19. One Sided

1.1K 45 13
                                    

Aku menyukainya.

Tapi hatinya bukan untukku.

Aku mencintainya.

Tapi baginya, aku hanya orang lain.

Aku menginginkannya.

Tapi... ia milik orang lain.

#

"Kau melamun?"

Seseorang menepuk pundakku, mengagetkanku yang hampir saja melayangkan umpatan kotor sebelum aku mendapati sosoknya yang tengah tersenyum ceria menatapku. Ah, dia datang lagi. Orang yang kerap membuatku tidak tenang. Orang yang menjadikan hatiku tersayat begitu perih setiap kali aku menatap wajahnya.

Ini menyakitkan.

Aku tak tahu harus melakukan apa ketika sepasang netranya mengamatiku dari ujung kepala sampai kaki. Seketika tatapannya berubah sendu, sembari mengambil tempat untuk duduk disampingku.

"Itu, lengan bajumu" gumamnya lirih, dan aku refleks menyembunyikan lenganku saat kusadari cairan kental warna merah merembes di kemeja berwarna biru gelap yang kukenakan.

Darah dari luka yang kusayat sendiri.

Dia menyadarinya ternyata.


"Kau melakukannya lagi?" kudengar ia bertanya ragu. "Bukankah itu menyakitkan?"

Memang.

Ini menyakitkan.

Sangat menyakitkan.

Dan semakin sakit karena kau bertingkah seolah tak mengerti deritaku!

"Eva, Yuto, ayo pergi!"

Suara Yuta nii-san yang memanggil  dari halaman depan membuat obrolan kami terhenti. Kami sempat bertukar tatap beberapa saat, membuatku mau tak mau harus memasang topengku kembali ketika menatap matanya yang berkaca.

"Tolong rahasiakan dari nii-san" aku mengakhiri obrolan dan beranjak meninggalkannya lebih dulu.

Aku tak ingin tahu apapun yang sedang ia pikirkan saat ini. Memikirkannya hanya membuatku semakin sakit. Nyatanya ia sendiri tak tahu apapun tentangku selain kenyataan bahwa aku adalah seseorang yang sakit.

Yah, sakit jiwa.

Perempuan itu, tunangan Yuta-nii, dialah alasan dari semua rasa sakit yang kumiliki. Dan dia pulalah satu-satunya orang yangㅡtanpa sengajaㅡtahu tentang hal ini. Menatapku iba seolah aku adalah anak anjing terbuang.

Sungguh kenyataan yang membuatku muak.

Mengapa cintaku harus begini sakit?

Dan menjadi jauh lebih menyakitkan ketika baru-baru ini kudengar mereka akan segera menikah.

Haha.

Sial!

Apa yang harus kulakukan dengan rasa putus asa ini?

#

"Bagaimana? cocok?"

Aku hanya bisa tersenyum menatapnya mematut diri dengan sebuah gaun pengantin berwarna hijau tosca, melihat bagaimana ia dan Yuta-nii terlihat begitu bahagia. Namun aku nyaris kehilangan kata saat ia menanyai pendapatku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life After Married [NCT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang