13

209 37 0
                                    

Melodi kembali mematut dirinya di depan cermin. Sudah lebih dari lima kali ia membenahi kepangan rambutnya. Bahkan tiap melewati cermin atau kaca, gadis itu berhenti untuk melihat pantulan bayangannya sendiri.

"Kau sedang kerasukan hantu berkaca?" ejek Hyunbin dari balik punggung Melodi. "Semakin sering kau berkaca, kau semakin yakin bahwa dirimu jelek."

"Ya! Kau menyebalkan!" Melodi menggembungkan kedua pipinya. "Kita kan akan pergi ke Garosu-gil, kudengar disana banyak tempat bagus," gadis itu menoleh ke arah Hyunbin dengan pandangan jahil. "Dan banyak artis yang berkeliaran di daerah sana," sambungnya.

Hyunbin mendelik kaget. Pria itu mencubit ujung hidung Melodi pelan dan berlalu meninggalkan Melodi yang sibuk menggerutu. Tak lama, Melodi keluar dari cafe milik Hyunbin dan mengejar langkah-langkah lebar pria menyebalkan itu.

"Jangan pakai mobil," cegah Melodi tepat setelah Hyunbin mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya. Pria itu menoleh. Kedua alisnya terangkat menyiratkan kebingungan. "Cuaca hari ini cerah. Aku ingin naik angkutan umum."

Mengerti dengan keinginan gadis yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya, Hyunbin mengangguk. Pria itu memasukkan kembali kunci mobil ke dalam sakunya. Ia mengedikkan dagu, menyuruh agar Melodi mengikuti langkahnya menuju stasiun subway terdekat. Melodi segera menyusul Hyunbin dengan melompat-lompat kecil. Suasana hatinya sedang baik.

"Hati-hati kau bisa jatuh," seru Hyunbin mengingatkan. "Heran. Mengapa kau bisa sangat bersemangat seperti sekarang?"

Melodi tersenyum lebar. "Tentu saja karena kau akhirnya menepati janjimu untuk mengabulkan permintaanku. Permintaanku tidak aneh-aneh kan? Aku cukup bahagia dengan diajak jalan-jalan saat hari cerah."

Hyunbin masih tidak paham dengan perubahan mood gadis di sebelahnya yang dapat berubah drastis. Namun pria itu enggan bertanya-tanya lebih lanjut. Ia takut justru akan membuat suasana hati Melodi memburuk dan berakhir dengan Andre yang mengomel padanya. Sahabat sekaligus rekan kerjanya di Australia itu benar-benar memperlakukan Hyunbin seperti baby sitter. Lihat saja jika bertemu nanti. Hyunbin akan menagih bayarannya!

Hyunbin menahan langkah Melodi dengan cara menarik ransel kecil gadis itu yang menggantung di punggungnya. "Wrong way. Line 3."

Melodi ber-oh ria. Ia menyusul Hyunbin yang sudah melangkah ke arah yang tepat terlebih dahulu. Gadis itu menempelkan kartu transportasinya dan melewati portal. Kini keduanya menunggu dengan tenang subway yang akan membawa mereka ke Garosu-gil.

"Besok kau pulang, kan?" tanya Hyunbin memecah keheningan diantara keduanya.

Melodi menghentikan senandungan lirihnya. Ia menatap ke arah Hyunbin dengan raut wajah datar. "Kau tidak suka aku disini? Apa aku sangat merepotkanmu?"

"Astaga," Hyunbin menepuk dahinya. Pria itu buru-buru memasang senyuman termanis di wajahnya. "Bukan begitu maksudku, my lovely dongsaeng," Hyunbin memaksakan agar suaranya terdengar setulus mungkin. "Aku hanya sekadar bertanya."

Tawa Melodi pecah. Ia berhasil mengerjai Hyunbin. Karena suasana hatinya yang benar-benar baik, kemampuan berbuat jahilnya yang sudah lama terpendam bisa muncul juga ke permukaan.

"Ya, besok aku pulang dengan pesawat pukul 23.00," jawab Melodi. Gadis itu menunduk memandangi ujung-ujung sepatunya. "Padahal aku mulai menikmati liburanku di Seoul."

"Kau bisa kembali lagi kesini pada liburan berikutnya," ucap Hyunbin berusaha menghibur gadis itu. "Lalu, apa kau sudah menemukan solusi untuk masalahmu? Kau serius mau resign dari kantormu sekarang?"

"Sejujurnya... ya," jawab Melodi terdengar ragu-ragu. "Tapi aku tidak punya alasan kuat. Kalau aku mengatakan ingin keluar karena bosan pada bos-ku, itu sungguh tidak sopan."

[SVT FF Series] RetrouvailleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang