9

236 35 0
                                    

Clarissa Melodi. Itu jelas nama orang yang terdengar baru di telinga bagi Minghao. Namun entah mengapa ia merasa pernah bertemu dengan Melodi sebelumnya. Perasaan familiar yang bahkan tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata. Seperti bertemu dengan seorang teman baik yang sudah lama tidak bersua.

Saat menabrak seorang wanita di ruang make up Seventeen kala itu, Minghao tidak pernah menyangka bahwa pikirannya akan selalu terbayang pada wajah manis milik Melodi. Pengalaman pertama yang mampu membuatnya takjub adalah begitu mengetahui Melodi walaupun bukan seorang fans Seventeen dan ketika dapat bertatap muka dengan para idol secara langsung gadis itu terlihat sangat biasa. Tidak terkejut sama sekali. Bahkan ketika Minghao secara terang-terangan berusaha mendekatinya, gadis itu malah memasang wajah seperti ingin mengambil langkah seribu.

Melihat hal tersebut, bukannya membuat pria kelahiran akhir tahun 1997 itu menyerah. Minghao malah dengan beraninya memberikan tiket festival musik pada Melodi walaupun gadis itu menolak. Satu hal yang dapat Minghao tahu meskipun baru bertemu beberapa kali adalah gadis itu tidak bisa berkata tidak. Dari luarnya saja yang terlihat cuek dan pendiam, tapi sebenarnya Melodi memiliki perasaan halus. Ia tidak dapat menolak karena terlalu takut menyakiti perasaan orang lain.

Minghao tersenyum ketika ingatan tentang wajah tercengang gadis itu melintas di kepalanya. Jujur saja, pada awalnya Minghao tidak berniat mengerjai Melodi. Namun melihat bagaimana gadis itu tampak tidak nyaman berada di area konser, membuat Minghao ingin memberikan kesan lain pada gadis asal Indonesia itu. Takut bahwa fans lain akan mengamuk, Minghao hanya bisa mengerling nakal ke arah Melodi. Alhasil gadis itu terpana menunjukkan wajah bodohnya. Wajah yang tidak akan bisa dilupakan Minghao.

Mengingat tentang Melodi membuat Minghao ingin melihat keadaan gadis itu lagi. Melihat diam-diam tentunya. Minghao bangkit dari kursi dan berlalu keluar dari ruang istirahat Seventeen.

"Hyung, mau kemana?" tanya Chan yang menyadari pergerakan Minghao.

"Mau melihat Carat sebentar," jawab Minghao berbohong.

"Jangan terlalu lama hyung, kita masih harus membawakan satu lagu sebagai penutupan acara ini," ucap Chan mengingatkan.

Minghao mengangguk dan mengibaskan tangannya. Ia tampak tidak peduli. Masih ada waktu tiga puluh menit untuk pertunjukan Seventeen berikutnya. Minghao masih punya waktu bebas selama lima belas menit sebelum persiapan ganti pakaian.

Pria itu melangkah dengan mantap ke arah venue. Semakin mendekati panggung, semakin terdengar gemuruh suara para penonton yang ikut menyanyikan lagu yang sedang dibawakan. Dari nadanya, Minghao menebak yang saat ini sedang tampil adalah Sam Kim.

Minghao mengintip dari balik tirai. Ia mengedarkan pandangannya ke arah penonton. Pria itu tersenyum. Banyak Carat yang ikut mendukung pertunjukan artis lain dengan cara bernyanyi bersama. Yah, Carat memang membanggakan.

"Xu Minghao!" pekikan tertahan seorang fans terdengar dari sebelah kiri Minghao.

Minghao menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, menyuruh agar diam. Bisa gawat jika makin banyak orang yang menyadari kehadiran Minghao disana. Gadis itu mengangguk seperti mengerti dengan kondisi Minghao. Sebagai hadiah, Minghao memberikan senyuman dan acungan kedua jempol tangannya. Perlu diingat, selain sopan pada artis lain, Carat juga penurut dengan Seventeen.

Minghao melanjutkan aktivitasnya. Matanya bergerak kesana-kemari mencari keberadaan Melodi. Tak butuh waktu lama, ia dapat menemukan sosok Melodi. Gadis itu masih berada di tempat yang sama.

Minghao terhenyak. Berbeda dengan ketika menyaksikan penampilan Seventeen, ekspresi wajah Melodi terlihat sangat menikmati stage kali ini. Bahkan gadis itu mengayunkan Carat bong di tangannya dengan sangat semangat sembari ikut menyanyi. 

[SVT FF Series] RetrouvailleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang