Sudah bagai sepasang kekasih, Chelsea dan Bagas pergi kemanapun berdua, kecuali ke toilet tentunya. Pergi ke kantin, perpustakaan, berangkat hingga pulang sekolah, mereka selalu menghabiskannya berdua. Meski terkadang, Chelsea memilih pulang terlebih dahulu ketika Bagas harus latihan basket, sementara Bagas tetap menunggu ketika Chelsea ke toko buku dan menghabiskan waktu berjam-jam disana. Gadis berparas setengah chinese itu juga merasa bahwa ia mulai kecanduan pada Bagas. Ia khawatir ketika Bagas tidak di sampingnya. Anehnya, ia juga kesal melihat pria itu bersama siswi lain. Menyendok kuah bakso di depannya, Chelsea memicingkan mata melihat seorang siswi tengah berbicara dengan Bagas dan mereka berdua tertawa ringan. Mendecih pelan, gadis itu reflek meletakkan dengan kasar sendoknya hingga membuat Marsha terkejut.
"Apaan sih, Chel! Kaget tauk!" kesal Marsha.
"Sha? Kapan lo punya pacar?" tanya Chelsea sambil menatap serius yang hanya dibalas mulut ternganga dengan wajah heran.
"Apaan sih lo. Lo tuh kenapa deh, aneh mulu sejak kemarin. Mendadak marah-marah gak jelas. Lagi PMS, Bu?" tanya Marsha lagi.
Chelsea mendengus kecil dan memilih bangkit dari tempat duduknya lantas pergi membayar makanannya dan Marsha, kemudian melenggang meninggalkan kantin. Meninggalkan heran di wajah temannya itu.
"Mau kemana?!" teriak Marsha
"Balik ke kelas! Udah gue bayar!" jawab Chelsea tanpa menoleh ke arah Marsha.
Chelsea tahu perasaannya. Gadis itu cemburu pada Bagas. Ia pernah merasakan perasaan serupa ketika bersama Alvin dulu. Gelisah dan khawatir kalau pria itu tidak di sampingnya, dan marah kalau ia bersama gadis lain. Mengusap wajah sebentar, Chelsea menoleh ketika Gilang memanggil namanya. Menghampiri pria itu, ia sempat melirik sebentar pada seorang gadis yang duduk di samping Gilang dan ikut duduk di sebelah yang kosong.
"Ada apa, Lang?" tanya Chelsea
"Kamu bisa ngisi di radio sekolah kan minggu ini?" ucap Gilang.
"Bisa, bisa. Temanya apa? Atau ada pesanan khusus aku harus bawain lagu apa?" ujar Chelsea
"Enggak ada. Nanti temanya aku kirim ke kamu besok. Oh iya, kenalin ini Angel. Dia yang akan jadi penyiarnya besok. Junior kita." Gilang memperkenalkan gadis di sampingnya tersebut. Dengan ramah Chelsea tersenyum kemudian mengulurkan tangannya,
"Agatha Chelsea. Panggil aja Chelsea." ucap Chelsea. Gadis itu memiliki wajah imut seperti boneka dengan mata bulat dan bibir tipis. Rambutnya yang di poni menutupi dahi, membuat kesan baby face -nya semakin kental.
"Angel, Kak. Aku tahu Kak Chelsea, kok. Suara Kakak bagus dan aku nge-fans." jawabnya manis.
"Makasih." balas Chelsea singkat. Mereka bertiga menoleh bersamaan ketika bel masuk berbunyi. "Aku ke kelas dulu, ya ..." ucap Chelsea ramah dan bangkit dari duduknya. Tepat saat ia menoleh, pandangannya bertemu dengan mata Bagas. Entah kenapa Chelsea masih merasa kesal dan segera melengos. Berjalan cepat mengabaikan sapaan Bagas.
Gilang dan Angel tentu bisa melihat interaksi keduanya. Gadis di sebelah Gilang mengalihkan perhatiannya sebelum berujar,
"Kak Chelsea sama Kak Bagas itu pacaran ya Kak?" tanya Angel
"Mereka? Setahuku enggak. Tapi, mereka cocok sih. Lucu. Meskipun semua orang tahu kalau dulu mereka gak akur" jawab Gilang.
"Gak akur? Maksudnya?" tanya Angel penasaran
"Iya, gak akur. Aku gak tahu masalahnya apa, cuma Chelsea bener-bener benci banget sama Bagas. Setelah kenaikan kelas ini, mereka mulai akur." jawab Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me On You
FanfictionKalau Chelsea boleh memilih, ia tidak ingin bertemu atau mengenal Bagas Rahman. Tapi Chelsea hanya bisa berencana, selebihnya Tuhan yang memutuskan. Dan pada akhirnya, Tuhan justru membuat Chelsea harus terlibat terus menerus bersama Bagas.