❄ Happy reading ❄
_______
Alan Mahardhika
Pria dengan badan tegap berkulit bersih itu kini sudah menyandang gelar Kapten setelah memakan waktu kurang lebih tiga tahun lamanya yang sebelumnya hanya bergelar letnan satu kini pria itu tengah berdiri di atas panggung dengan di saksikan para petinggi TNI-AD tersebut.
"Saya kapten Alan Mahardhika mengucapkan banyak terima kasih atas gelar yang di berikan kepada saya,dan saya berjanji akan mencintai negeri ini seperti saya mencintai ibu saya sendiri!_"
Pria itu mulai membuka pidatonya sesaat setelah dirinya sudah berdiri di atas panggung, mendengar penuturan pria itu beberapa orang tertawa bahkan bapak presiden yang hadirpun ikut tertawa mendengarnya.
"Karena cinta saya kepada ibu saya sama halnya saya siap mati untuk beliau dan hal tersebut sama seperti cinta saya untuk tanah air ini,saya mencintai negeri ini! Bahkan sangat mencintai negeri ini hingga rasanya saya akan mati jika saya sendiri tidak bisa membela negara saya sendiri_"lanjutnya dengan senyum yang begitu lebar terbit dari kedua sudut bibir pria itu sampai akhirnya terdengar tepuk tangan riuh dari para hadirin yang menyempatkan waktunya untuk memenuhi undangan mereka.
Tidak susah bagi Alan untuk mendapatkan gelar Kapten di usianya yang saat ini memasuki angka ke tiga puluh dua karena Al adalah termasuk tentara berprestasi, disiplin,rajin dan patuh sama persis seperti sang ayah yang dulunya menjadi komandan TNI,sehingga sampai saat ini teman-teman ayahnya mempercayakan tittle kapten kepada Alan.
Setelah selesai dengan sambutannya pria itu langsung menuruni panggung yang langsung di sambut beberapa rekan TNI dan juga teman-teman ayahnya yang ikut bangga dengan pencapaian pria itu sampai akhirnya acara selesai dan Al langsung pamit kerena pria itu sudah sangat merindukan bundanya yang pasti sudah menunggu kedatangannya.
Tidak butuh waktu lama kini mobil yang ia naiki sudah berhenti tepat di halaman rumah yang sudah dua tahun ini ia tinggal menyisakan sang bunda bersama Mbak Rini yang setia menjaga wanita paruh baya tersebut.
Pria itu turun dari mobilnya dan bergegas masuk untuk menemui sang bunda ,tidak lupa pria itu mencium tangan wanita yang sudah melahirkan serta membesarkan dirinya seorang diri karena sang ayah yang kala itu sibuk dengan pekerjaannya sampai akhirnya tugas yang harus pria itu jalani yang mengharuskan meninggalkan istri dan putranya sampai akhirnya pria itu tidak kembali dan membuat sang bunda mengalami stroke.
"Kamu melakukannya dengan baik sayang_"ujar bunda Esti yang kini sudah bisa berbicara karena kini keadaan wanita itu sudah membaik.
"Ini semua karena bunda yang tidak pernah lupa mendoakan Al_"jawab pria itu memeluk erat sang bunda,bahkan pria itu mendaratkan kecupan sayang untuk wanita tersebut.
"Daddy!_"teriak bocah laki-laki dari arah dapur membuat Al menyunggingkan senyumannya sambil melepaskan pelukan dari sang bunda.
"Hey my prince Dennis!_"ujar Al memeluk bocah laki-laki itu.
"Daddy kenapa balu datang?_"tanya bocah berusia kurang lebih tiga tahun itu dengan suara cedalnya.
"Daddy sedang tugas membunuh pada penjahat Dennis!_"
Itu suara mbak Rini yang menjawab pertanyaan Dennis tadi, wanita itu membawa nampan berisi minuman yang ia letakkan di atas meja sebelum akhirnya mereka berempat terlibat sebuah obrolan sebelumnya hanya mereka bertiga yang bicara para orang dewasa karena kini Dennis sudah terlihat sibuk dengan ponsel milik Al sampai akhirnya bocah kecil itu berjalan kearah bunda Esti.