"Selamat datang!" sapa seorang pelayan dari balik meja kasir.
Melodi membaca menu sejenak. Ia kemudian menyebutkan pesanannya. Setelah selesai membayar, Melodi berlalu untuk mencari meja. Ia menepuk dahinya.
"Ah maaf. Apakah Oh Hyunbin sudah datang? Aku ada janji dengannya untuk bertemu disini," ucap Melodi pada seseorang yang melayaninya barusan.
"Biasanya atasan kami akan datang tepat pukul sepuluh."
Melodi melihat jam di pergelangan tangannya. Masih ada sepuluh menit. Gadis itu tersenyum.
"Kalau begitu aku akan menunggunya sambil sarapan dulu."
"Silahkan. Pesanannya akan langsung diantar ke meja Anda," balas pegawai bercelemek cokelat dengan ramah.
Melodi berjalan menghampiri sebuah meja kosong tak jauh dari pintu. Gadis itu memandang interior ruangan yang tampak elegan. Dilihat dari kepribadian Hyunbin yang dewasa dan tenang, konsep kafe miliknya memang sangat sesuai. Melodi meraih earphone dari dalam saku dan menyambungkannya dengan ponsel. Gadis itu mulai terhanyut dalam alunan musik. Matanya sibuk membaca portal berita online harian.
Tak lama kemudian, pesanannya datang. Melodi menarik nampan berisi omelet dan sandwich tuna serta secangkir English breakfast tea sebagai menu sarapan. Masih dengan earphone menyumpal kedua telinganya, gadis berumur dua puluh tiga tahun itu memasukkan potongan roti isi pertamanya ke dalam mulut. Matanya terpejam, menikmati sensasi tuna yang terasa pas di lidahnya.
"Maaf mengganggu. Silahkan nikmati sajian salad buah ini. Setiap pelanggan yang memesan breakfast set di kafe kami, mendapatkan gratis tambahan menu yang beragam tiap minggunya."
Melodi mengangkat wajah. Ia kemudian tertawa. Dilepasnya kedua earphone dari telinga.
"Hei, Dude. You look awesome with the apron," ucap Melodi sembari mengerling ke arah pria di hadapannya.
Hyunbin ikut tertawa. Ia meletakkan semangkuk kecil salad buah di hadapan Melodi. Pria itu melepas celemek yang dikenakannya dan memutuskan untuk duduk di hadapan 'sang pelanggan'.
"Kau sudah lama menunggu?" tanya Hyunbin.
"Not really," jawab Melodi sembari mengedikkan bahunya. "Jadi apa yang perlu aku bantu? Bukan perbuatan ilegal kan? Aku heran mengapa kau bersikeras agar aku tidak memberitahunya pada Kak Andre.
"Sebenarnya aku ingin meminta bantuanmu untuk mengerjakan laporan keuangan bulan ini," ucap Hyunbin sembari menggaruk tengkuknya. "Karena lama aku tinggal bekerja di Aussie, laporannya sedikit kacau."
"Aku jauh-jauh kesini untuk bekerja?!" pekik Melodi tertahan.
"Kupikir karena kau lulusan di bidang ekonomi dan bisnis, pekerjaan ini semudah menjentikkan jari bagimu," ucap Hyunbin. "Kalau Andre tahu aku mempekerjakan adiknya disini, dia pasti akan marah."
"Aku kemari dengan visa wisata," balas Melodi.
Hyunbin mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada. Wajahnya berekspresi seperti meminta dengan sangat. "Tolong ya. Hanya untuk hari ini saja kok. Besok aku akan menemanimu jalan-jalan."
Melodi melirik pria yang merupakan sahabat kakaknya itu. Ia menghela napas panjang. "Baiklah. Kalau begitu ayo kita kerjakan sekarang." Melodi bangkit dari duduknya.
Wajah Hyunbin menjadi cerah kembali. Bagai anak kecil, ia ikut melompat berdiri dari kursinya. "Ayo ke ruang kerjaku di atas!" Sedetik kemudian pria itu berhenti. Ekor matanya menangkap menu sarapan Melodi yang belum habis. "Kau mau menyelesaikan sarapan dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Retrouvaille
Romansa[COMPLETE][SVT FF Series] --- The joy of meeting or finding someone again after a long separation; rediscovery. Xu Minghao, pria berkewarganegaraan China yang merantau ke Korea Selatan, mulai menemukan rumah barunya. Berawal dari rasa patah hati kar...