Anshan, 2022
"Taraaa."
Minghao hampir saja menjatuhkan gelas plastik di tangannya karena terkejut. Pria itu menoleh ke belakang. Ia siap menyuarakan sumpah serapahnya, namun hal itu tersangkut di kerongkongan. Mulutnya terbuka karena terpana melihat penampilan orang yang ditunggu-tunggunya.
"Gimana, cantik kan?" tanya orang yang berhasil mengagetkan Minghao sembari tersenyum manis. Tangan kanannya sibuk memainkan ujung rambut pendek sebahu yang mengembang lucu.
"Kau terlihat seperti..." Minghao menggantung kalimatnya. Gadis itu mengerjap-erjapkan kedua matanya menunggu kelanjutan kata yang akan keluar dari mulut Minghao. "Anjing pudel."
Tak sesuai dengan harapan, gadis itu melengos pergi. Ia menghentak-hentakkan langkahnya seperti anak kecil. Minghao tertawa. Pria itu segera menyamai langkah kakinya.
"Maaf Chen," Minghao masih berusaha mengatur tawanya agar berhenti. "Kuakui kau tampak lebih fresh dengan dandanan barumu."
"Benarkah?" Gadis bernama Chen itu tersenyum lebar. Ia melompat kesenangan ketika melihat anggukan kepala Minghao. "Xie xie, Hao."
Senyum Minghao tidak bertahan lama. Pria itu segera menangkap pergelangan tangan Chen dengan tangannya yang bebas ketika sahabatnya itu nyaris saja tertabrak sepeda. Setelah mengucapkan permintaan maaf pada pengendara, Minghao kembali melihat ke arah Chen dan menunjukkan tatapan marahnya.
"Sudah kubilang berkali-kali, perhatikan jalanmu ketika berada di tempat umum," omel Minghao.
Chen meringis. Sedari kecil ia sering membuat kekacauan dan pria di hadapannya inilah yang selalu kerepotan mengatasi semuanya. Minghao dapat berubah menjadi pria yang cerewet ketika sedang bersamanya. Tentu saja itu merupakan suatu keharusan. Apalagi mengingat tingkah laku Chen yang acap kali membuat pusing kepala.
"Kalau begitu, ayo kita cari tempat nyaman untuk mengobrol," usul Chen. Gadis itu langsung menggamit lengan kiri Minghao yang tidak memegang gelas minumannya.
Minghao melirik Chen disampingnya. Ia menyedot ice americano-nya dengan tenang.
"Jun bisa membunuhku kalau tahu kau sedekat ini denganku," lirih Minghao.
Chen mendongak. "Tidak akan. Karena aku akan memberikan hal yang lebih dari sekadar bergandengan tangan padanya."
Minghao menyemburkan minumannya. Chen bergerak menjauh. Gadis itu sibuk membersihkan tangannya yang terkena tetesan minuman Minghao.
"Kau jorok sekali," keluh Chen.
"Aish.... Jinjja," Minghao tampak frustasi. Ia menghela napas panjang. Pria itu memegang kedua bahu gadis itu, memaksanya agar membalas pandangan Minghao.
"Dengar. Mau secinta, sesayang apapun itu pada Jun, kau jangan melakukan hal-hal diluar batasan," Minghao berbicara sungguh-sungguh. "Walaupun Jun terkesan polos, dia tetap saja seorang laki-laki."
Chen memandang Minghao dengan tatapan bingung. Gadis itu melepaskan genggaman tangan Minghao pada bahunya.
"Memangnya pergi berkencan ke taman bermain itu tidak wajar dilakukan oleh pasangan?" tanyanya sambil menelengkan kepala.
"Eoh?" Minghao tersadar.
Dibandingkan Jun, Chen bahkan lebih polos lagi. Bahkan kepolosannya sudah mencapai taraf bisa dikatakan sebagai kebodohan hakiki. Mau dibandingkan dengan pasangan manapun di dunia ini, perpaduan Chen-Jun adalah pasangan anak kecil namun berumur tua.
"Tidak, tidak," Minghao menggeleng. Ia menyesap sisa minumannya yang tinggal seperempat gelas. "Kau bisa berkencan sepuasnya di taman bermain."
Senyum Chen kembali mengembang. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan riang menuju kedai es krim terdekat. Minghao membuang gelas plastik di tangannya sebelum ikut mengantri dengan Chen memilih es krim.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Retrouvaille
Lãng mạn[COMPLETE][SVT FF Series] --- The joy of meeting or finding someone again after a long separation; rediscovery. Xu Minghao, pria berkewarganegaraan China yang merantau ke Korea Selatan, mulai menemukan rumah barunya. Berawal dari rasa patah hati kar...