Langsung baca!!!
Saat kesadaran itu semakin menipis Yuki masih berusaha memukul Gio agar pria itu melepas tangannya dari rambutnya yang terasa berat,namun hal itu sama sekali tidak membuat Gio melepaskan rambut Yuki.
Gio masih terus tertawa sampai akhirnya tawa itu lenyap bersamaan dengan tangannya yang lepas dari rambut Yuki.
"LEPASKAN BAJINGAN!_"Teriakan itu membuat Yuki berusaha membuka matanya untuk melihat siapa yang datang menyelamatkannya.
Samar-samar Yuki melihat siluit seseorang yang sangat ia kenal membuat dia tersenyum,ya yang datang adalah Alan bersama dua security hotel.
Kini Gio berdiri di sebelah buthup,Yuki yang masih sadar sedikit memegangi kepalanya dia tidak menyangka Gio akan melakukan hal seperti ini,Yuki yang menyadari kondisinya saat itu kembali menengelamkan dirinya kedalam air sebatas leher untuk menutupi bagian dadanya yang sedikit terbuka karena bajunya yang sudah sobek.
Dengan jelas kini Yuki melihat cairan bening itu keluar dari pelupuk mata sang suami yang menatap dirinya dengan tatapan iba.
"LEPASKAN ISTRIKU! KU BILANG GIO!_"
Alan kembali berteriak dengan rahangnya yang sudah mengeras,matanya melotot dengan wajahnya yang sudah memerah karena amarahnya melihat Gio satu tangan Gio masih mencengkeram lengan atas istrinya.
"Tidak akan pernah! Kau dengar Alan Mahardhika tidak akan pernah! Dia hanya milikku dan selamanya akan seperti itu!_"ujar Gio yang langsung mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku celananya,dua security yang sudah berada di antara Gio kembali mundur saat Gio mengarahkan pisaunya pada leher Yuki dengan satu tangan Gio yang masih mencengkeram tangan Yuki.
Alan yang melihat itu mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya pada Gio,namun sedikitpun tidak ada rasa takut pada pria itu.
"Kau mau menembakku? Tembak aku maka leher istrimu akan aku gores dengan pisau ini!_"ancamnya menggerakkan pisaunya pada leher Yuki.
"Sadar Gio!kita tida ditakdirkan untuk bersama!_"ujar Yuki tertelan dengan tangisannya.
Mendengar itu Gio semakin memperdalam tatapannya sehingga Yuki bisa melihat api yang berkobar di dalam bola mata sahabatnya itu.
"Aku minta maaf_"lirih Yuki memejamkan matanya,dia tidak bisa melihat amarah Gio karena dirinya.
"Tidak! Tidak! Aku tidak akan pernah memaafkanmu Ki_"semakin menekan ujung pisaunya pada leher Yuki yang sudah meringis karena perih yang menjalar pada lehernya.
Melihat istrinya meringis kesakitan membuat Alan tidak mampu lagi menahan gejolak pada tubuhnya.
"Hentikan!_"
"Auw_"
Teriakan Alan serta rintihan Yuki terdengar bersamaan karena saat Alan ingin menahan Gio pria itu sudah lebih dulu menggores leher sebelah kanan Yuki sehingga wanita itu meringis kesakitan dan berteriak saat air berubah menjadi merah karena darah yang keluar dari leher Yuki dan sebelum kesadaran Yuki benar-benar habis dia masih sempat mendengar suara tembakan yang ia yakini suara itu berasal dari pistol milik suaminya.
Gio masih sempat memberontak saat dua security itu menyeretnya keluar dengan tangannya yang sudah mengeluarkan darah akibat tembakan yang di lesatkan Al guna untuk melepaskan pisau dari tangan pria itu.
Samar-samar Yuki masih mendengar teriakkan tak terima dari Gio dia juga masih terlihat tersenyum saat melihat suaminya berjalan mendekat kearah buthup.
"Berhenti bertingkah kamu baik-baik saja Ki_"lembutnya yang langsung mengangkat sang istri ala-ala bridal style kemudian membalut tubuh sang istri mengunakan selimut hotel yang tebal untuk mengurangi rasa dingin tubuh sang istri kemudian pria itu membawa Yuki ke rumah sakit terdekat.