganggu waktunya. Kalau begitu, kami pamit pulang." ucap Papa Bagas dan di angguki oleh Chelsea. Gadis itu tidak mengantar kedua orang tua Bagas sampai depan pintu sebagaimana etika seorang tamu. Gadis itu hanya duduk di tempatnya dengan memasang ekspresi datar.

"Chel." Chelsea tidak menoleh, ia tahu betul suara siapa itu.

"Gue minta maaf, atas sdmua yang udah gue lakuin sama lo. Gue tulus minta maaf sama lo dan itu terserah lo mau maafin gue atau enggak. Gue tidak akan mengganggu lo lagi. Gue janji. Kalau gitu gue pamit, Chel." tanpa menoleh, Chelsea mendengar kalimat Bagas hingga suara pintu ditutup. Setelah itu, Chelsea menghembuskan napas karena sejak tadi menahannya. Gadis itu menutup wajah dengan kedua telapak tangan dan diam sebentar sampai Troy turun dan berbicara padanya.

"Itu Bagas Rahman, bukan? Orang yang membuat Bang Alvin meninggal dan membuat Kakak di salahkan atas semuanya? Awalnya aku tidak yakin kalau dia Bagas. Tapi setelah dia bersuara, aku percaya kalau dia memang Bagas. Kakak baik-baik saja?" tanya Troy.

Chelsea tersenyum dan mengangguk. Tangannya terulur menepuk punggung tangan adiknya.

"Aku baik-baik saja. Makanlah. Kamu pasti belum makan malam, bukan? Ayo makan bersamaku." ajak Chelsea dan segera bangkit dari tempatnya. Troy tahu kakaknya berbohong. Gadis itu tidak sedang baik-baik saja.
_

Bagas menepati janjinya untuk tidak berinteraksi lagi dengan Chelsea. Pria itu hari ini sengaja masuk kelas tepat satu menit sebelum bel berbunyi, dan langsung duduk di bangkunya yang paling belakang. Tidak mengucapkan apapun bahkan ketika teman-temannya menggoda. Saat istirahat juga begitu. Bagas keluar kelas setelah Chelsea meninggalkan bangkunya. Ia menghindari tempat-tempat yang memungkinkan ia bertemu dengan Chelsea. Sikapnya ini ternyata mencuri perhatian teman-temannya.

"Gas, lo kenapa sih? Kok seperti lagi kucing-kucingan sama Chelsea? Biasanya aja, lo perhatian banget sama itu cewek. Sekarang udah menyerah?" tanya Diffa.

"Enggak ada." jawab Bagas singkat. Ia masih
Mendengar teman-temannya mengoceh ketika retinanya menangkap sosok Chelsea yang tengah berbincang dengan Marsha membahas sesuatu di ponsel mereka. Bagas menghela napas panjang. Kalau dengan tidak bertemu gue bisa membuat lo tenang, apakah gue harus selamanya sejauh ini sama lo?. Melengos, Bagas kembali menghela napas. Sebab Bagas bukan hanya menyesal pada gadis itu, ia diam-diam sudah jatuh hati pada pesona Agatha Chelsea.

_

Find Me On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang