16. Thanks

1K 73 53
                                    

"Yang, bangun" Winwin menggoyang lengan Elsa pelan, mencoba membangunkan istrinya tanpa membuat orang yang dicintainya itu terkejut.

"Nghh, apa sih, Pi? Ini jam berapa?" Elsa menguletkan tubuhnya, ia agak kesulitan karena perutnya yang semakin membesar karena mengandung.

"Jam enam. Ayo cepat bangun, mandi, kemudian bersiap-siap"

Elsa menatap Winwin tidak percaya, "Tumben sekali kamu bangun pagi? Biasanya molor sampai siang. Lagipula ini kan hari minggu, kita mau kemana?" tanyanya sembari mencoba bangkit. Winwin dengan tanggap langsung membantu istrinya tersebut.

Winwin menggeleng, "Aku dirumah saja, pekerjaanku menumpuk. Cepatlah mandi, dia kasian menungggumu diluar sudah setengah jam"

Elsa melongo, "Hah? Dia siapa?"

"Aduh, kamu ini banyak bertanya. Ayo cepat!" Winwin menggiring istrinya menuju kamar mandi. "Jangan lama-lama mandi nya" tambahnya sebelum berlalu menjauh.

Kening Elsa mengernyit, namun ia tetap melakukan apa yang disuruh Winwin barusan.

.

.

.

Usai mandi dan bersiap-siap, Elsa keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Winwin. Ia sempat menengok ke ruang tamu tetapi tidak ada siapapun disana.

Jadi, 'Dia' yang dimaksud Winwin tadi itu siapa?

Kenapa tidak ada orang?

Apa ia sudah pulang? Batin Elsa.

"Hai, sayang" sapa Winwin ketika Elsa memasuki dapur. "Duduk dulu" pinta suaminya itu. Ia memberikan segelas susu khusus ibu hamil untuk Elsa yang tersenyum menerimanya.

"Makasih loh, Pi" ucapnya yang mendapat balasan anggukan oleh Winwin. "Kamu mau sarapan? Aku bikinin dulu" Elsa bertanya dan memutuskan sendiri secara sepihak, membuat Winwin jadi menggeleng cepat.

"Gak usah, yang. Aku beli bubur aja di depan komplek" tolaknya halus.

Elsa mengernyit mendengar itu, "Kenapa?"

Winwin menghela nafas, "Dia sudah lama menunggumu. Cepatlah temui dia, ajak dia sarapan dulu ke cafe mu. Anak kita harus selalu dapat asupan" ujarnya sambil mengelus perut Elsa.

Kernyitan di dahi Elsa semakin dalam, "Dia siapa? Aku gak liat siapa-siapa di ruang tamu"

"Kamu akan segera tahu, dia nunggu di teras. Cepat!" perintah Winwin.

"Kenapa aku merasa kayak di usir ya?" celetuk Elsa yang mendapat cubitan gemas dari Winwin.

"Kebanyakan nonton drama gini nih hasilnya" Winwin tersenyum lebar, namun tatapannya berubah serius sedetik kemudian, "Hati-hati ya. Bilang padanya jangan ngebut. Utamakan keselamatan. Jangan kontak fisik dengannya ya, awas saja kalau berani" ancam Winwin yang membuat Elsa semakin tidak mengerti. 

"Kamu ngancem tapi malah nyuruh aku pergi sama orang itu, gimana sih?" sungut Elsa sambil membuang muka.

Winwin meraih dagunya, hingga mereka berdua kembali bertatapan, "Aku tak bisa menolaknya. Ini mungkinㅡpertemuan terakhir kamu dengannya. Nikmati hari ini, pergilah dengannya sebagai seorang teman. Jika dia macam-macam, orangku akan datang saat itu juga. Kamu tidak perlu takut dan khawatir" ia menyudahi dengan memberi ciuman pada istrinya tersebut.

Mereka berdua kemudian berjalan bergandengan menuju pintu utama yang terbuka lebar. Mata Elsa terbeliak melihat Jun duduk di bangku yang ada di teras rumahnya.

Life After Married [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang