4.

289 24 9
                                    

Sampai ujian akhir selesai, Bagas benar-benar tidak mengganggu Chelsea. Pria itu menghindar dari Chelsea sebisa mungkin. Sementara Chelsea? Ia tentu baik-baik saja. Tidak berinteraksi dengan Bagas membuat emosinya stabil. Dan hal itu berpengaruh pada kondisi psikisnya. Setelah liburan panjang kenaikan kelas, hari ini para siswa mulai masuk kembali. Papan pengumuman dipenuhi siswa-siswi yang tidak sabar ingin tahu berada di kelas mana mereka. Chelsea juga ingin tahu, tapi ia lebih memilih menunggu dibanding harus berdesakan seperti itu.

"Chel!" suara Marsha membuat Chelsea tersenyum dan menegakkan dagunya yang ditopang.

"Kamu di kelas mana?" tanya Chelsea

"Belum tahu. Aku harap kita sekelas lagi." ucap Marsha sambil memeluk Chelsea. "Ih! Kenapa orang-orang itu tidak segera pergi setelah melihat! Apa yang masih menarik perhatian mereka!" gerutu Marsha begitu melihat papan pengumuman. Chelsea ikut melempar pandangannya dan hanya meringis mendengar omelan Marsha.

"Hei kalian! Yang sudah menemukan kelasnya silakan bisa mundur! Giliran woey!" teriak Marsha tiba-tiba membuat Chelsea menutup wajah dengan dua telapak tangan. Tapi berkat teriakan Marsha tersebut, oara siswa memberikan jalannya untuk Marsha sehingga ia bisa melihat daftar nama mereka.

"Yah ... Kita tidak satu kelas Chel ... " lesu Marsha.

Chelsea mencati namanya dan menemukannya di 12 IPA-3 tidak berubah dari kelas sebelumnya. Sedangkan Marsha berada di 12 IPA-5. Chelsea mengangguk kecil dan kembali melihat siapa saja yang ada di kelasnya. Matanya mendadak melebar ketika nama Bagas muncul di kelas yang sama dengannya.

"Sha, boleh tidak ya bertukar kelas." gumam Chelsea

"Kenapa?" heran Marsha.

Chelsea mengetuk-ketuk papan yang terdapat nama Bagas dan segera mencuri perhatian Marsha. Menyadari hal itu, Marsha menepuk-nepuk bahu Chelsea pelan dan mengajaknya masuk ke kelas.

"Kamu akan duduk disini? Posisi yang pas untuk Marsha." ucap Chelsea ketika Marsha mengajaknya duduk di sudut ruang dekat jendela. Saat ini Chelsea dan Marsha tengah berada di kelas 12 IPA-5 yang letaknya di lantai 2. Marsha meringis begitu mendengar ucapan Chelsea.

"Tentu saja. Dengan duduk disini, aku bebas mendengarkan musik sesukaku." balas Marsha heboh.

"Yah ... Kamu bisa ikut audisi setelah lulus SMA." jawab Chelsea.

"Chel, kamu tidak mau ikut audisi aja? Kamu pasti menang. Suaramu kan bagus. Dan sekarang kamu juga sudah punya banyak penggemar." jelas Marsha dan dibalas gelengan oleh Chelsea.

"Tidak akan. Sudah ya, aku mau kembali ke kelas. Siapa tahu sudah ada guru." Chelsea pamit kepada Marsha dan keluar dari kelas tersebut.

Chelsea masuk kedalam kelas dan terdapat kursi kosong di sudut ruang nomor dua dari belakang. Chelsea berjalan ke kursinya dan duduk. Bermain ponsel, Chelsea memasang earphone dan memutar lagu Trust milik Justin Bieber. Belum selesai satu lagu, seseorang menepuk bahunya membuat Chelsea melepas earphone miliknya.

"Chel, masih inget aku?" tanyanya yang mebuat Chelsea mengembangkan senyum.

"Gilang? Ngapain ada di kelas IPA?" tanya Chelsea

Gilang menggaruk lehernya yang tidak gatal sambil terkekeh sebentar.

"Kamu bisa ngisi lagi, gak? Tapi bukan untuk anak OSIS. Anak basket ada acara, dan yah ... Aku mau minta tolong kamu buat ngisi kalau gak keberatan." ucap Gilang

"Kapan acaranya?" tanya Chelsea

"Pekan ini. Gimana Chel?" tanya Gilang memastikan. Chelsea berfikir sejenak sebelum menjawab,

Find Me On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang