9. Anu(?)

3.5K 180 33
                                    

ini spesial pake telor untuk nyai projen, maknae lucknut kesayangannya Winwin:3
Dariku bersama nyai oneirataxiajung

This is for you, see_cheng98


ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ






Chindy sudah bolak-balik dari rumahnya ke rumah Eva entah sudah berapa kali. Terus mengingatkan Eva dan menyuruhnya berbelanja membeli bahan untuk membuat kue ulang tahun buat Elsa.

Kenapa sih musti bolak-balik???

Ya karena si Eva di chat tidak merespon sama sekali, dia nya lagi senam di belakang rumah dekat kolam.

Wanita bermarga Jung itu dengan sebal menarik kedua tangan Eva yang sebelumnya berada dalam posisi kayang kini jatuh dengan kepala duluan menyentuh matras.

"APASIH, ANJIR SINDI" Eva mendengus kesal sembari mengelus puncak kepalanya.

"UDAH JAM BERAPA INI HA? KATANYA MAU BERANGKAT?" kata Chindy ikutan kesal.

"KAN LO BISA BELI SENDIRI, JANGAN KAYAK ANAK MANJA GITU DONG!" jawab Eva masih ngegas membuat Chindy jadi ingin menceburkannya ke kolam.

"KAN ELO YANG NAWARIN DIRI BUAT BELI BAHAN, DAN NANTI KITA BIKINNYA DIRUMAH GUE"

"WOI BERISIK!" teriak bang Ten dari toko kelontongnya. Lelaki kemayu itu sedari tadi tidak bisa fokus menghitung uang karena mendengar kedua wanita seumuran itu saling berteriak.



Kontan saja Eva dan Chindy merapatkan bibirnya, tersadar. Bisa saja kan Elsa juga ikut mendengar teriakan mereka? Eh, tapi tadi seingat Chindy, si Elsa tengah tidur siang dirumahnya sendiri.

"Cepetan sana, Va. Banyak buang waktu lo" desak Chindy kini dengan suara pelan.

Eva berdecak, mengiyakan dalam hati. "Yaudah, oke"

***

Eva mendorong troli belanjaan dengan tidak minat, kantung matanya begitu kentara sekali terlihat karena beberapa hari ini kurang tidur.

Saat ingin mengambil telur, tiba-tiba ia tersentak karena malah menyentuh tangan seseorang. Di arahkannya pandangan ke samping dan menemukan Jeonghan yang juga sama terkejutnya dengan wanita bermarga Nakamoto itu.

"Loh, mas Jeonghan?" keningnya mengernyit sesaat memastikan penglihatannya.

Jeonghan tersenyum hangat, "iya, apa kabar mbak?"

"Baik, mas Jeonghan baik juga kan?"

Jeonghan mengangguk membenarkan dan masih tersenyum, "Kok lesu gitu mbak?" lelaki itu memasukkan telur yang hendak dibelinya tadi kedalam troli Eva.

"Kurang tidur, mas" ia mengerjap melihat tindakan Jeonghan barusan. "Kenapa dimasukin ke troli ku, mas?"

"Gapapa sih, kamu kayaknya gak fokus gitu sampai salah ambil, malah ngambil tanganku"

"Tanganku emang kurang ajar, dia tahu aja yang bening-bening" ucap Eva bercanda sambil terkikik geli.

Mata Jeonghan sempat membola sesaat sebelum tertawa lepas.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Setelah itu mereka berdua berjalan beriringan dengan mendorong masing-masing troli. Mencari bahan yang ingin mereka beli sambil bercakap-cakap ringan. 

***

"Lama banget, anjir" keluh Chindy saat Eva baru saja memasuki pekarangan rumahnya.

"Macet, nyet" Eva membawa beberapa plastik yang isinya penuh dengan bahan yang Chindy minta. Lalu mengekori Chindy berjalan ke dapur. "Eh, sin. Tadi gue ketemu Jeonghan orang yang tempo hari gue ceritain"



Chindy yang sedang memasukkan tepung terigu kedalam wadah jadi mengangkat alis, menunggu lanjutannya.

"Yaudah mau bilang itu doang, sih" ujarnya yang langsung mendapat lemparan sendok, untungnya dia sempat menghindar. "Apasih kok kesel?"

"Gak usah cerita kalo cuma mau bilang begitu, bantu gue sini" kata Chindy sambil menahan umpatan.

Eva mengikuti ucapan Chindy barusan dengan wajah yang dibuat-buat lalu mulai bergerak cekatan membantu, Chindy jadi ingin melemparkan sahabatnya tersebut ke sungai amazon. Akibat berumah tangga sama Yuta, Eva jadi makin-makin aja gesreknya melebihi dulu. Pengaruh Yuta memang luar biasa.

"Beberapa hari lalu lo bilang ke gue supaya jangan terlalu deket sama lelaki lain, lah lo sendiri juga kayak begitu" ucap Chindy memecah keheningan yang sempat melanda tanpa melepaskan tangan dari adonan dihadapannya.



Menoleh bingung, Eva mengernyit. "Emang gue deket sama Jeonghan?" ujarnya malah balik bertanya.



Chindy menghela napas, menyabarkan diri, "Ya mana gue tahu, kan elo yang kenal dia"

Eva menggeleng, "Gak akrab-akrab banget kok, baru kenal juga"

"Hati-hati aja itu malah jadi akrab beneran"


"He, lu juga hati-hati aja kalo akrab sama Mingyu"


Chindy mendecih, tapi dalam hati malah memikirkan hal tersebut hingga ia yang hendak mengambil gula malah salah mengambil garam.

Melotot, Eva menahan tangan Chindy membuat Chindy kaget, "Kenapa?"

"Harusnya gue yang nanyain itu, KENAPA lo mau masukin garam?" tanya Eva dengan menekankan kata Kenapa.

Mengerjap, Chindy terkekeh sendiri membuat Eva malah menarik diri, takut Chindy kesurupan.

"Gue bingung" ucap Chindy sambil nyengir.

Eva jadi berjengit, "HE, LO JUNG CHINDY BUKAN BINGUNG. KELUAR KAU BINGUNG" wanita itu komat-kamit.

Chindy memutar kedua bola matanya malas. Kapan kelarnya ini kalau temannya tidak waras?




.

.

.





Wkwkwkwkwk(gila sendiri) inilah behind the scene saat membuat cake untuk Elsa └(^o^)┘

Bobrok syekali, dan aku heran kenapa aku masukin jeonghan ⊙﹏⊙

Maapkeun daku nyai Elsa..

Life After Married [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang