Part Kemarin pada tegang nggak sih?
Langsung aja ya!!!
❄ Happy Reading ❄
_____Teriakan terkejut itu keluar dari mulut Irma saat melihat darah mengalir di sekitar perut Alan,bahkan bukan hanya itu saja karena banyak bekas luka di bagian wajah pria itu dan hal itu membuat semua orang yang melihat meneteskan air matanya tatkala seorang perawat laki-laki mendorong kursi roda ke arah mereka.
Alan pria yang duduk di kursi roda itu memberikan senyum kepada kedua wanita di hadapannya bahkan tidak lupa pria itu mencium tangan Esti serta Irma yang kini sudah kembali terdiam sebelum akhirnya wanita itu berlalu meninggalkan mereka dan kembali masuk kedalam kamarnya.
Wanita paruh baya itu menangis tersedu-sedu seraya memeluk putranya membuat semua orang yang melihat itu kembali meneteskan air matanya.
"Yuki masih menunggumu di depan meja penghulu!_"ujar bunda Esti seraya melepas pelukannya dari Alan.
Kini perawat itu langsung mendorong kursi roda kearah wanita yang masih terduduk membelakangi dirinya dengan balutan kebaya berwarna putih yang di pakainya.
"Aku tahu kamu pasti menunggu mas datang!_"ujar pria itu yang sudah berada di tepat di belakang Yuki yang masih terduduk dengan kepalanya yang menunduk.
Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Yuki saat ini bahkan seperti janjinya sampai saat ini gadis itu masih tersenyum bahkan sama sekali tidak ada air yang keluar dari pelupuk mata gadis itu,entah apa yang saat ini di lakukan oleh Yuki bahkan orang yang ia tunggu sudah datang dan kini sudah duduk di sampingnya namun Yuki masih tidak mengalihkan pandangannya dari satu titik di mana gadis itu hanya melihat rok yang ia kenakan.
"Sayang maafkan aku!_"ujar Al tepat di telinga Yuki karena kini pria itu sudah berada tepat di sebelah Yuki.
"Ayo kita langsung saja mulai akad nikahnya sekarang_"ujar pria paruh baya yang merupakan wali dari Yuki yang tidak lain adalah ayah kandung Yuki yaitu Ari.
Kini semua kerabat serta para saksi duduk mengelilingi kedua mempelai sampai akhirnya papa Ari dan Al berjabat tangan dengan pria paruh baya itu yang mulai mengucapkan ijabnya yang langsung di jawab hanya dengan satu tarikan oleh Alan yang menjawab Qobulnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Yuki Agni Pratistha binti Ari Wira Pratistha dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai!_"
"Bagaimana para saksi?_"
"SAH_
"SAH_
"SAH_
"Alhamdulillah!_
Semua orang mengucap hamdalah sebelum akhirnya pak penghulu mendoakan keduanya namun di saat semua orang menatap mempelai pengantin dengan tatapan bahagianya termasuk bunda Esti serta papa Ari namun tidak dengan Yuki yang masih enggan mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan pria yang kini sudah menjadi suaminya itu.
"Apakah kamu tidak bahagia dengan kedatangan ku?_"pertanyaan itu terlontar dari bibir Alan namun Yuki masih terdiam sampai akhirnya bahunya mulai bergetar sehingga kini perhatian para tamu tertuju pada Yuki yang masih menundukkan kepalanya sampai akhirnya Alan membalikkan tubuhnya sehingga kini keduanya berhadapan dengan Yuki yang masih enggan menatap pria dihadapannya.
Pria itu sedikit meringis saat membalikkan tubuhnya karena bagian perutnya yang sedikit tertarik karena pergerakan untuk menghadap kearah Yuki dan kini pria itu memegang kedua pundak Yuki sebelum akhirnya satu tangannya mengangkat dagu Yuki.