。8

2.9K 555 41
                                    

“Hai”

Hyunjin menoleh ke samping. Mendapati Chan di ambang pintu, dengan senyum yang begitu cerah.

Lelaki manis itu tak menjawab, juga tak merespon sapaan Chan. Ia mengembalikan fokusnya pada novel yang sedang ia baca.

Tak apa, Chan sudah terbiasa diacuhkan Hyunjin. Ia juga tak meminta Hyunjin untuk memabalas sapaannya.

Chan menghampiri Hyunjin, mendudukkan tubuhnya di ujung kasur Hyunjin.

“Kata bang Minhyun kamu demam, ya?” tanya Chan.

“Sejak kapan kak Minhyun mau ngomong sama kakak?” Hyunjin balik bertanya, dengan mata yang tak pernah lepas dari novel di tangannya.

“Sejak tadi”

“Bagus deh, udah putus baru mau diajak ngobrol sama lo” ucap Hyunjin sarkas.

“Kita sering ngobrol kok”

“Bukannya kak Minhyun gak suka sama kakak?”

“Ya kan kakak bukan tipenya bang Minhyun, ya kali dia suka sama kakak”

Hyunjin hanya dapat menahan tertawa saat mendengarnya.

Chan ini benar-benar tidak pernah berubah. Selalu tahu bagaimana caranya membuat Hyunjin tertawa.

“Kalo mau ketawa, ya ketawa aja sih gak usah ditahan”

“Engga juga, jangan geer”

Hyunjin kembali memfokuskan matanya pada novelnya.

Ia tak membaca sebenarnya. Itu hanya sebuah alibi agar Chan tak mengajaknya berbicara. Hyunjin hanya berpura-pura fokus.

Walau nyatanya, Chan tetaplah Chan. Yang hobi mengganggunya ketika ia sedang fokus.

Meski keadaan sudah berubah, meski saat itu Hyunjin menyakiti pria di sampingnya ini, Chan sama sekali tak merubah sikapnya pada Hyunjin.

Mungkin jika itu Hyunjin sendiri dan Chan yang ada di posisinya, ia pasti akan sangatlah merasa kecewa dengan akhir mereka yang cukup buruk.

Akan tetapi Chan adalah orang yang baik. Pria itu mungkin kecewa pada Hyunjin, tapi dia tak pernah membenci Hyunjin.

Dengan sikap Chan yang seperti ini, membuat Hyunjin merasa sangat menyesal kenapa ia harus mengakhiri kenangan indah mereka.

“Hyunjin”

“Jangan ganggu gue kak”

“Itu buku kamu kebalik”

Runtuh sudah pertahanannya dengan sikap masa bodonya pada Chan.

Niatnya ingin mengabaikan sang mantan kekasih, acting nya benar-benar payah dan berujung rasa malu.

“Keliatan banget gak mau kakak ajak ngomong” celetuk Chan.

“Kalo udah tau kenapa masih kakak lakuin?”

Chan tersenyum tipis, tangannya terulur untuk menepuk-nepuk puncak kepala yang lebih muda.

“Karena kakak kangen sama kamu”

Hyunjin diam, tak ada niat sama sekali untuk membalas ucapan Chan.

Jika boleh jujur, rasanya ingin sekali Hyunjin menjerit. Menjawab ucapan Chan jika dirinya juga sangat merindukan mantan prianya ini.

Tapi, tak bisa. Kata-kata itu rasanya tersendat di dalam tenggorokan dan tak dapat ia keluarkan.

“Hyunjin” panggil Chan.

“Hm”

“Kakak mau nanya sesuatu boleh?”

Hyunjin menoleh, membalas tatapan lembut Chan dengan raut datar.

“Apa?”

Chan mengunjukkan jari kelingkingnya ke arah Hyunjin, membuat lelaki manis itu mengerutkan dahinya bingung.

“Tapi janji harus jawab jujur”

Hyunjin menatap jari kelingking Chan yang dengan sengaja sang empu goyang-goyangkan.

“Tergantung apa pertanyaannya” jawabnya ketus.

Chan hanya terseyum seraya menurunkan kelingkingnya.

“Kenapa kamu mutusin kakak? Mutusin hubungan kita?”

Ini dia, pertanyaan yang sudah Chan lontarkan untuk kedua kali, yang sangat Hyunjin hindari.

“Kenapa diem?”

Dulu, tepat di hari berakhirnya mereka, Hyunjin dapat menjawab pertanyaan itu dengan lantang, pula dengan wajah percaya dirinya yang angkuh.

Tapi, saat itu ia sudah berlatih. Bagaimana ia harus berekspresi dan menjawab dengan tenang.

Saat itu, Hyunjin ingin kata menusuk itu ia ucapkan untuk Chan hanya sekali dalam hidupnya. Ia tak ingin menyakiti Chan lebih dalam.

“Hyun―”

“Gue kan udah bilang waktu itu kak―”

Hyunjin menarik napas dalam, sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

“Gue bosen sama lo, gue udah gak cinta sama lo kak, hubungan kita itu basi”

Dulu, Hyunjin dapat mengucapkannya dengan amat sempurna.

Entah kenapa, kali ini ia merasa acting nya sangat buruk.

“Begitu?”

Chan menunduk, kemudian tertawa kecil, sebelum kembali mengangkat kepalanya, menatap manik jernih favoritnya itu begitu dalam.





“Bukan karena kamu punya gagal jantung terminal, kan?”





Dan Hyunjin hanya mampu membeku setelahnya.

※※※

『PLUVIOPHILE』

※※※

Nah, udah kejawab kan?
Udah nih ya? hehe.

Pluviophile ; Chanjin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang