Hyunjin menunduk dalam, tangannya dengan kuat meremas selimut yang menutupi sebagian dari kakinya.
“Hiks..”
Satu isakan lolos, dan Hyunjin mencoba untuk menahan agar tangisnya tak pecah.
Namun yang ia lakukan salah, dadanya malah terasa sesak kala ia mencoba menahan tangisnya.
Grep
Disana masih ada Chan, merengkuh tubuh kurusnya dengan erat.
“Nangis aja, kakak gak mau liat kamu ngerasain sakit yang lebih kalau kamu tahan”
Dan setelahnya, tangis Hyunjin pecah. Air matanya turun dengan deras membasahi kemeja Chan.
Hyunjin membalas pelukan Chan tak kalah erat. Menelusup kan wajahnya pada dada bidang sang mantan kekasih.
Sementara Chan, dengan setianya mendengarkan tangisan menyakitkan itu. Mengelus punggung sempit itu, serta menghujami puncuk kepala Hyunjin dengan kecupan-kecupan penuh kasih sayang.
“Ma-af.. maafin hiks.. maafin aku..”
Chan menggelengkan kepalanya, mata sipitnya sudah memerah. Sesak rasanya mendengar kata maaf yang sulit Hyunjin ucapkan.
“Kamu gak salah, jangan minta maaf” bisik Chan dengan lirih.
Tangis Hyunjin kian mengeras, suara tangisnya terdengar begitu frustasi.
Hyunjin frustasi dengan hidupnya.
Ia ingin hidup dan berbahagia bersama Chan, orang yang paling ia cintai. Namun di lain sisi, Tuhan tak mentakdirkan mereka untuk bersama. Memisahkan mereka dengan cara yang menyakitkan, dan dengan terpaksa Hyunjin mengakhirinya.
“A-aku.. aku udah hiks.. nyakitin kakak, ma-maaf..”
Chan menengadahkan kepalanya, mencoba agar air matanya tak turun. Walau tetap saja, ia gagal mempertahankan air matanya
“Kakak tau kamu jauh lebih sakit”
“H-hhahh..”
Chan melepaskan pelukannya, terkejut saat melihat Hyunjin yang menunduk dalam sambil meremas dadanya dengan erat.
Napas lelaki manis itu terlihat tak teratur, dan Chan tidak begitu bodoh untuk tidak menyadari apa yang terjadi pada Hyunjin.
“Hyunjin tenang.. bernapaslah dengan benar, Hyunjin..”
Pria Aussie itu mencoba untuk tak panik, menenangkan Hyunjin yang terlihat tak kuasa mengatur napasnya dengan baik.
"Lihat aku.."
Chan menangkup pipi yang semakin tirus itu, menuntun Hyunjin agar menatapnya.
Wajah manis itu terlihat kacau, memerah dengan raut yang menahan rasa sakit.
“Tarik napasmu dengan pelan”
Hyunjin menurut, mengikuti setiap arahan yang Chan berikan.
Sampai akhirnya napas Hyunjin sudah kembali normal, Chan tersenyum lembut.
Chan mengusap pipi Hyunjin yang basah akibat air mata derasnya. Mata Hyunjin memerah, dan membengkak akibat banyaknya air mata yang dia keluarkan.
“Kalo mau nangis jangan kamu tahan, kalo marah jangan dipendam, itu cuma bikin kamu tersiksa”
Chan kembali merengkuh tubuh Hyunjin. Tersenyum lembut walau Hyunjin tak dapat melihat guratan bibirnya.
“Orang-orang di rumah sakit udah berusaha buat nyari pendonor, tapi susah..”
Hyunjin menutup matanya, mencoba menyamankan tubuhnya dalam pelukan hangat Chan.
“Siapa sih orang yang rela ngorbanin hidupnya buat orang lain? Hidup mereka cuma akan jadi sia-sia hanya karena ngasih jantung mereka buat aku”
Hyunjin kembali menangis, meski tak sekencang tadi. Sementara Chan dengan setia mendengarkan segala ucapan yang Hyunjin lontarkan.
"Aku frustasi, penyakit aku makin parah. Mungkin orang lain banyak yang lihat aku sehat-sehat aja, tapi aku sakit kak"
Hyunjin mengangkat kepalanya, menatap Chan dengan wajah frustasinya.
"Dengerin kakak"
Chan mengerti sulitnya mencari orang yang berbaik hati mendonorkan jantungnya untuk Hyunjin.
Atau mungkin tidak ada yang mau?
Wajar memang, tak ada yang mau bukannya mereka tak peduli. Mereka sangat peduli pada Hyunjin.
Tapi mereka tak bisa memberikan hidup mereka begitu saja, dan Hyunjin paham akan hal itu."Kamu pasti akan dapat pendonor yang rela ngorbanin hidupnya buat kamu, jangan putus asa"
Setelahnya, yang dapat Hyunjin rasakan adalah kedua bilah bibir itu mendarat di bibirnya. Kecupannya pada ranum pucat Hyunjin memberikan ketenangan yang telah lama tak ia rasakan.
※※※
『PLUVIOPHILE』
※※※
Aku nulis part ini sambil nangis. Bukan sama apa yang aku tulis, aku gak pernah nangis sama ff ku sendiri, mau sesedih apapun itu.
Aku cuma ngerasa sakit, dan kecewa dengan para faker di sekelilingku, wkwk.
Membutuhkanku tapi di saat aku gak punya apa apa dan butuh, mereka malah pergi. Ada beberapa, gak banyak, tapi cukup bikin aku kecewa.
Yah, seenggaknya temenku masih banyak.Malah curhat kan, hehe maaf ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile ; Chanjin✔
Short Story[Complete + Epilog]✓ ❝Setidaknya, aku ingin egois sekali saja, sebelum tak bisa lagi❞ ― hyunjin. warning! ーbxb ーdom, chan! sub, hyunjin!